||10||

9 0 0
                                    

Dosa

"miror Bapak-bapak. Emang kalian nggak tolol?" Kesal putra.

"Gua sih enggak. Secara jelas aja gua dipilih buat tukar pelajar di jerman"

"Maaf-Maaf aja nih...bukan maksudnya sombong"Lanjut syahdan.

"Pantes lea mutusin lu. Lu sombong nya aja lebih dari langit coba"ujar devan.

"Aelah ngomongin masa Lalu " Ujar Syahdan.

Mereka semua tertawa. Karena menurut mereka syahdan sangat gampang dibully, apalagi jika sudah menyangkut masa lalu nya. Ingin rasanya mereka menertawai nasib cinta syahdan yang sangat buruk.

"banyak-Banyak sedekah makanya"Ujar kenath.

"Iyain " dengan kesal syahdan pergi duluan dari sekolah. Melangkahkan kakinya cepat ke arah parkiran.

"Gua balik duluan ya" Pamit rafi.

Mereka mengangguk.

Rafi membelah jalan di kota nya. Ia melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Rafi memarkirkan motor putih nya saat sudah memasuki parkiran di rumahnya.

Ia masuk dengan langkah gontai. Namun saat ia ingin pergi ke kamar seseorang menarik lengan nya dengan kasar.

"Apasih!"Kesal rafi.

"Dari mana kamu?"Tanya Sang ayah.

"Sekolah"balas rafi.

"Kenapa telat?"

"apanya yang telat si!Jelas-jelas rafi baru pulang!"

"udah berapa kali papah ingetin jangan dek--"

"dekat-dekat dengan Syahla"Lanjut rafi.

Ia sudah sangat hafal kata itu yang selalu keluar dari mulut papahnya.

" Pah! Syahla punya ku pah! Kalau pun tuhan bikin darah kita sama! Aku akan langgar dosa yang papah maksud!"

Plakkkk

"Buka Mata kamu! Syahla adik kamu!"

"rafi nggak akan percaya sebelum papah dan syahla Tes DNA"

"Aku kasian sama mamah. Punya suami Yang Nggak ada bedanya sama brengsek"Selepas mengucapkan itu rafi pergi kedalam kamarnya.

Namun sebelum ke kamar rafi memampirkan dirinya ke dalam kamar mamanya.

"Abang udah pulang?"

Rafi menatap mamahnya yang juga sedang menatapnya.

"udah Mah"

"udah makan?"

Rafi menggeleng.

"Mamah bikinin ya,Abang mau makan apa?"Tanya mamahnya.

"Nanti aja mah"Balas rafi dengan senyum kecil.

Mamah rafi membalas senyum rafi.

"Sini duduk dengan mamah"

Dengan patuh rafi menduduki dirinya di samping ranjang mamahnya.

"Abang jangan nakal-nakal ya, kalau diomongin sama papah di dengerin ya bang " nasihat mamahnya.

Rafi hanya mengangguk.

"Maaf bikin abang repot selama ini"

Rafi menggeleng.

"Mamah ngomong apa sih, abang nggak sama sekali ngerasa mamah repotin"

Mamah rafi tersenyum, mengelus puncak kepalanya anaknya. Anaknya sudah besar, bahkan bisa menjalani tugas yang seharusnya ia kerjakan. Anaknya tumbuh menjadi lelaki yang bertanggung jawab.

"mamah udah makan?"Tanya rafi.

"Udah, Sebelum abang pulang mamah udah makan"

Rafi mengangguk mengerti.

"Rafi ke kamar dulu ya mah"Ucap rafi, ia mencium kening mamahnya dengan sayang. Lalu dengan gontai ia pergi ke kamarnya.

Ia menghela nafas nya. Mengacak rambutnya beberapa kali.
.
.
"Calla " Nayya memanggil calla dengan instonasi yang cukup keras.

Calla berbalik.

" Kenapa?"Tanya calla.

Nayya mendunduk, Menyembunyikan wajahnya.

"Nayya minta maaf. Bukan maksud Nayya Rebut rafi dari calla. Sumpah Nayya nggak ada hubungan apa-apa sama rafi, kita nggak lebih dari sahabat kaya Nayya sama calla " jelas Nayya.

Calla tersenyum, mengelus tangan sahabatnya itu.

"Nggak papa Nayya. Aku ngerti"

"K-kita masih jadi sahabat kan?"Tanya Nayya.

Calla terkekeh.

"Sampai kapanpun, kamu sahabat aku"

Nayya tersenyum, ingin memeluk calla. Namun saat ingin memeluk calla, Ia dihalangi oleh Lea yang tiba-tiba datang.

"Ngapain sih? Kok pada tegang?"
.
.
Bersambung

Ps : aku nulis ceritanya ini sesuai mood ya, Jadi kalau aku update nya lama berarti mood aku lgi gk baik hehe😂💓

About youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang