||17||

5 0 0
                                    

Losing.

"Pulang yuk" Ajak rafi.

Calla mengangguk,Mengikuti Rafi dari belakang untuk ke parkiran motor.

Rafi berhenti, Lalu membalikkan badannya kearah belakang.

"Ngapain jalan di belakang?"Tanya Rafi.

"sini jalan di samping gua. Lu bukan bodyguard gua"

Calla berjalan pelan kesamping rafi.

Namun tiba-tiba handphone rafi berdering.

"Bentar " Ujar rafi.

Calla mengangguk.

Rafi Berjalan menjauh dari tempat calla berdiri.

" Halo " ucap Rafi.

".........."

"Apa?! Nggak mungkin!"

Rafi mematikan ponselnya secara mendadak. Ia berjalan pelan kearah calla, Matanya memerah,membuat calla kebingungan.

"Rafi kamu kenapa?"

Rafi diam, Lalu menarik tangan calla pelan. Calla yang ditarik hanya diam.

Dengan kecepatan tinggi motor rafi pergi dari taman tersebut. Ditengah perjalanan calla memegang jaket rafi sangat erat. Seakan mengerti, Rafi melambat kan laju motornya.

Dan saat sudah sampai di depan rumah, Rafi memarkirkan motornya sembarangan, banyak orang disana, sedang duduk di kursi berwarna hijau. Dan tenda pun berdiri didepan rumah ini. Di depan pintu rafi melihat putra, Kenath, Syahdan, dan devan sedang menatap nya prihatin.

"Raf--"

"Minggir!"Potong rafi.

Ia menerobos Kerumunan orang, dengan langkah gusar dia berjalan masuk kedalam.

Dan disini, air mata rafi jatuh, Bersamaan dengan luka yang menancap dihatinya.

Wanita yang mati-matian merawat nya dengan kasih sayang yang sangat besar, harus terbaring kaku, ditutupi kain. Rafi berjongkok, Menunddukan kepalanya.

"MAMAH!!!"Teriak nya diringi isak tangis yang sangat memilukan.

"ENGGAK! ENGGAK! MAMAH NGGAK MUNGKIN NINGGALIN RAFI! MAMAH BANGUN!!"Teriak rafi lagi.

Teman-temannya memegang pundak rafi, bermaksud menenangkan.

"KALIAN NGAPAIN NGELUS PUNDAK GUA SIH?! BANTUIN NYOKAP GUA SIALAN! KASIAN DIA NGGAK BISA NAFAS"

"Fi, udah nyokap lu udah tenang!"Kenath memegang dua pundak rafi.

"Dengerin gua! Nyokap gua masih ada! Dia cuma tidur sebentar! Bantuin dia kenath! Dia gak bisa nafas kalau ditutupin gitu!"

Calla berjalan pelan, Mendekati rafi.

"rafi dengerin aku, biarin mamah kamu tenang, kamu jangan gini"

"nyokap gua nggak mungkin ninggalin gua! Mamah bangun! Bilang ke mereka semua, kalau mamah cuma tidur! Mah bangun!!"

Bugh.

Devan menonjok Wajah rafi, Putra dan lainnya yang melihat itu meringis pelan.

"Mamah lu udah tenang Rafi! Jangan bikin dia sedih dengan lihat anaknya yang nggak ikhlasin dia pergi!"

Rafi diam, Ia menunduk. Lalu mengangkat kepalanya pelan. Dan ia tahu, Bahwa ini bukan mimpi, ia benar-benar kehilangan ratu nya.
.
.
.
Di pemakaman ini sangat sepi, hanya ada papahnya, Rafi, dan teman-teman nya. Rafi diam, menatap makam mamanya dengan sendu.

"Rafi nanti kalau udah besar mau jadi apa?"

"Emm, Api au adi doktel mah"

"Dokter sayang"

"Doktel "

" Dokter"Dengan gemas, Ibu dari anak ini menggendong anak kecil itu dengan Gemas.

Rafi ingat masa-masa Itu, Ibu nya yang selalu ada untuknya, harus menghadap kepada tuhan lebih dulu. Ia tahu mamanya memang orang baik, untuk itu mungkin tuhan sudah ingin bertemu dengan mamahnya.

Ia ikhlas. Jika mamahnya benar-benar meninggalkannya.

Saat rafi melihat kearah pohon yang berada di belakang makam mamahnya, ia melihat perempuan sangat cantik berdiri disana, tersenyum kearah nya, lalu perlahan-lahan wanita itu menghilang diikuti cahaya yang ilang juga.

"Tugas ku sudah selesai Tuhan menjaganya. Sekarang yang ku minta hanya satu, jaga wanita yang sangat aku sayangi. Aku tahu, kau sayang dengan Mamah ku. Untuk itu kau ambil dia dariku"
.
.
.
Tamattt...

Canda wkwk😂😙Jan Serius-serius amat deh wkwk

About youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang