Eres tú #16

4K 458 71
                                    

Berbeda dengan Woojin dan Jihoon, justru Daniel sedang termenung di taman kampusnya. Ia masih memikirkan masalah Woojin dengan Ayahnya. Daniel benar — benar tidak menyangka bahwa ayahnya bisa berbicara seperti itu, bahkan kata — kata itupun sangat sensitif bagi keluarganya.

 Daniel benar — benar tidak menyangka bahwa ayahnya bisa berbicara seperti itu, bahkan kata — kata itupun sangat sensitif bagi keluarganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia memandangi ponselnya yang menampilkan foto dirinya dengan Woojin. Daniel sangat menyayangi Woojin seperti adik kandungnya. dan sekarang ia tidak tahu jika Woojin sedang berada di Masan, yang ia tahu adiknya itu kini bersama Jihoon. setidaknya ini membuat dirinya lebih tenang jika Woojin bersama Jihoon.

"Hey Kang Daniel!"

Daniel menoleh ke arah suara, ia melihat seseorang yang menghampirinya. ia hanya memberikan senyuman tipis kepada orang itu.

"Tumben sekali kau diam seperti ini? Apa kah ada masalah?"

"Tidak Hyung, hanya sedikit bosan"

"Jangan berbohong padaku!"

Daniel menatapnya, hatinya sedang bertanya apakah ia harus menceritakan hal ini kepada orang yang berada didepannya. Orang yang Daniel cintai. Daniel melihat senyuman di wajah tersebut.

Ya. Daniel memilih untuk menceritakan semuanya, ia beberapa kali mengusap wajahnya dengan tangan. Bahkan orang yang berada dihadapannya juga selalu menepuk pundak Daniel. baginya itu adalah perlakuan paling nyaman yang dirasakan Daniel.

"Aku tahu bagaimana perasaanmu saat ini, tapi percayalah masalah ini pasti akan cepat kelar. Saat ini, kau harus selalu berada disisi Woojin, dengan begitu ia akan merasa nyaman kembali"

Daniel hanya tersenyum setelah mendengar perkataan yang keluar dari orang yang kini berada dihadapannya, andaikan ia bisa memeluknya mungkin sudah Daniel lakukan. Namun—

"Daniel, sepertinya aku tidak bisa menemanimu saat ini. Minhyun sudah menungguku. ingat perkataanku, kau harus menjadi kakak yang baik untuknya. Mengerti?"

"Iya, aku tahu Hyung"

Kini dia telah meninggalkan Daniel dan memilih untuk menemui kekasihnya. Daniel menatap punggungnya, hatinya pilu. Ia selalu bertanya dengan dirinya sendiri, mengapa hatinya mencintai orang yang salah? Bukan, bukan salah. Namun mencintai di waktu yang tidak tepat.











Woojin dengan pelan melepaskan ciumannya bersama Jihoon, ia menangkup kedua pipi Jihoon dengan tangannya dan mengusap lembut menggunakan ibu jarinya.

"Tuan Woo—

"Jangan memanggil ku Tuan, panggil saja Woojin"

"Tapi—

"Jihoon, apa kau mencintai ku juga?"

Jihoon mencintainya. Namun ia tidak bisa mengucapkannya. Bibirnya sangat susah untuk berkata karena menurutnya masih banyak hal lebih yang harus ia pikirkan.

Eres tú • 2PARK • WOOJIN x JIHOON • ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang