Serangkaian acara lamaran udah selesai. Ini sekarang lagi acara makan-makan. Ada temen-temen juga kerabat dekat keluarga ibuknya Yoona.
Chanyeol yang baru aja masangin cincin di jari Yoona keliatan bahagia. Dia duduk bersebelahan dengan cewek yang sekarang resmi jadi tunangannya.
“Besok kamu ada acara gak?”
“Enggak ada, Pak. Kenapa emang?”
“Aku mau ngajakin kamu makan di luar. Kamu mau, ‘kan?”
“Kenapa musti di luar?”
“Maunya kamu di mana?”
“Di rumah aja gak bisa, ya?”Chanyeol liatin wajah Yoona. Kok permbicaraan mereka jadi kayak lontaran pertanyaan, sih? Mana gak ada jawaban yang pasti lagi.
“Kalo di rumah, kita gak bisa makan.”
“Kata siapa?” Yoona masukin makanan ke dalam mulutnya. Ngunyah makanan itu dengan lembut. “Bapak mau makan apa, sih?”
“Emang kamu bisa masak?”
“Masak daging saya belom bisa, Pak.”“Bakwan jagung sama sayur bening, gimana?”
“Sebelum makan siang Bapak dateng ke rumah bisa?”
“Kamu mau masakin itu buat aku?”
“Kagak, saya mau ngajakin Bapak servis mobil.”Jawaban asal Yoona mendapatkan respon lain dari Chanyeol. Yaitu berupa jitakan di kepalanya.
“Kok Bapak kayak bodyguard saya, sih? Suka jitak-jitak kepala,”
“Bodyguard?” tanya Chanyeol dengan bingung. “Emang kamu punya?”
“Punyalah. Tuh,” tunjuk Yoona pada Jay, Siwon, sama Junsu yang lagi bercanda sambil makan-makan. “Mereka bertiga itu selain kakak juga merangkap sebagai bodyguard.”
“Gak boleh gitu sama kakak. Durhaka kamu,”
“Ih, jahatnya ngatain saya durhaka.”Chanyeol ketawa pelan. Gak tau kenapa ucapan Yoona selalu bisa ngebuat dia terhibur. Tangan Chanyeol secara refleks ngusap kepala Yoona.
“Cie... yang udah tunangan, udah mulai skinship aja, nih,” goda Junsu yang membuat semua pasang mata melihat ke arah Chanyeol sama Yoona.
“Iri aja, Kak. Dasar jones, makanya cari istri sono,” kata Yoona asal.
Junsu tersenyum lebar. “Setelah kamu nikah sama Chanyeol, Kakak bakalan cari istri.”
Yoona cuman bisa nyibir. Pengennya ngatain Junsu, tapi urung. Soalnya ada Chanyeol di sebelahnya yang ngasih tatapan penuh teguran.
Beda lagi sama Lisa yang lagi dipepet sama Hansol. Chanyeol maklum aja, sih. Soalnya beberapa minggu yang lalu si Hansol putus sama pacarnya.
Kesian. Pacaran cuman jagain jodohnya orang lain ternyata. Tapi, gak apa-apalah. Anggap aja itu termasuk ibadah.
***
“Na,” panggil Chanyeol setelah telfonnya diangkat sama Yoona. Dia lagi rebahan di kasurnya. “Aku udah ngomong ke kamu belum? Kalo hari ini kamu keliatan cantik.”
Chanyeol serius bilang itu. Meski tadi di acara lamarannya, Yoona cuman pakai celana jeans panjang, kemeja cewek, dan model rambut yang diikat kuda.
Kelihatan banget tomboynya, tapi Chanyeol gak masalah. Dia suka gimanapun penampilan Yoona.
Lalu perhatian Chanyeol mengarah pada jam dinding kamarnya. Hampir jam 9 malem.
“Mendingan kamu sholat dulu, setelah itu istirahat. Aku juga mau istirahat. Capek banget soalnya.” Chanyeol tersenyum tipis. “Wa’alaikumsalam.”
Ngehela nafasnya. Chanyeol bersyukur hari ini acara lamarannya berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan.
Alhamdulillah.
KAMU SEDANG MEMBACA
° Cinta Atau Uang °
Novela Juvenil"Zaman sekarang, modal cinta saja itu tidak cukup, Pak," / "Ya, cinta harus disandingkan dengan uang," -Yovina Shalimah (Yoona). "Jadi alasan kamu nolak cuman karena uang?" / "Bukannya uang itu bisa dicari? Lagian rizki itu 'kan udah diatur sama Tuh...