Part 13

1.1K 49 1
                                    

Dua minggu kemudian

Jodha duduk termenung didalam kamarnya dengan punggung bersandar pada kepala kasur.

Tubuhnya lemas karena sejak pagi ia bolak balik kekamar mandi memuntahkan isi perutnya.

Hal ini berawal sejak seminggu yang lalu ketika ia sedang jalan-jalan dengan Jalal, tanpa bisa ia prediksi ia muntah di lift sebuah mall

"Kamu hati-hati ya Yang, nggak usah banyak wara-wiri dikantor, kalo bisa duduk aja di kursi kerja kamu. Kalo diajak keliling jangan mau, bilang aja dilarang sama aku. Kalo nanti siang kamu muntah-muntah lagi pulang aja. Istirahat dirumah, tapi telepon aku dulu biar aku jemput" Rentetan kuliah pagi meluncue bebas dari mulut Jalal, yang hanya ditanggapi dengan deheman oleh Jodha

"Yang kok cuma hemm doang, aku serius lho. Pokoknya kalo nanti kamu muntah-muntah lagi kayak pagi ini, telepon aku"ucap Jalal sambil membenarkan letak dasinya

"Iya Yang. Jawab Jodha dengan nada menahan kesal, pasalnya ia sudah bosan mendengar ceramah Jalal.
Kemarin-kemarin saat kondisinya baik, ceramahnya saja sudah panjang×lebar apalagi hari ini lebih panjang lagi! Hal itu karena sejak dua hari yang lalu Jodha sudah mengalami morning sickness.

Sebenarnya pagi ini Jalal sudah melarang Jodha untuk berangkat kerja, tetapi Jodha ngotot tetap ingin bekerja.

Jalal yang tahu bahwa istrinya sudah mulai kesal hanya bisa menghela nafas panjang menahan rentetan petuah yang masih ingin ia lontarkan dan akhirnya ia lebih memilih mengusap perut Jodha

Jalal menundukkan kepalanya mensejajarkan wajahnya ke perut Jodha "Baik-baik ya anak ayah, jangan ngerepotin bunda, jangan rewel, ayah sayang kamu" kemudian Jalal mengecup perut Jodha

Dan hal itu berhasil menghilangkan kekesalan Jodha berganti dengan perasaan haru

Setelah berpamitan dan mencium punggung tangan Jalal yang dibalas dengan kecupan dibibir dan ucapan I Love You, Jodha turun dari mobil Jalal memasuki loby stasiun televisi tempatnya bekerja.

Baru saja Jodha sampai di mejanya, perutnya sudah terasa mual kembali.
Jodha segera menuju ke kamar mandi, setelah merasa perutnya sudah enakan, barulah Jodha keluar dari kamar mandi. Badannya terasa lemas. Setelah kembali kemejanya Jodha mengambil botol minum di tas nya yang berisi susu hamil yang dibuat Jalal tadi pagi.

"Kamu nggak apa-apa Jo ? Kelihatan nya wajahmu pucat" tanya Dinda

"Nggak apa-apa Din, biasa hamil muda"jawab Jodha

"Kalo gitu mending istirahat aja Jo"saran Dinda

Jodha terkekeh kemudian menjawab
"Kamu udah kayak Jalal aja, dikit-dikit nyuruh istirahat, dia fikir ini perusahaan nenek moyangnya, lagipula kalo aku istirahat siapa yang ngerjain kerjaan segambreng ini" ucap Jodha memandang tumpukan berkas yang tersusun dimejanya

"Lah siapa tahu ini memang perusahaan nenek moyangnya, buktinya salah satu produser disini om nya Jalal kan ?"

"Hahah, bisa jadi Din, masa tadi pagi dengan pedenya dia bilang kalo aku diajak muter-muter jangan mau, bilang aja gak boleh sama dia, lah batinku siapa dia? ucap Jodha diikuti tawa keduanya

Setelah obrolan itu mereka melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing, perut Jodha pun sudah tidak terasa mual lagi, hingga saat istirahat tiba ketika Jodha dan Dinda memesan makanan, tiba-tiba Jodha pingsan dan mengejutkan orang-orang yang berada dikantin, kemudian salah seorang pegawai membawa Jodha ke ruang kesehatan

Dinda yang panik langsung menelpon Jalal, yang kebetulan sedang ada diperjalanan keluar untuk makan siang, lantas itu membuat Jalal sangat panik dan langsung putar haluan menuju kantor Jodha

SANG MENTARI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang