Eres tú #20

3.8K 478 80
                                    

*lagunya masih sama yang kemarin😂

Selepas makan bersama, Guanlin memakirkan mobilnya tepat didepan kos rumah Jihoon. Ia membukakan pintu mobil sebelah kanan untuk Jihoon. Guanlin amat sangat bahagia melihat akhirnya ia bisa bersama dengan Jihoon sebagai sepasang kekasih. Walaupun hubungan mereka baru berumur sekitar tiga bulan. Menurutnya menggapai Jihoon adalah hal yang sulit.

Karena hati Jihoon masih dimiliki oleh orang lain.

Bukan. Bukan Jihoon terpaksa untuk menerima Guanlin, melainkan ia harus tetap hidup berjalan ke depan dan tidak bergantung dengan masa lalu. Dan hatinya. Guanlin, seseorang yang selalu berada di sisi Jihoon untuk akhir — akhir ini.

Tidak hanya Guanlin sebenarnya pun, tetapi masih ada Daehwi dan Jinyoung. Namun, Guanlin lah yang sering menemaninya.

Kini ia sedang belajar untuk mencintai Guanlin. Hasilnya? kita lihat saja.

"Aku akan menjemput mu besok setelah kau bekerja di cafe. Pukul 6 sore bukan?"

"Iya, tetapi kau tidak perlu menjemputku besok. Daehwi mengajakku untuk pergi ke toko buku setelah aku bekerja. Dan mungkin kami akan menggunakan bus"

"Apa kau tidak lelah? Seharusnya kau istirahat. Akan ku telepon Daehwi untuk membatalkan acaranya denganmu"

"Tidak usah, justru aku juga ingin pergi ke toko buku. Ada beberapa buku yang ingin ku beli. Tenang saja tidak akan terjadi apa — apa dengan tubuhku"

Guanlin sangat cemas dengan kesibukan Jihoon. Pasalnya Jihoon kini bekerja sembari kuliah. Walaupun ia memiliki waktu libur dua hari dalam seminggu, namun tetap saja itu sangat melelahkan. Apalagi Jihoon yang kini terlihat semakin kurus.

Ia mengusap pipi Jihoon dengan lembut. Sedetik kemudian mengecup bibirnya dengan cepat.

"Baiklah, tetapi kau harus janji denganku Park Jihoon. Jaga kondisi tubuhmu aku tidak ingin kau sakit"

"Siap bos!"

"Kalau begitu kau masuklah aku akan pulang, jangan lupa untuk makan malam nanti. Aku pergi"

Jihoon mengangguk dan tersenyum kepada Guanlin. Ia memperhatikan Guanlin masuk ke dalam mobilnya. Perlahan mobil itu hilang dari jangkauannya. Ketika itu, ia teringat dengan Woojin.

Woojin yang menurutnya semakin tampan.

Woojin yang kini masih ada dihatinya.

Jihoon tidak bisa melakukan apapun. Memandang Woojin saja ia tidak berani. Namun, ia sangat merindukannya.

"Park Jihoon"

Jihoon hendak membuka pagar rumahnya, namun berhenti sejenak dan menoleh ke arah suara yang memanggil namanya. Hal yang tidak bisa ia duga. itu adalah Woojin. Satu hal yang dibenak Jihoon, apakah Woojin melihat ketika Guanlin menciumnya tadi?

Woojin berjalan menghampirinya. Ia melihat mata Woojin yang begitu tipis dan tatapan tajamnya. Kini Woojin sudah berada dihadapannya. Ia masih menatap Jihoon.

"Kenapa? Kenapa kau membohongiku?"

Satu kalimat pertanyaan dari Woojin yang sukses membuat Jihoon membalaskan tatapan Woojin. Wajah itu, wajah tiga tahun lalu yang tidak pernah berubah.

"Jawab aku, kenapa kau membohongiku? kenapa Jihoon? Kau bilang padaku tidak akan meninggalkanku sampai kapanpun. Kau bilang padaku kau tidak mencintai Guanlin. Kau bilang padaku kau akan menungguku. Tetapi kau berbohong Jihoon. Kau membohongiku"

Jihoon menyapu air mata yang membasahi pipinya dengan jarinya. Hatinya tersayat mendengar perkataan Woojin. Ia tidak kuat untuk melihat Woojin.

"Woojin—aku.....

Eres tú • 2PARK • WOOJIN x JIHOON • ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang