||21||

5 0 0
                                    

"Ga usah Banyak omong bisa?" Tanya Rafi dengan dingin.

Lelaki itu mengangguk.

"Welcome Rafi, Gua harap Geng Lu ga kalah lagi kali Ini " ujarnya dengan senyum miring.

" Ga Akan " rafi meninggalkan Lelaki itu yang menatap rafi dengan sinis.

" Gua bukan lawan lu rafi " ujarnya.
.
.
" Pi, Perasaan gua Ga enak Sekarang " Ucap devan yang berjalan disamping lutfi.

" Perasaan gua juga nggak enak dari tadi"

"Semoga Nggak ada apa-apa deh, Yuk Liat rafi"

Mereka berjalan kearah rafi berada.

"Raf, Lu udah bilang ke calla?"Tanya devan.

Rafi menggeleng.

"Lu balapan diam-diam?"Tanya lutfi.

Rafi mengangguk.

"Bokap lu? Tau? "Tanya devan lagi.

Rafi menghela nafas.

" Enggak,Udah ga usah banyak tanya"

Rafi menaiki motornya, Tak lupa ia memakai helm untuk melindungi kepalanya. Pertandingan sudah hampir dimulai. Anggota geng motor yang lain udah berada di tempatnya masing-masing.

Rafi sudah mengambil posisi di samping musuh bebuyutannya.

"SATU " Teriak perempuan dengan pakaian ketat yang memperhatikan lekuk tubuhnya.

" DUA"

"TIGA"

Balapan Pun Dimulai.

Telfon devan berbunyi.

"Halo Put?"

"Gawat"Ujar putra yang berada disana.

"Gawat gimana?"Tanya Devan.

"Calla"

"Calla ada disana. Dritadi"

Devan menutup panggilan tersebut. Ia berlari kearah arena balap liar tersebut dengan langkah tergesa.

Ia berdoa semoga calla tidak mengejar motor rafi. Dari arah belakang lutfi memanggil nama devan berkali-kali.
.
.
Calla berlari mengejar Rafi, Ia meneriaki Nama rafi berkali-kali.

Calla menunduk kepalanya, Ia lelah berlari-lari dari awal start sampai di pertengahan jalan ini.

Ia menghela nafas, Lalu berlari kembali. Namun sayang, Saat ia ingin berlari kembali motor dari salah satu peserta balap liar tersebut menabrak Calla dengan sangat kencang. Tubuh calla terpental jauh, Dan saat itu mata calla tertutup rapat.

"CALLA"

Rafi memberhentikan motornya, Membalikkan Arahkan motor nya.

Mata rafi terbelakak, ia buru-buru turun dari motornya lalu berlari menghampiri calla yang tergeletak dijalan raya tersebut.

"Cal--"

"CALLA " Teriak rafi.

Devan dan lutfi berada disana, Disamping rafi.

Lutfi menelepon Putra untuk membawa mobil secepatnya.

" CALLA! BANGUN BODOH!"

Jaket rafi terdapat banyak darah calla.

"Ayok buru bawa calla ke rumah sakit terdekat"

Dengan nekat putra membawa mobil tersebut.

"Yang cepet bawanya! "Ucap rafi.

" Sabar gila! Gua deg-deg nih!"Ujar putra.

"Buruan anjer!!!!"

"Sabar!"

Putra mengendarai mobil tersebut dengan kecepatan kencang.

"PUTRA ATI-ATI BEGO! "

" PUTRA GILA! JANGAN KENCENG-KENCENG!! "

" PUT! MENDING GUA AJA SINI YANG BAWA! GUA GA MAU MATI ANJIR! "

" KENCENG SIH KENCENG! TAPI GUA NGGAK MAU MATI MUDA TAI! "

" PUTRA!!!! "Teriak mereka.
.
.
.
Mereka menunggu diruang tunggu sekarang. Calla sedang diperiksa oleh dokter didalam.

Tadi saat mereka sudah sampai di rumah sakit, Rafi turun begitu saja. Ia memanggil perawat didalam seperti kesetanan. Perawat yang dipanggil pun berlari dengan tergesa-tega, Lalu mengambil brankar rumah sakit dan membawa calla masuk kedalam Icu.
Karena kondisi calla yang memang parah.

"Calla bakal baik-baik Aja " ujar devan mengusap punggung rafi.
.
.
.
.
Bersambung

About youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang