Wanita itu, wanita yang selama ini menganggu kehidupan rumah tangganya bersama Alif kini tengah berbaring lemah di atas ranjang berwarna putih di sertai dengan alat pernapas dan selang infus di salah satu tangannya
"Lif, aku pengen ngomong sama kamu" panggil wanita itu menyuruh Alif mendekat ke arahnya
"Aku di sini, Zura" balas Alif lirih
"Men...dekat lha a..ada yang mau aku sampein sama kamu"
Alif pun mendekat di samping brankar Azura
"Kenapa Azura, apa yang kamu mau omongin sama aku?" Tanya Alif pelan dan lirih, kini dia telah berada di samping pembaringan Azura dengan salah satu tangannya menggenggam jari jemari lembut milik Azura
"Aku.... m...mau minta maaf sama kamu" belum selesai pembicaraan antara Alif dan Azura tiba tiba saja Bianca berlari keluar dari ruanggan itu
Rasanya, Bianca benar benar tidak kuat berada dalam satu ruangan yang sama dengan perempuan yang menjadi penyebab semua permasalahan rumah tangganya, dari pada dia mengamuk dan kecewa lebih lama di dalam ruangan itu lebih baik dia pergi menjauh dari situ
*kembali ke alif dan Azura
"Lif.... ka..kamu, a..aku udah cerita kan sama kamu tentang hubungan aku dan Darel aku... mohon maa..f sama kamu dan bi..anca""Iya zura aku maaffin kamu kok" ucap Alif tulus
"Makasih, kalau gitu aku bisa per...gi dengan tenang a...ku titip sa...lam yha sama Bianca dan anak kamu Thyas"
"Kamu mau pergi ke mana zura, enggak kamu jangan pergi dulu, kamu enggak boleh pergi kamu engak liat Bianca masih marah sama kamu, kamu harus selesein masalah kamu dulu sama dia, setelah itu, kamu berobat aku yakin kamu pasti masih bisa sembuh, kalau perlu aku bakal bawa kamu ke luar negri untuk ngobatin kamu"
"Engak lif... ak...ku bener bener udah engak kuat mungkin... ini hu..kuman buat ak...ku, masalah Bianca aku, udah nulis sesuatu buat dia aku surat itu ada di laci kamar aperteman aku, ak...ku rasa aku ha...rus per..gi, sele..mat ting...gal lif" Alif yang panik dengan kondisi Azura yang terlihat seperti orang kehabisan nafas pun buru buru memanggil dokter, bahkan lantaran panik nya Alif sudah lupa bahwa di situ telah di sediakan sebuah tombol untuk memanggil dokter
Dokter datang dengan diiringi suster yang memegang sebuah kertas yang entah kertas untuk apa itu gunanya, dokter kemudian mengambil sebuah alat yang terhubung dengan benda berbentuk kubus yang terletak di samping brankar, dokter terus memompa jantung Azura berharap jantung yang kian melemah detaknya itu kembali berdetak, hingga semuanya benar benar berhenti, jantung azura berhenti, diiringi dengan air mata kesedihan Alif dan kenangan kenangan yang menyertainya
Dan pada akhirnya Azura pergi, pergi dalam ketenangan dan kini hanya tingal kenangan lha yang tersisa, Alif tidak ingin mengingat semua kenangan buruknya bersama Azura termasuk mengingat bahwa Azura yang sempat menimbulkan badai di dalam ruma tangganya yang saat ini Alif ingin ingat dari Azura adalah kenangan manisnya bersama gadis itu, bagaimana dulu polosnya Azura pada saat ia masih berumur 10 tahun, Alif akan selalu mengingat hal itu
Tingakah lucu gadis yang kini terbaring kaku itu kini hanya lha tinggal kenangan, senyum nya akan Alif jadikan sebagai pengingat bahwa ia dulu pernah menjadi matahari di dalam hidupnya yang singkat, tawanya akan selalu menjadi penyejuk bagi Alif, dan semangatnya akan Alif jadikan pedomannya, selamat tinggal Azura, tunggu kami semua di sana, aku janji tidak akan pernah melupakan mu
Bianca bersimpuh di atas pusara yang bertuliskan Azura maharani binti Marko kurniawan, karena Azura di jakarta tidak memiliki sama sekali sanak saudara akhirnya Alif lah yang mengurus semua prosea pemakan Azura
"Azura walaupun selama ini kamu yang udah buat badai di rumah tangga aku, tapi aku tetep maafin kamu, karena tanpa kamu sadari badai itu lah yang ngebuat aku kuat akan cinta aku ke suamiku, karena aku tau ujian rumah tangga ada untuk gunanya untuk saling menguatkan cinta yang kita miliki, dan aku bersyukur akan hal itu, aku ikhlas atas kepergianmu, bahagia lha di sana sahabatku, doa ku selalu menyertaimu" batin Bianca mengelus batu nisan Azura
"Kak... maaf fin aku yha karena pada saat detik detik terakhir Azura pergi aku ga ada di samping kamu, padahak harusnya saat itu aku nguatin kamu" sesal Bianca
"Udah enggak papa bi, lagian aku yakin Azura juga paham kok dengan situasi kamu saat itu"
Jika di tanya menyesal kha Bianca hari itu meninggal kan ruangan Azura padahal itu adalah detik detik terakhir azura hidup di dunia ini, maka jawabannya Bianca amat menyesal, karena di saat terakhir Azura Bianca harus nya ada di situ menyampaikan segalanya apa pun yang ingin dia sampaikan tapi ya sudah lha nasi sudah menhadi bubur tinggal di beri bumbu saja agar bubur itu sedap untuk di makan
Bianca sendiri tau bahwa Azura meninggal ketika 15 menit setelah azura pergi ia hendak kembali ke kamar Azura mengambil tas yang ia tinggalkan di dalam ruangan itu
"Hmm... oh iya, sempet bilang ada sesuatu yang dia titipin buat kamu"
"Titipin? Barang apa kak?"
"Aku juga enggak tau bi... dia bilang katanya surat, dia naruhnya di laci nakas kamar di aperteman dia, ya udah mending nanti pulang dari sini kita langsunf ke apertemannya buat ngambil barang itu"
Bianca hanya mengaguk merespon perkataan Alif "ya udah yuk kita pulang, kasihan tyas kita titipin di rumah sama bunda, takutnya thyas rewel lagi"
"Ya udah yuk"
_____♡♡♡_____
Tbc....
Masih ada satu part lagi, sebenernya sih ini bagi aku udah end ceritanya, cuman karena aku mikir aku belum jelasin gimana baikan nya Alif sana Bianca jadi aku putusin satu part lagi
Btw... sory yha lama up, aku terlalu sibuk sama dunia real sampe lupa kalo aku punya dunia orange sendiri hehehe
Aku enggak jago buat part sedih sedih tapi kalo baca cerita sedih yang akhirnya happy ending tuh aku hobi banget malah
Tapi kalo ngebuat sendiri berasa masih kayak kurang sedih di bandingkan dengan author author lain
Ya udah lha sampe di sini dulu cuap cuapnya kita, sampai jumpa satu part lagi
See u bye🙌🙌🙌
Votmen jangan lupa
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Brother [#1 The Story] {Bianca Alif} (Complide)
Fiksi UmumThe Story series: 1. Bianca story ✔ 2. Casandra story 3. Flora story Baginya "jika memang kamu mencintainya (Alif) kita tidak harus menikah, katanya pernikahan itu menyatukan dua hati yang mencintai, lantas mengapa di luar sana masih banyak orang ya...