Bab 18|keputusan

6.8K 192 1
                                    

Seorang wanita paruh bayah berpakaian putih khas dokter keluar dari ruangan binca yang seketika memcah suasana tegang menjadi cemas yang bercampur menjadi satu dengan ketegangan yang tiba tiba saja rasanya melingkupi seluruh sisi rumah sakit

"Bagaimana kondisi istri saya dok?" Tanya alif dengan wajah cemasnya

"Maaf dokter alif sebenarnya banyak yang ingin saya bicarakan kepada anda apakah anda bisa ke ruangan saya sebentar untuk membicarakan masalah ini"

"Baik dok" dokter itu mengagguk lalu berlengang pergi ke arah ruangannya bersamaan dengan itu adik alif zahra datang dan Darel yang sedari tadi ada di tempat itu pun lahan perlahan menjauh menjauh hingga hilang di telan oleh kejauhan itu sendiri

Belum belum saat Darel muncul di depan keluarga alif saat ini sebab jika hal itu tetjadi maka semua hal yang sudah direncanakannya bisa gagal begitu saja. Ia pasti akan muncul di depan keluarga alif tapi nanti saat waktu nya telah pas

"Ka gimana keadaan ka bianca" tanya zahra

"Kaka juga enggak tau zar, tadi dokter bilang kaka di suruh ke ruangannya katanya ada yang perlu di bahas tentang keadaan vianca saat ini"

"Ya ampunn, sabar yah ka aku yakin ka bianca pasti enggak kenapa kenapa begitu pula dengan calon keponakan aku" kata zahra memberikan support

"Iya zar. Kaka... kaka cuman takut aja takut kalau bianca sama calon anak kaka kenapa kenapa atau bahkan mereka..." alif segera memberhentiakan kata katanya seolah menepis pikiran negatif yang bersarang di kepalanya

"Udah kaka untuk saat ini kaka jangan pikirin yang macem macem dulu kaka mendingan fokus berdoa dan kasih support yang banyak buat kak bianca"

"Iya zar makasih yah dek"

"Iya kak"

"Ya udah kalo gitu kaka mau masuk ke ruangannya bianca dulu habis itu kita ke ruangan dokter bareng bareng yah" zahra mengguk lalu duduk di kursi tunggu yang telah di seduakan pihak rumah sakit

Ceklek...

Alif memasuki ruangan bianca dan segera duduk di bangku samping tempat bianca yang telah di siapkan alif meraih tangan bianca yang terbebas dari jarum infus kemudian mengenggamnya lembut

"Bi" sapa bianca yang tidak sama sekali di jawab oleh bianca alat alat penunjang rumah sakit yang entah lah fungsinya untuk apa itu seolah menjadi wali dari bianca untuk menyapa alif

"Aku bingung bi, aku bingung sama semuanya rasanya. Rasanya aku ingin marah sama kamu karena kamu tega bohongin dan ngehianatin aku tapi... tapi aku sendiri enggak bisa bohong kalau aku sangat mencintai kamu, jujur aku khawatir sama keadaan kamu saat ini tapi aku juga kesel kesel karena kamu dengan teganya ngehianatin cinta aku sama kamu, emangnya emangnya selama ini apa yang kurang aku kasih buat kamu bi" alif terdiam seolah menetralisir rasa sakit yang tiba tiba saja menyerang dadanya

"Bi... kamu bangun yahhh. Jangan tidur terus seperti ini, aku aku enggak mau kamu sama anak kita kenapa kenapa jadi kamu minta sama kamu tolong bangun" kata alif lembut

"Aku pergi dulu aku mau nemuin dokter aku mau nanya gimana caranya ngebuat kamu bangun dari mimpi indah kamu saat ini" pamit alif langsung beranjak dari bangku samping brankar bianca

Ceklek

"Kak" sapa zahra berdiri menghampiri sang kaka tercinta

"Kita ke ruang dokter dulu yuk dek" ajak alif
~~~

"Jadi maksud dokter bayi saya harus lahir prematur?" Tanya alif kaget setelah mendengar penjelasan dokter yang menjelaskan pada intinya bianca harus segera lahiran

"Iya dok, nyoya bianca harus segera menjalani oprasi ceasar"

"Tapi dok usia kandungan istri saya itu masih 8 bulan" (maaf yahhh author lupa perkiraan kehamilannya jadi anggep aja usia kehamilan bianca itu 8 bulan) "dak apa tidak bisa menunggu sampai usia kandungan istri saya 9 bulan?" Tanya alif kalut

"Maaf dok jika kita tetap memaksakan persalinan nyoya bianca hingga menunggu sampai 9 bulan 10 hari saya tidak akan bisa menjamin jika tidak terjadi sesuatu kepada anak serta istri anda"

Alif menghela nafas frustasinya berharap nafas yang ia hembuskan ikut terbuang bersama dengan nafasnya yang ia hembuskan "baik dok lakukan yang terbaik untuk anak saya serta istri saya" putus alif, kemudia dokter itu memberikam sebuah kertas pernyataan yang kemudian di tanda tanggani oleh alif sendiri sebagai pihak keluarga

"Dok lalu jika anak saya masih berumur 8 bulan sudah di lahirkan bagaimana kedepannya ia akan hidup, maksud saya bukan kah bayi yang masih berumur 7 bulan itu keadaan nya masih kecil dan tidak memungkin kan untuk ia keluar dari rahim ibunya?" Tanya alif

"Masalah itu mungkin dokter akan kami masuk kan di dalam tabung inkobator yang telah di sediakan rumah sakit ini, lalu masalah bayi dokter keluar kapan itu tergantung dari kondisi bayi, jika kesehatan bayi dokter cepat pulih maka bayi dokter akan cepat keluar dari tabung inkobator namun jika mungkin agak lambat bayi anda akan keluar 1 bulan kedepan atau lebih"

"Baik dom trimakasih penjelasannya" kata aluf yang langsung menjabat tangan dokter wanita itu yang setelahnya di ikuti oleh zahra yang sedari tadi hanya menonton penjeasan dokter tanpa ikut bersuara

Ceklek

Alif dan zahra sekarang sudah berada di lorong rumah sakit menuju ruang rawat bianca, di tengah tengah perjalanan alif baru tersadar dengan kurangnya satu orang anggota keluargana yeng sepertinya tidak ikut bersama sang adik

"Hm... zar bunda mana kok bunda enggak ikut kamu sih?" Tanya alif

"Eh... bunda di rumah kak. Kaka tau sendiri kan hubungan kak bianca dan bunda itu kaya gimana" alif tertunduk lesuh mendengar keterangan yang di berikan zahra adiknya

Sedikit cerita dulu sebenarnya bunda alif merestui hubungan alif dan bianca namun setelah aluf melamar bianca dan kala itu di tolak oleh bianca entah kenapa ibu alif langsung tak menyukai bianca apa lagi setelah ibu alif tau kelakuan bianca yang sontak saja membuat ibu alif semakin tidak menyukai wanita yang berstatus istri alif itu

Dan jujur saja selama menikah dengan alif bianca hanya bertemu dengan bunda alif beberapa kali saja itu pun mereka tak saling ngebrol mereka bicara hanya jika di perlukan saja

"Trus kak papinya ka bi kemana kok aku enggak liat sih?" Tanya zahra bingung

"Papi masih di luar negri zar, heh.... kamu tau sendiri lah gumana hubungan bianca sama papinya" zahra tampak priharin atas nasib malang yang menimpa kaka iparnya itu, bakan di saat bianca seperti ini ayah kandungnya pun tak mau menengok anaknya sendiri sungguh miris yang di rasakan sang kaka iparnya itu
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~tbc

Votmen jangan lupa
Maaf baru up tapi kan aku doble sebagai permintaan maaf yah

Your Brother [#1 The Story] {Bianca Alif} (Complide)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang