Sudah hampir satu bulan kami menjalani pernikahan, namun pernikahan kami berdua masih terasa hambar.
Semua berjalan sama seperti awal, tidak ada yang istimewa
Cinta di hati belum juga tumbuh, namun sikap Jalal yang datar, seperti tidak ada gairah untuk menumbuhkan rasa cinta didalam pernikahan kami, semakin membuatku sebal dengan pernikahan ini.
Rasa sesal selalu menghinggapiku karena menerima perjodohan ini.###
“Bunganya cantik Din, Tumben kamu beli bunga, biasanya mejamu hanya dipenuhi dengan tumpukan kertas”ucapku
Begitu sampai kantor, kudapati satu bucket bunga mawar di atas meja rekan kerjaku.
Dinda tersenyum. “Iya, ini hadiah dari suamiku.”
Oh…
Aku ber-oh ria.“Suamiku memang penuh kejutan, Jo. Tadi pagi tiba tiba dia ngajak aku ke toko bunga.” Dinda terus menceritakan keromantisan suaminya dengan wajah berbinar-binar.
Aku malas mendengarnya. Aku jadi teringat dengan Jalal.
Sudah mau satu bulan kami menikah tapi satu kalipun ia belum pernah membuat sesuatu yang romantis.
"Beda sekali dengan suamiku Din. Jangankan memberi satu bucket bunga, memuji kecantikanku saja belum pernah".
"Padahal di kantor, banyak sekali yang terang terangan memujiku. Jadi, wajar saja kan, kalau aku dulu mendamba suami seperti pangeran-pangeran dalam dongeng ?"
“Kalau suami mu nggak romantis, apa salahnya kau yang memulai terlebih dahulu keromantisan itu?” Saran Dinda sahabatku
"Kamu kan tau Din, kami menikah karena apa ? Bukan seperti kamu yang menikah karena cinta"
“Komunikasi.” Ujar Dinda semangat “Komunikasi, honey!”
“Komunikasi ada kalau ada rasa cinta, Din.” Gumamku.
“Jadi…?!?” Dinda kaget.
“Sudah hampir sebulan kalian menikah tetapi belum tumbuh rasa cinta itu?”Aku hanya bisa menggeleng
Hanya Dinda satu-satunya sahabatku yang tahu, alasan aku menikah dengan Jalal
“Itu karena Ayah dan Ibuku yang menjodohkan…!” Tiba-tiba rasa marah karena perjodohan ini muncul lagi".
***
Kucoba perlahan meredam emosi dalam diri. Kucoba untuk berdamai pada diriku sendiri.
Jalal memanglah bukan tipe-ku. Aku sama sekali tidak mencintainya.
Tetapi aku telah memilihnya untuk menjadi suamiku.Walaupun sejak awal pernikahan, aku selalu menjalankan kewajiban sebagai seorang istri, tapi bila itu aku lakukan tanpa adanya rasa cinta, rumah tangga yang semestinya seperti surga akan berubah seperti neraka.
Bila Jalal tak mampu melakukan suatu hal yang dapat meluluhkan hatiku dan tak mampu membuatku mencintainya, maka aku sendirilah yang akan membuat diriku sendiri bisa mencintai Jalal
Konyol memang, karena dari awal terang terangan aku yang menolak perjodohan ini, tapi sekarang aku yang mau memperjuangkan nya
###akhir pekan###
"Jalal kamu ada waktu nggak ?"
"Hari ini kan hari minggu, bisa nggak kamu temani aku berbelanja ?""Aku nggak bisa Jo"
"Aku masih ada kerjaan""Ini hari minggu Jalal, ayolah sehari aja kamu temani aku" ucap Jodha sambil terus merayu Jalal
"Huh, baiklah aku siap siap dulu"
Ucap Jalal sambil berlalu pergi"Yeay akhirnya, rencanaku berhasil"Senyum kemenangan terukir di bibir Jodha
Hari ini Jalal dan Jodha menghabiskan waktu bersama, ternyata Jodha sangat memanfaatkan sekali waktunya bersama Jalal, setelah berbelanja ia mengajak Jalal untuk nonton
Aku heran dengan Jodha, kenapa hari ini tiba-tiba dia agresif, tidak seperti biasanya yang selalu cuek, tetapi aku pun tidak bisa menolak ajakannya sepertinya ada magnet yang menarikku
Tapi aku sangat bahagia menghabiskan waktu bersama Jodha, melupakan sejenak yang terjadi diantara kami
***
"Terimakasih ya Jalal untuk hari ini, aku sangat bahagia"ucap Jodha saat mereka diperjalanan pulang"Oh iya sama sama Jo" ucap Jalal sambil melirik sekilas kearah Jodha
Jalal sangat senang, melihat binar kebahagiaan dari mata Jodha
Hah senang ? Perasaan apa ini ?
Tidak mungkin, bagaimana bisa dalam sekejab aku bisa berfikiran yang aneh aneh. Ucap hati JalalAku rasa aku mulai nyaman dengan keadaan ini, dan aku juga akan membuatmu merasakan yang sama Jalal. Ucap hati Jodha
Tanpa mereka sadari, hati mereka menjadi selangkah lebih dekat...
TBC
Hi, terimakasih yang sudah baca cerita ini, tolong tinggalkan jejak berupa ⭐️ dan beri juga komentarnya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG MENTARI (END)
FanfictionOrang tua yang menjodohkan anaknya selalu punya alasan dan pertimbangan baik secara logika atau pun rasionya. Tapi, apakah mereka memahami apa yang di inginkan seorang anak? dengan orang yang bahkan tak pernah sedikit pun mereka bayangkan? Cinta me...