Empat bulan kemudian
"Jodha, kamu kenapa ?" tanya Dinda
"Gak tau din perutku rasanya mulas banget" ucap Jodha yang lemas karena sudah beberapa kali bolak balik dari kamar mandi, ia memuntahkan semua isi perutnya membuat Dinda sahabatnya khawatir
"Apa kamu masuk angin Jo ?" ucap Dinda menyentuh kening Jodha
"Tapi keningmu nggak panas"ucap Dinda berfikir, semenit kemudian ia menjentikkan jarinya"Kapan kamu terakhir dapat tamu bulanan?"
Jodha tampak berfikir
"Kurang lebih hampir tiga minggu aku telat Din"Sedetik kemudian Dinda tertawa bahagia, aku mengernyit bingung tidak mengerti tetapi tidak lama kemudian Dinda menjawab kebingunganku dengan satu kalimat yang membuat jantungku berdegup lebih cepat
"You're pregnant Jo !"
"Ayo kita ke dokter kandungan sekarang"Aku masih tidak bergerak untuk beberapa waktu. Perasaanku campur aduk antara senang dan tidak percaya, tak sadar aku menyentuh perutku dan mengusapnya dengan tangan gemetar "really I'm pregnant ?"
...
Aku dan Dinda telah tiba dirumah sakit, dan kami langsung menuju ke dokter kandungan, mendengar penjelasan dokter membuatku sangat terharu, ya ternyata telah ada janin yang mengisi rahimku yang berumur kurang lebih empat minggu.
Berita ini tidak aku sia-sia kan aku meminta Dinda langsung mengantarku menuju kantor Jalal, aku tidak sabar membagi kabar bahagia ini.
...
"Jo, aku tunggu parkiran saja ya"ucap Dinda
"Lho kok, ayo ikut denganku ke dalam"
"Nggak lah Jo, aku tidak mau merusak moment bahagiamu bersama suamimu Jo, jadi aku tunggu sini saja ya"
"Hmm baiklah, tapi kamu tidak keberatankan, jika menunggu disini " tanyaku
"Santai saja"
"Baiklah terimakasih Dinda, aku ke dalam dulu ya"
"Oke"
...
" Apakah Pak Jalalnya ada di dalam?"tanyaku pada sekretaris Jalal
"Oh Ibu Jodha, ada bu tapi maaf pak Jalalnya sedang ada tamu"
"Baiklah saya tunggu disini saja"
...
Sudah tiga puluh menit Jodha menunggu, tapi tidak ada tanda-tanda orang yang keluar dari ruangan Jalal, dan itu membuat Jodha penasaran siapa sih yang bertamu ?
Karena Jodha sangat penasaran ia langsung masuk ruangan Jalal tanpa mengetuk terlebih dahulu, alangkah kagetnya Jodha karena melihat pemandangan yang menurutnya sangat menjijikan, seorang wanita seksi sedang mencium bibir suaminya, dengan posisi wanita itu duduk dipaha suaminya
"Ja...Jalal apa yang kamu lakukan?"tanya Jodha dengan mata yang sudah berkaca-kaca
"Jodha?" ucap Jalal kaget
"Ini semua bisa aku jelaskan Jo"ucap Jalal mendekati Jodha"Apa yang mau kamu jelaskan Jalal" ucap Jodha melangkah mundur
"Jodha ini semua tidak seperti yang kamu fikirkan Jo"ucap Jalal memegang bahu Jodha
"Apa yang mau kamu jelaskan Jalal ?! Apa kamu mau bilang kalo itu tanpa disengaja!" teriak Jodha sambil menghentakkan tangan Jalal
"Sudahlah Jalal, untuk apa kamu jelaskan pada wanita ini" ucap wanita itu sambil bergelayut manja pada lengan kekar Jalal
"Jelas-jelas kamu yang telah merebut Jalal dariku! Jalal ini pacarku! dan kami belum putus""Diam kamu! Ingat kamu bukan siapa-siapa ku lagi, aku sudah menikah dan Jodha lah istriku"teriak Jalal
"Aku benci padamu Jalal!" ucap Jodha beranjak pergi dengan air mata yang berlinang
"Ini semua gara-gara kamu, ingat kita sudah tidak ada hubungan lagi, ketika aku menikah dengan Jodha putus sudah hubungan kita!" ucap Jalal bergegas mengejar Jodha
"Jalal...Jalal...berhasil juga jebakanku...akan aku buat rumah tangga kalian hancur.
Inilah akibat jika berani menyakiti hati Benazir Anastasya" ucap Benazir tersenyum sinisDinda yang sedang asik dengan handphonenya kaget dengan suara pintu mobil yang dibuka secara keras
"Din, cepat kita pergi dari sini"ucap Jodha dengan air mata yang masih membanjiri pipinya"Jo, kamu kenapa ?"
"Cepat Din, nanti aku jelaskan"
"Jodha...Jodha...buka pintunya Jo, tolong dengarkan aku duli" ucap Jalal berusaha agar Jodha mau keluar dari mobilnya
"Udah Din ayo kita jalan"
"Tapi Jo, Jalal ?"
"Kumohon Din, jalan sekarang" ucap Jodha menghiraukan Jalal yang terus mengetuk kaca mobil
"Baiklah"
Dinda bergegas menggas mobilnya, meninggalkan Jalal yang masih terpaku ditempatnya berdiri
"Jodha..." ucap Jalal tertunduk lesu, melihat mobil Jodha melesat tanpa memperdulikan dirinya
Niatnya Jalal ingin mengejar Jodha tetapi kurang dari tiga puluh menit lagi ia ada meeting yang tidak dapat ia tinggalkan
Mobil mereka berhenti disebuah cafe, Jodha dan Dinda memesan dua gelas cappuccino hangat
Dinda yang melihat Jodha yang masih terdiam dengan fikirannya sendiri, mulai bertanya pada Jodha
"Jo kamu kenapa?"
Jodha bukannya menjawab, tetapi malah air mata yang ia keluarkan dari sudut matanya
Dinda yang merasa kasihan mendekati Jodha dan memeluknya
"Din...Jalal jahat" ucap Jodha dengan air mata yang makin deras menetes"Tenang Jo, kalo kamu belum siap untuk cerita tidak apa-apa, yang penting tenangkan dirimu dulu"
"Din, bolehkah aku menginap di rumahmu ?"
"Tapi Jo, suamimu ?"
"Aku belum siap bertemu dia Din"
"Baiklah, kamu tenangkan dirimu dulu dirumahku"
...
Jalal yang telah pulang dari kantor bergegas mencari Jodha untuk menjelaskan semua kesalahpahaman yang terjadi
"Jodha ??? Kamu dimana sayang?" teriak Jalal ketika sudah sampai di pintu
Jalal mencari di sekeliling rumah, ia belingsatan tidak menemuka Jodha ia tidak tahu Jodha pergi kemana, ia bertanya kepada para tetangga apakah mereka ada yang melihat Jodha, tetapi nihil tidak ada yang mengetahui Jodha ada dimana
"Jodha dimana kamu" ucap Jalal yang terduduk di trotoar jalan raya dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya
tbc
Notes :
Terimakasih yang sudah membaca jangan lupa ⭐ kritik dan sarannya juga 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG MENTARI (END)
FanfictionOrang tua yang menjodohkan anaknya selalu punya alasan dan pertimbangan baik secara logika atau pun rasionya. Tapi, apakah mereka memahami apa yang di inginkan seorang anak? dengan orang yang bahkan tak pernah sedikit pun mereka bayangkan? Cinta me...