"Ayolah, dia sudah mengosongkan jadwalnya untukmu. Jadi, kau harus datang!"
Yoongi sudah berbicara dengan Hoseok dan melepas rindu. Si Min tak lupa sekalian mengatur jadwal agar Jimin bisa berkonsultasi. Namun, apa yang terjadi di hari esoknya sungguh membuat si musisi ingin menampar wajah anak Park Jaejin itu.
"Tapi-"
Si Park memang banyak alasan.
Kini Jimin masih berbaring di sofa sambil menonton televisi. Pakaiannya begitu santai, kaos putih tak berlengan lalu celana pendek. Ia enggan bergerak satu senti pun dari posisi nyamannya. Kelihatan jelas anak ini begitu malas padahal rumah si psikolog hanya perlu menyebang jalan saja.
"Jimin, sebaiknya kau menurut," ucap si pirang Taehyung yang sudah berdiri di samping Yoongi.
Si musisi mengangguk setuju. Ya, sebaiknya anak ini menurut karena dalam otaknya sudah ada berbagai rencana. Bahkan rencana terburuk yang akan membuat Jimin tersiksa dan rela menuruti semua perintahnya. Misalnya mematahkan kuas si pelukis, atau mengoyak hasil lukisannya. Ah, anak itu pasti menangis kalau sampai itu terjadi.
Yoongi hanya menyeringai kecil.
Si Park hanya menatapnya dengan takut-takut, "Hyung tidak membuat rencana yang aneh-aneh kan?
Senyuman kecil si manis semakin lebar.
Menyeramkan.
Jimin langsung menegang lalu ia langsung berdiri dengan tegak. Begitu kaku.
"Baiklah, aku akan pergi. Biarkan aku bersiap-siap dulu."
Si pelukis itu segera mengambil remote dan mematikan televisi. Kakinya berlari ke lantai atas. Beberapa menit kemudian ia turun dengan sweater dan celana panjang. Tentu saja, dilapisi jaket lagi. Oh tentu, musim dingin semakin dekat. Duo Daegu juga mengenakan selapis jaket lagi agar tidak membeku di luar sana.
Yoongi hanya tersenyum.
"Baiklah, ayo pergi."
"Tunggu, mana Jungkook? Aku harus memberitahu dia dulu supaya dia tidak meninggalkan rumah ini sendirian."
Jimin bergumam sendiri lalu berteriak sangat nyaring, "Jungkook!"
"Ne, Jimin?" seruan dari lantai atas terdengar menggema.
"Pakai kata hyung! Kami bertiga mau pergi, kau jaga rumah!"
Jimin membalas dengan sedikit kesal lalu adik sepupunya itu hanya menjawab dengan seruan lain, "Baiklah, bye, hyungdeul!"
***
Dua pemusik asal Daegu itu berakhir menunggu di luar, di ruang tamunya Hoseok. Di ruang kerja, hanya ada dua orang, si pasien dan psikolognya. Kata si Jung, yang sakit saja yang boleh masuk. Ya sudah, mereka berakhir di ruang tamu. Dengan santai, Taehyung berjalan ke dapur lalu mengambil sepotong cheesecake dan dibawa ke ruang tamu. Yoongi hanya diam.
YOU ARE READING
✔ Eventide • minyoon
FanfictionYoongi adalah seorang musisi jalanan dari Korea Selatan. Berbekal bakat dan nekat, ia memulai pekerjaannya di Paris bersama Taehyung -sahabatnya. Kemudian semuanya menjadi aneh ketika ia terlibat insiden dengan mantan teman Taehyung bernama Park Jim...