||05||

11 1 0
                                    

kenyataan.

Bahu calla bergetar.

"TERUS KAMU ANGGAP AKU APA!?"Teriak Calla.

"AKU SELALU KAMU SALAHIN! PADAHAL AKU NGGAK TAU APA APA!! "lanjut Calla.

Ia memundurkan langkahnya, menjauhi Rafi yang mematung di depan nya.

" Maaf aku tampar kamu, Tadi aku reflek, Maaf banget. "Ujar calla, ia berjalan menjauh dari rafi, menyebrang jalan dengan bahu bergetar.

Dan saat itu juga hujan jatuh turun ke bumi, Menyaksikan Betapa rapuh nya calla saat ini.

" hujan bikin aku ngerasa kalau aku nggak pernah jatuh sendirian"

.
.

Di dalam kamar bernuasa hitam putih ini, terdapat lelaki yang sedang terduduk di atas kasur, dengan Tangan yang meremas rambutnya.

"ARGHHH! BRENGSEK!"Teriak nya.

"APA YANG BARUSAN LO LAKUIN!?? LO BIKIN DIA SAKIT LAGI!"

"Jangan mempersulit keadaan calla, Aku begini karena aku tau ini yang terbaik untuk kita Berdua " Ujar rafi.

" AAAAAAAAA!"
.
.
.

Calla memandang jendela didepannya dengan pandangan kosong. Ia menghela nafas lagi dan lagi. Menahan air matanya agar tak turun melewati pipinya.

Ia begitu tak habis pikir dengan semua nya. Apa mau Nya rafi? Mengapa ia seperti di permainankan?

"Tell me why you always hurt me"lirihnya.

"sebenarnya apa yang buat kamu seperti ini Fi, kasih tau aku. Biar aku bisa bertahan lebih jauh, jika alasan mu masuk akal"

Di lain tempat, Rafi menatap lelaki didepan nya dengan sinis, ia sangat muak melihat lelaki itu di hadapannya sekarang.

"Mau apa?" Tanya nya.

"Saya sudah kasih tau anda untuk anda untuk menjauh dari Putri Syahla"

"Sialan."desisnya.

"Gua udah ikutin semua mau lu! Gua udah bikin syahla benci sama gua! Puas lu brengsek"

Lelaki tersebut mengangguk.

"Bulan depan saya akan pergi ke London untuk mengurus perpindahan mu"

Rafi hanya diam. Seakan mulutnya sangat kelu untuk berbicara.
.
.
.
Di pagi hari ini, Calla sudah di hebohkan berita Rafi menembak Nayya dilapangan. Dengan langkah cepat ia berlari kearah lapangan itu.

Dan benar saja, rafi sedang menekukkan satu kaki nya bawah, sambil memegang tangan Nayya.

"NAY, GUA MAU LU JADI PACAR GUA"

Deg.

Calla memejamkan mata, Menahan air matanya untuk turun.

"Aku berani sumpah. Ini sakit sekali tuhan"batinnya.

"Nggak Bisa rafi. Kamu pacar calla! Sahabat aku! Buka mata kamu rafi!"Balas Nayya.

Dua orang ini belum tau jika calla melihat semua ini.

Karena sudah tak tahan calla berjalan ke arah mereka.

"C-cukup"Lirihnya.

Tubuh rafi maupun Nayya mengenang. Nayya melepaskan genggamannya dari tahap rafi, ia berjalan kearah Calla.

"Diam disitu"ucap Calla.

"C-calla Aku sama rafi nggak ada apa-apa"

Calla menatap Nayya sendu.

"apa semua orang disini sedang membicarakan kebohongan"ujar calla.

Nayya menahan nafas sebentar, ia tau sahabatan nya ini sangat kecewa.

"Dan untuk kamu rafi. Apa maksudnya semua ini?"

Sekarang giliran rafi yang menahan nafas. Ia bertekad untuk membuat Calla semakin membenci nya.

"gua memang menyukai Nayya"

Air mata calla jatuh tanpa bisa di cegah.

"dan lu, gua jadikan Permainan"

Dada calla semakin sesak, ia merasakan Sakit.

"Dari dulu harusnya lu mikir! Gua nggak mungkin menyukai lu yang Jelas-jelas kita baru kenal beberapa hari! Lu cuma gua jadiin mainan. Dan sekarang gua udah bosen"

Rafi memalingkan wajahnya.

"Jangan nangis sayang"batin rafi.
.
.
Bersambung

About youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang