Bab 24|Dia?

5K 185 7
                                    

"Kamu siapa?" Tanya ratih kaget
Ketika seorang wanita muda masuk ke ruang rawat menantunya

"Ya ampun tante! Tante! Tante Ratih kan?" tanya wanita itu meyakinkan, bianca yang bingung hanya bisa mengerutkan alisnya dan mengedikkan bahunya

"Iya saya Ratih, kamu siapa?" Tanya Ratih lagi

"Ya ampun tante, tante masa tante lupa sih sama aku, aku Azura tante, temennya Alif waktu Alif masih SMP dulu"

"Oh iya tante ingat kamu itu Azura kan, Azura yang pernah pacaran sama Alif waktu SMP dulu, sampe-sampe tante marahin kalian berdua karena pacaran" kata Ratih sambil berusaha mengigat ingat kejadian dulu ketika Alif dan Azura masih menginjak bangku SMP

Azura tertawa mendengar penuturan Ratih "iya tante, tante masih ingat?"

"Iya dong tante masih ingat kan kamu menantu idaman tante banget" kata Ratih menyanjung Azura, seolah lupa akan kehadiran Bianca yang berstatus istri anaknya_menantunya

Dalam hati bianca merasakan sakit yang teramat dalam, mengapa mertuanya itu berkata seperti itu, tak sadar kah ia sekarang bahwa di depannya kini ada dirinya, yang berstatus menantunya

Apa karena bianca enggak pinter masak, suka keluyuran malam, dan berasal dari keluarga Broken home seenaknya bunda membanding bandingkan ia dengan wanita itu, bianca tau kok, kalau dia memang bukan wanita yang sempurna untuk alif, bianca sadar akan hal itu, tapi apakah harus mertuanya itu berkata seperti itu tanpa menjaga perasaannya terlebih dahulu, paling tidak dia membicarakan hal itu tanpa sepengetahuannya

"Ehkmmm" Azura yang mendengar deheman Bianca seketika sadar bahwa di dalam ruangan ini tidak hanya ada dirinya dan Bunda

"Oh haiii!" Sapa Azura kepada Bianca yang di balas dengan deheman kecil, entah lha setelah tahu bahwa Azura dan suaminya dulu pernah menjalin kasih mood bianca seketika berubah

"Kenalin namaku azura! kamu bianca kan istrinya Alif?" Kata azura sambil mengulurkan tangannya menjabat tangan bianca, bianca tidak membalas uluran tangan azura dia hanya bergumam kecil kemudian mengalihkan pandangannya

Azura yang merasa tidak enak karena sadar bahwa sepertinya bianca tidak senang akan kehadiran dirinya, dia hanya tersenyum kecut

"Hm... oh ya... semalam Alif, pergi ke club, dia mabuk berat semalam, akhirnya aku membawanya pulang ke rumah, tadinya aku ingin memberi tahumu tapi aku lupa, dan maaf baru memberi tahu mu sekarang" celetuk Azura tiba-tiba, bianca yang mendengar omongan azura melotot garang

Bianca melirik ke arah mertuanya kini senyum sinis mertuanya semakin lebar, oh mati dia tadi kan bianca bilang bahwa semalam Alif ada di rumah sakit ini menemaninya, yang sebenarnya hanya omong kosong belaka, dan sekarang mertua cerewetnya itu tau kalau bianca berbohong

Uh... hancur sudah image baiknya di depan mertuanya, pasti kini kebencian Bunda terhadap bianca semakin bertambah lagi

"Benar kan kata Bunda tadi pasti saat ini kalian tengah ada masalah, jika tidak mana mungkin Alif pergi ke club malam. Bunda tahu anak itu dia merupakan anak yang paling jarang mengunjungi tempat-tempat seperti itu kecuali jika dia sedang ada masalah dan sekarang bunda yakin kalian pasti sedang ada masalah, dan Bunda yakin Alif seperti ini pasti gara gara kamu Bi...."

Sekarang bianca sudah tidak bisa bicara lagi, Alif ketidak adaan Alif disini seolah mendukung kekalahan Bianca saat ini

"Anak itu emang anak keras kepala, sudah ada wanita cantik, dan pintar segalanya, eh dia malah memilih wanita bar-bar an seperti kamu, hanya gara-gara cinta, dan pada akhirnya liat lha sekarang, bunda yakin sebentar lagi anak itu pasti akan menyesal telah menikahi kamu, dan sesegera mungkin menalak kamu"

Kini bianca hanya bisa tertunduk sedih, dia memang menyadari semua kekurangan dirinya, tapi apakah Alif akan tega menceraikan dirinya setelah bianca melahirkan anaknya, jika iya sungguh bianca benar benar sudah tidak sanggup lagi, rasanya dia ingin meminta agar tuhan segera lha cabut nyawanya, saat itu juga

Azura yang merasa menjadi subjek pembicaraan Bunda hanya biasa menampipkan wajah tidak enaknya

"tante! kok tante ngomong gitu sih" tagur azura merasa tidak enak

"Emang gitu kenyataannya sayang, Bianca ini enggak bisa apa-apa, enggak cocok buat ngedapetin anak tante, yang cocok buat anak tante yaitu cuman kamu aja, kamu kan pinter, sarjana, dokter, jago masak, pasti pinter ngurusin suami, enggak kaya bianca yang enggak bisa berbuat apa-apa" kata Ratih tak berperasaan

"Iya ta_" baru saja Azura ingin membalas ucapan Ratih tiba tiba terdengar suara pintu di buka

Ceklek....

Seoarang pria berpakaian putih putih khas pakaian dokter kini masuk ke ruang rawat Bianca

"Bunda" sapa Alif kepada Ratih

"Alif" semua yang ada di sana kaget atas kedatangan Alif di ruangan bianca, bukannya Alif sedang marahan dengan Bianca lalu kenapa sekarang Alif berada di sini

"Bunda, Bunda ke sini kok enggak bilang bilang dulu sama Alif?" kata Alif biasa biasa saja seoalh tidak ada masalah

"Kok kamu bisa ada di sini sih lif?" Tanya Bunda heran, jika Alif dan bianca sedang marahan mana mungkin Alif sekarang berada di sini

"Loh istri Alif kan lagi sakit Bun, masa iya sih istri sakit Alif malah tingalin sendirian" kata Alif enteng

Bianca dan Azura masih diam tak bergeming berusaha menirmalkan pikiran mereka masing masing

"Loh, bukan nya kata Azura kamu tadi malem itu habis ke club malam yah, kok bisa sih setau bundakan kamu tuh kalo lagi ada masalah pasti larinya ke club malam, sedangkan kata Azura kamu semalam lagi ada masalah"

Alif terkekeh kemudian menjawab "oh itu semalam itu aku emang lagi ada masalah tapi masalah aku bukan tentang masalah rumah tangga aku kok bun, rumah tangga aku sama bianca baik vaik aja kok, enggak terjadi apa apa sama rumah tangga kami berdua, iya kan bi?" Kata Alif bertanya pada bianca, bianca yang masih terkejut pun hanya bisa mengagguk anggukan kepalanya

Alif bukan pria bodoh tentu saja apa yang dia katakan kepada bundanya itu adalah kebohongan belaka untuk menutupi masalah rumah tangga yang tengah menimpa dirinya dan istrinya, Alif yakin jika dia jujur bahwa bianca dan dia sedang ada masalah pasti bundanya itu, akan menyuruh alif menceraikan bianca apalagi jika bundanya rau bahwa bianca berselingkuh darinya bisa biasa bundanya akan keras kepala menyuruh alif bercerai

sedangkan Alif sendiri tidak mau bercerai dari bianca, dia masih sangat mencintai bianca jadi mana mungkin Alif mau menceraikan binca, di pikir membuat bianca menjadi miliknya sepenuhnya itu mudah apa? Dulu saja ketika Alif mengajak bianca menikah sebelum bianca hamil, bianca tidak mau, baru setelah bianca hami lha bianca mau dinikahi olehnya. Jadi intinya alif tidak akan melepaskan bianca karena masalah ini

Jangan tanyakan lagi tentang bunda Alif, sungguh bunda alif kini kaget bukan kepalang dia hanya bisa diam mengekspresikan kekagetannya sekaligus menetralisir rasa malunya di depan menantu dan anaknya serta Azura tentunya

"Ya udah kalo gitu bunda balik aja dhe" kata Ratih berbalik

"Loh bunda enggak mau ngejenguk cucu bunda?" Kata Alif

"Enggak nanti aja, bunda cari makan sebentar habis itu bunda balik lagi buat nengokin cucu bunda" alif hanya mengaguk, selajutnya dengan langkah pelan Ratih meninggalkan ruang rawat bianca

"Ya udah lif aku juga pergi aja dhe, nanti aku balik lagi yah buat ngejengukin istri sama anak kamu" pamit Azura, alif hanya mengaguk

Selepas Azura pergi kini hanya ada alif dan bianca di ruangan serba putih itu

"Kak makasih yah, udah mau maafin aku" kata bianca tersenyum hangat

"Masalah kita belum selesai bi" balas alif

**********

Tbc....

Votmen jangan lupa.....

Your Brother [#1 The Story] {Bianca Alif} (Complide)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang