Eres tú #10

4.3K 484 72
                                    

Jihoon masih tidak menyangka bahwa Woojin kini berada disampingnya. Untuk apa Woojin disini? Bukan kah seharusnya ia pergi ke New York bersama keluarganya? Lalu jika tidak, ia akan kemana?

"Tuan Woojin—bukan kah kau seharusnya pergi bersama keluargamu?"

"Aku tahu"

"Lalu? Bagaimana bisa kau disini? Apa mereka tidak akan mencarimu?"

"Aku sudah bilang tidak akan ikut kesana, aku ingin libura ke masan. Jadi sehabis kau bertemu dengan ibumu, kau harus menjadi tour guide ku selama aku disana"

"Eh—

Jihoon benar — benar bingung atas sikap Woojin yang tidak terduga. Ia melihat Woojin yang sedang memejamkan matanya sembari menyilangkan tangannya. Jihoon menggigit bibirnya, mengapa detak jantungnya bekerja sangat cepat.

"Jangan terlalu melihat ku seperti itu, nanti kau bisa menyukaiku"

Jihoon melebarkan matanya, kemudian ia mengalihkan pandangannya ke berbagai arah. Jihoon mengerutuki kebodohannya. Sementara Woojin tersenyum dalam pejaman matanya.

Setelah dua jam berlalu akhirnya mereka tiba di masan. Woojin berjalan bersama Jihoon yang berada disampingnya. Keduanya di hantui rasa canggung.

"Tuan—Woojin, kau akan menginap di hotel mana? Akan ku antar kesana"

"Dirumah mu"

"Ru—mah ku?"

"Apakah tidak boleh?"

"Bukan begitu maksudku, kau pasti tidak betah karena rumah ku sangat kecil dan jelek. Itu tidak pantas untuk mu Tuan. Jika Tuan Kang tahu pasti beliau akan marah. Aku akan me rekomendasikan hotel yang pas untukmu"

"Tidak, aku tidak ingin tidur di hotel. Sudah lebih baik kita segera ke rumah mu, ibumu pasti sudah menunggu"

Woojin berjalan mendahului Jihoon yang masih terdiam bingung dan menggarukan kepalanya yang tidak gatal. Wajahnya benar — benar tidak bisa dibaca melihat Woojin seperti itu.

Mereka berdua kini berada di dalam bus yang menuju kerumah Jihoon. Woojin selalu memperhatikan suasana kota masan dari balik jendela bus tersebut. Sangat indah.

"Wah, Ternyata Masan sama indahnya dengan Busan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah, Ternyata Masan sama indahnya dengan Busan"

Jihoon menoleh ke arah Woojin yang masih melihat pernak pernik kota Masan dengan mulut yang terbuka. Ia tahu bahwa Woojin sedang kagum dengan kota kelahirannya.

"Apa Tuan baru pertama kali mengunjungi Masan"

"Iya, Aku tidak tahu jika Masan mempunyai kota seindah ini. Mengapa kau bisa meninggalkan kota seperti ini?"

"Kau pasti tahu tentang ibuku, Tuan. Itulah sebabnya aku meninggalkan Masan"

Woojin baru tersadar mengapa ia bertanya seperti itu kepada Jihoo. Seharusnya ia tahu jawaban Jihoon dari pertanyaanya. Dirinya benar — benar bodoh.

Eres tú • 2PARK • WOOJIN x JIHOON • ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang