Suara decitan kereta yang berhenti disalah satu stasiun membisingkan beberapa ratus manusia disekitarnya. Kereta itu terdiam sejenak untuk menurunkan beberapa penumpang yang sudah bersiap didepan pintu gerbong.
Langkah kakinya meginjakkan tapakan lantai stasiun sembari membawa tas ransel yang berisi baju serta kertas yang digenggamnya. Ia mengikuti arah kakinya yang berjalan ke gerbang utama stasiun itu. Matanya melirik ke berbagai arah untuk mencari seseorang yang mungkin bisa menolongnya.
"Ada yang bisa saya bantu?"
"Saya tidak tahu bagaimana caranya agar dapat pergi ke alamat yang ada di kertas ini, apakah paman bisa membantu saya?"
"Bisa saya lihat kertasnya?"
"Ini"
Satpam yang menegurnya itu kini membaca sebuah alamat yang ditulis didalam kertas tersebut.
"Jika kau ingin pergi ke alamat ini, kau bisa menggunakan taksi dengan nomor 06 atau dengan bus yang sering berhenti di halte itu, lalu kau turun sebelum pemberhentian kedua terakhir. Dan nanti kau akan mendapatkan nama jalan yang ada dikertas tersebut. Itu adalah perumahan yang sangat mewah"
Jari nya menunjuk sebuah halte bus yang tepat berada didepan stasiun.
"Ah terima kasih paman, aku akan naik bus seperti yang paman sarankan. Sekali lagi terima kasih atas bantuannya"
Pemuda itu berjalan menuju halte yang disarankan oleh satpam stasiun yang menolongnya. Ia menunggu bus yang akan membawanya ke perumahan mewah tersebut.
Tak berapa lama bus yang ditunggunya sudah berhenti tepat didepan halte. Pemuda itu dengan tergesa - gesa menaikinya.
"Permisi, paman bisakah kau memberitahuku jika sudah di pemberhentian kedua terakhir? Maksudku di goejeong-dong"
"Ah baiklah aku akan memberitahumu anak muda, sepertinya kau baru pertama kali kekota ini? Darimana asal mu?"
"Aku dari masan paman"
"Ah, massan! Aku mempunyai saudara di massan. Mengapa kau meninggalkan massan? Menurutku massan juga kota yang sangat indah"
"Benar, masan adalah kota yang indah"
Pemuda itu kembali teringat kota kelahirannya, dahulu ketika dirinya berumur 7 tahun hal terindah yang ia lakukan di kota kesayangannya itu adalah tersenyum dengan keluarganya. Namun sayang kebahagiaan itu hilang dalam sekejap, Ayah nya ternyata bermasalah dengan pekerjaannya dan harus berhubungan dengan pihak berwajib serta semua miliknya pergi begitu saja. Kini pemuda itu harus membiayai ibunya yang sudah sakit selama 3 tahun terakhir ini. Maka dari itu ia meninggalkan kota kelahirannya dengan berat.
"Anak muda, kau bisa turun sekarang. Ini adalah geojeong-do"
"Ah, ternyata sudah sampai. Terima kasih paman"
Pemuda itu membungkukan badannya dan segera turu dari bus tersebut. Ia kembali mengambil kertas yang digenggamnya tadi didalam saku. Benar, ia langsung menemukan nama jalan yang dicarinya.
"Ini nomor b-57, rumah itu bernomor b-73, mengapa berantakan seperti ini. Jadi bagaimana bisa aku mencari rumah bernomor b-23?"
"Permisi, aku ingin bertanya apakah kalian tau rumah yang bernomor b-23?"
Pemuda itu bertanya kepada orang tidak sengaja lewat didepannya, karena dirinya kebingungan akan nomor rumah yang mengacak disekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eres tú • 2PARK • WOOJIN x JIHOON • END
Fiksi Penggemar"Jika kau ingin berbisik, katakanlah cinta kepadaku jangan yang lain" - - - Cast: Park Woojin-Park Jihoon Bxb area!