Waktu berlalu. Tak terasa, musim dingin segera tiba. Hampir setahun Yoongi berada di Paris. Padahal baru kemarin rasanya Yoongi bertemu Jimin. Lalu mereka kembali ke Korea. Lalu so pelukis ditampar ayahnya. Dilanjutkan serangkaian kejadian antara si Min dan si Park. Itu membuat hubungan keduanya menjadi semakin canggung. Lalu berakhir menjalani hidup masing-masing di Paris.
Jimin begitu sibuk dengan lukisan dan pamerannya.
Duo Daegu juga sibuk dengan musiknya.
Yoongi menyukai musik.
Musik adalah hidupnya. Musik adalah segalanya. Dia hidup dari uang hasil menjadi pemusik. Ketika dia sedih, dia akan memutar musik. Ketika senang, dia akan memutar musik. Entah itu dengan handphone, radio atau media lain. Atau sekedar diputar dalam otaknya. Yoongi tak bisa mengungkapkan bagaimana dia menyukai musik yang telah menyelamatkan dirinya dari depresi.
Tidak ada yang bisa menarik seluruh atensi Yoongi kecuali musik. Memang ada beberapa yang menarik sedikit baginya, seperti bintang atau lukisan. Tapi tidak ada yang bisa menandingi musik di hatinya. Ia merasa seperti dalam euforia ketika merasakan suara musik di telinganya.
Apakah itu bisa dibilang cinta?
Karena jika iya, maka Yoongi benar-benar sudah jatuh cinta dengan Park Jimin. Sebab, dia merasakan rasa yang persis. Si pelukis mengingatkan Yoongi pada suara dentuman nada piano. Vivace. Tempo yang cepat dan hidup. Penuh kebahagiaan, walau agak memicu adrenalin.
Apakah Yoongi dengan musik sama seperti Jimin dengan lukisannya?
Ah, sial, sejak si pelukis mengigaukan dirinya di pesawat, hari Yoongi menjadi sangat tidak tenang. Jimin dan kata cintanya yang hanya digunakan sebentar itu sukses membuat si musisi terpaku. Bahkan batal meminta makanan saking malunya. Dia benar-benar tidak tahu harus bereaksi seperti apa.
Pada akhirnya, Jimin baru bangun ketika mereka sudah hampir sampai di Paris. Dengan santainya bertanya pada Yoongi berapa jam dia tertidur. Tidak tahukah pria itu? Sebuah gumaman tidak jelas itu membuat si Min jantungan. Semakin dilema dan efeknya bertahan sampai berminggu-minggu hingga detik ini.
Jimin.
Aneh.
Yoongi merasa membencinya.
Pria itu menyebalkan, aneh, asing, tidak bisa dijelaskan. Begitu abstrak. Suka menggoda dirinya. Begitu santai dan terkesan tidak peduli. Boros dan semena-mena dengan uangnya. Sisi lain Jimin yang membuat jantungnya berdebar tak karuan. Jimin yang baik dan peduli. Jimin yang ketika serius akan benar-benar serius. Jimin yang dewasa dan gentle.
Dia benci semua itu.
Bagaimana bisa seorang pria seperti itu membuatnya merasa dihantui?
Ah, sudah ada berapa kata Jimin di sana?
YOU ARE READING
✔ Eventide • minyoon
FanfictionYoongi adalah seorang musisi jalanan dari Korea Selatan. Berbekal bakat dan nekat, ia memulai pekerjaannya di Paris bersama Taehyung -sahabatnya. Kemudian semuanya menjadi aneh ketika ia terlibat insiden dengan mantan teman Taehyung bernama Park Jim...