Eres tú #18

3.6K 459 55
                                    

Biar lebih ngefeel jangan lupa di play ya lagunyaa wkkwwk

Jihoon menyandarkan tubuhnya di pintu dengan melipat kedua kakinya dan air matanya terjatuh. Ia terpaksa berbohong kepada Woojin bahwa untuk menyuruhnya ke New York. Ia teringat akan perjanjiannya dengan Tuan Kang.

Flashback

Jihoon yang sedang menyiapkan makanan untuk keluarga Woojin, tiba — tiba menoleh ke arah suara yang memanggil dirinya. Tuan Kang memanggilnya dan dengan cepat Jijoon membungkuk kan tubuhnya.

"Kau bisa ke ruanganku sekarang?"

"Bi—sa Tuan"

Jihoon mengekori Tuan Kang di belakangnya. Ia masuk ke dalam ruang kerja Tuan nya itu. Tuan Kang menyuruhnya untuk duduk di sofa dan Jihoon menurutinya. Ia menundukkan kepalanya dengan kaki yang tertutup rapat dan tangan yang berada diatas pahanya. Jihoon sangat penasaran apa yang ingin dibicarakan oleh Tuan Kang.

Apakah Tuan Kang mengetahui huhungannya dengan Woojin?

"Apakah ibumu sudah membaik?"

"Sudah—lumayan Tuan"

"Syukurlah"

Tuan Kang menyodorkan sebuah kertas yang berada diatas meja kepada Jihoon. Jihoon melihat itu adalah sebuah cek yang tertera dengan jumlah uang yang sangat besar. Ia menoleh ke arah Tuan Kang dengan tatapan penuh pertanyaan.

"Aku ingin memberikanmu ini, anggap saja gaji terakhir"

"Mak—sud Tuan?"

Sebelum berbicara Jihoon melihat Tuannya itu menghembuskan nafasnya. Dan ini semakin membuat Jihoon bertanya — tanya. Apa yang dimaksud oleh Tuan Kang saat ini? Gaji terakhir?

"Aku sudah tahu hubungan mu dengan Woojin—

Mata Jihoon terbuka sangat lebar, sekarang ia mengerti bahwa Tuan Kang tidak merestui hubungannya. Tanpa harus diperjelas Jihoon sudah tahu maksud dan tujuan Tuan Kang.

Oh tuhan apalagi ini?

"Bukan aku tidak menyukai mu Jihoon, namun aku tidak ingin anak anakku memiliki hubungan dengan pelayannya. Woojin sudah akan aku jodohkan dengan anak teman kerja ku"

Jihoon menundukkan kepalanya, sekali ia mengusap pipinya yang basah. Jihoon seharusnya sadar bahwa ia tidak pantas bersanding dengan Woojin. Seharusnya ia sadar siapa dirinya kini.

"Aku tidak akan memberhentikanmu dari pekerjaan ini, namun aku akan memindahkanmu ke rumah temanku, ia juga sedang membutuhkan pelayan"

Jihoon makin terlonjak kaget, apalagi setelah mendengar perkataan Tuan Kang. Ini adalah pengusiran dengan cara halus. Jihoon tidak bisa berkata tidak, iya harus menuruti Tuan nya.

"Sekolahmu akan tetap disitu kau tidak perlu khawatir dan untuk biaya aku akan tetap menanggungnya. Kau akan pindah dimana setelah Woojin berangkat ke New York"

"Ba—ik Tuan....."

Flashback off

Woojin perlahan meninggalkan pintu kamar Jihoon, tidak ada tanda — tanda bahwa Jihoon akan keluar. Ia tidak tahu harus bagaimana saat ini. Ia membutuhkan Jihoon, namun Jihoon pun justru menyuruhnya untuk pergi.

"Kau—bukan Jihoon yang ku kenal di Masan"

Woojin berlalu setelah mengatakan itu, Jihoon mendengarnya. Air matanya semakin menetes, ia menundukkan kepalanya dan menangis dengan keras. Hatinya terlanjur sakit. Seharusnya ia sudah menyiapkan diri jika akan seperti ini. Namun, tetap saja ia tidak kuat. ia rapuh.

Eres tú • 2PARK • WOOJIN x JIHOON • ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang