"Hyung?"
"Ya?"
Suara Jimin membuat perhatian Yoongi ke handphone pun sirna. Ia menoleh ke pria duduk di sampingnya menonton televisi itu. Oh ya, mereka berdua kini sedang bersantai di rumah mewah si pelukis. Sudah setahun sejak mereka menjalin hubungan. Rumah Jimin yang misterius malah jadi terbuka. Menjadi markas utama bagi si musisi, penyanyi dan pelukis berkumpul.
Dan ternyata, rumahnya memang mewah seperti yang dibayangkan. Letaknya strategis, dekat dengan sungai Seine, dekat dengan apartemen mereka berdua! Kenapa tidak dari dulu Jimin membukakan pintu rumahnya untuk mereka nongkrong?
"Hyung, kau tak penasaran dengan masa laluku?"
Pertanyaan macam apa itu?
Itu membuat Yoongi mengingat dirinya memasang penyadap di ruang kerja Hoseok dulu. Lalu menguping pembicaraan si psikolog dengan si pasien. Itu rencana Taehyung sih. Dia merasa bersalah juga karena dia tahu lebih dulu dan tanpa izin Jimin. Dia telah melakukan hal yang buruk. Si musisi pun dilanda kebingungan.
Haruskah dia jujur atau berpura-pura tidak tahu?
Ah, dia takut Jimin akan memarahinya jika dia jujur tentang penyadapan itu.
Sekitar seminggu yang lalu, Jimin pernah marah besar karena Yoongi seharian menghilang lalu pulang ke apartemennya jam dua pagi. Pria itu bahkan menunggu di kos duo Daegu tak berkutik. Dia menelpon si Min sampai lima puluhan kali dan tak diangkat. Bahkan Taehyung ikutan stress padahal hanya jadi saksi mata dan jelas si penyanyi itu tahu kemana Yoongi jika dia pulang larut.
Yap, ke club malam menjadi DJ. Itu pekerjaan sampingan Yoongi untuk mendapat uang lebih. Anehnya, Jimin melarangnya melakukan itu. Padahal sah-sah saja. Apa yang salah? Tapi berhubung si musisi baik, dia menurut saja. Ia berhenti dari pekerjaan paruh waktu itu dan berniat mencari pekerjaan baru. Jimin bahkan berinisiatif memberi uang saku tapi si Min menolak.
Ingat, dirinya bukan parasit.
"Uh, tidak. Itu privasimu."
Yoongi kembali menatap layar ponselnya. Mencoba menghindari kontak mata dengan Jimin. Gugup. Padahal pria itu sama sekali tidak melirik ke arahnya tapi dia tetap saja gelisah. Dia sudah berbohong dan tak ingin ketahuan, tentu saja.
Jimin mengangguk.
"Baiklah, aku akan bercerita. Tentang ya, masa laluku"
"Wait, tidak usah bercerita."
Yoongi menolak. Dia tak ingin memaksa Jimin. Bahkan jika Jimin bersedia bercerita pun, dia tak tega mendengarnya. Dia merasa bersalah karena penyadapan waktu itu. Masih tersimpan di memorinya suara si pelukis yang bergetar penuh ketakutan dan trauma. Rasanya aneh saja.
"Bagaimana kalau aku bercerita tentang diriku dan kau bercerita tentang dirimu? I wanna know you."
Jimin tersenyum. Seperti biasa, Yoongi tak bisa menolak tawaran seperti itu. Dan juga, dengan bercerita dulu mungkin akan menghilangkan beban dan rasa bersalahnya. Dia juga ingin lebih terbuka agar hubungan keduanya makin erat. Sebagai sepasang kekasih baru, banyak hal yang bisa dilakukan untuk membangun hubungan yang baik.
YOU ARE READING
✔ Eventide • minyoon
FanfictionYoongi adalah seorang musisi jalanan dari Korea Selatan. Berbekal bakat dan nekat, ia memulai pekerjaannya di Paris bersama Taehyung -sahabatnya. Kemudian semuanya menjadi aneh ketika ia terlibat insiden dengan mantan teman Taehyung bernama Park Jim...