Mata maniknya itu memperhatikan sekeliling halaman rumah yang sangat megah. Rumah dimana Jihoon bekerja disitu sebagai Asisten Rumah Tangga. Jihoon berpikir bagaimana bisa manusia menjadi sekaya ini. Apakah duit mereka mengalir terus seperti air disungai? Sulit dibayangkan.
Jihoon masih memikirkan perkataan Daniel dua jam yang lalu. Apa mungkin Tuan besar-nya itu akan menyekolahkan dia? Jika iya, mungkin ini adalah kabar yang baik sekaligus buruk baginya. Kabar baiknya adalah Jihoon bisa bersekolah kembali karena sempat terhenti dijalan. Namun kabar buruknya adalah pekerjaan mungkin lebih berat menjadi dua kali lipat.
Jihoon membungkukkan badannya, ia menatap setangkai bunga mawar yang sudah mekar.
"Hey bunga, apakah perkataan Tuan Daniel itu benar? Apakah aku akan kembali sekolah?"
"Kau sedang apa Jihoon?"
Jihoon menegakkan badannya kembali, ia melihat Jaehwan yang sudah berada didepannya dengan seragam ala bodyguard yang dipakainya.
"Aku sedang memperhatikan bunga - bunga disini, ketika mereka bermekaran hasilnya sangat indah. Lihat Hyung, bunga mawar bermerah ini sangatlah cantik bukan?"
"Apakah pekerjaanmu sudah selesai?"
"Sudah, Bibi Yoon menyuruhku untuk kembali ke kamar. Namun aku tidak betah jadi aku memilih untuk melihat taman disekeliling rumah ini"
"Ah begitu, yasudah jika begitu aku kembali bertugas. Jika ada sesuatu kau bisa memanggilku"
"Jaehwan Hyung......."
Jaehwan hendak pergi meninggalkan Jihoon, namun ditahan oleh suaranya. Ia berbalik dan melihat Jihoon yang sedang mengigit bibirnya.
"Ada apa?"
"A—pa.....a—pa kau di biayakan oleh Tuan Besar saat bersekolah? Ma—ksudku apa Tuan Besar menyuruhmu sekolah? Ta—di Tu—an Daniel berbicara jika Tuan Besar akan membiayakan pekerjanya yang seharusnya bersekolah"
"Itu benar, aku sekarang ada di perguruan tinggi bersama dengan Tuan Daniel. Keluarga mereka membiayaiku untuk keperluan sekolah. Namun aku juga harus melaksanakan tugasku disini. Keluarga mereka sangat baik, kau tidak perlu takut Jihoon"
"Baiklah, terima kasih atas informasi mu Jaehwan Hyung aku akan kembali ke dapur"
Jihoon hendak membalikkan badannya, Namun ternyata seseorang berdiri tidak jauh dibelakangnya. Dia adalah Woojin. Jihoon segera membungkukkan badannya untuk menghormati tuannya itu.
"Jaehwan Hyung"
Woojin berjalan ke arah Jaehwan, Namun manik matanya memperhatikan Jihoon yang sedang menatap kebawah. Hati Jihoon berdegup kencang, kakinya sudah bergetar sejak Woojin menatapnya.
"Apa kau akan terus menatap sepatumu jika selalu ada majikannmu?"
Jihoon melototkan matanya, ia perlahan mengangkat kepalanya dan melihat Woojin yang masih menatapnya intens. "Ma—af Tuan Woojin sa—ya ti—"
"Jaehwan Hyung, bisakah kau memanaskan mobil ku? Hari ini aku ingin pergi bersama temanku"
Woojin mengabaikan omongan Jihoon. Ia memilih untuk berbicara kepada Jaehwan. Hati Jihoon sudah berkecamuk sebal dengan tingkah laku Woojin. Mengapa ada orang semenyebalkan ini?
"Ah, Baik Tuan. Saya akan memanaskan mobil Tuan Woojin"
"Mengapa kau manja sekali? Tidak bisakah kau memanaskan mobil sendiri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Eres tú • 2PARK • WOOJIN x JIHOON • END
Fanfiction"Jika kau ingin berbisik, katakanlah cinta kepadaku jangan yang lain" - - - Cast: Park Woojin-Park Jihoon Bxb area!