Epilog (part tambahan)

1.3K 49 2
                                    

"Yang, sudah selesai belum? Nanti kita terlambat! " Teriak Jalal dari lantai bawah

"Sebentar Yang, Thaya tidak mau nih pakai gaunnya, masa mau pakai celana jeans lagi" Teriak Jodha menjawab panggilan suaminya,  Jodha kesulitan menghadapi putri kecilnya yang berusia tiga tahun itu.
Mereka sedang bersiap pergi ke pesta resepsi pernikahan Ravi adiknya Jodha, karena ijab kabul telah dilaksanakan minggu lalu dikediaman mempelai wanita, tetapi Jodha tidak datang hanya Jalal yang mewakilkan beserta rombongan yang lain, dikarenakan ia sedang tidak sehat. Tapi yang jadi masalah kali ini adalah putrinya, Thaya tidak mau memakai gaunnya, hal ini bukan yang pertama kalinya terjadi, sudah berulang kali.  Seperti acara pesta perusahaan, ulang tahun sepupunya Jodha, dan masih banyak lagi. Bahkan dipesta ulang tahunnya sendiri pun, ia tidak mau memakai gaunnya. Dia selalu memilih kaos atau kemeja dan jeans yang biasanya ia pakai untuk jalan-jalan bersama ayah bundanya. Sepertinya dia tidak nyaman memakai gaun-gaun itu.

Jalal menghampiri mereka berdua,  putrinya terlihat murung dengan duduk selonjoran dilantai dengan baju pilihannya ditangan. Gadis kecil itu ngambek " Ayah, mau yang ini! " Teriak gadis itu ketika ayahnya mengambil gaun yang dipegang oleh bundanya.

"Kali ini saja, ya sayang" Bujuk Jalal.
Thaya menggeleng keras, sambil berbalik memunggungi kedua orangtuanya. Ia tidak menyukai gaun itu, setiap belanja ke mall,  ia tidak pernah melirik baju seperti itu, pasti ia langsung lari kearah jeans dan kaos.

"Ya sudah, sini ayah pakaikan" Bujuk Jalal " Kamu siap-siap dulu aja Yang" Ucap Jalal pada Jodha. Lagi-lagi mereka harus mengalah pada putrinya. Balita itu bangun menyerahkan baju pilihannya pada ayahnya, yang sudah terlihat kusut karena ia tindih.
"Ganti baju yang lain ya? Bajunya sudah kusut" Ucap Jalal, anak itu mengikuti ayahnya kearah lemari pakaian. Jarinya menunjuk kearah sweater berwarna hitam dan celana jeans hitam. Jalal mengambilnya dan memakaikannya pada putrinya. Sepatu sneakers putih diambilnya dari lantai, dan meminta ayahnya memakaikannya juga.

Jalal menggandeng Thaya menuju kamarnya, disana sudah terlihat bundanya sedang merias dirinya didepan cermin.

Ketiganya kini sudah bersiap dan menuju ke halaman depan memasuki mobil Rolls Royce hitam milik Jalal yang dikendarai oleh supir mereka.

Jodha memperhatikan putrinya yang duduk tenang diantara dirinya dan Jalal.
Menyandarkan punggungnya dikursi dan menyilangkan kedua tangannya didada, seakan tidak ada beban sama sekali. Jodha hanya bisa menghela nafas.
"Entah kapan putri bunda ini bisa anggun sedikit" desahnya lirih

Jalal tersenyum mendengarnya, sedangkan Thaya sama sekali tidak menggubrisnya.
Selain tomboy ia juga jutek dan dingin. Entah darimana ia mendapatkan sifat itu. Kedua orang tuanya bukanlah orang yang dingin dan jutek.
Mungkinkah karena dulu Jodha pernah mengidam yang aneh, ia ingin makan mangga tapi Rajat Tokas,  aktor kesukaannya lah yang harus membawanya, sungguh tidak mungkin bukan?"

Jodha mengamati keadaan sekeliling,  mereka sudah sampai di area pesta dilaksanakan, Jalal mengulurkan tangannya pada Jodha sedangkan Thaya sudah daritadi berada disamping ayahnya dan mengamati keadaan sekeliling, sepertinya dia tidak menyukai tempat ini.

"Ayo" ajak Jalal. Dia meraih gadis kecil itu dalam gendongannya.
Nuansa pink putih menghiasi area pesta menggambarkan kedua mempelai yang tengah berbahagia.

Ketiganya kini sedang dalam antrian untuk memberikan selamat kepada kedua mempelai Ravi dan Rena.  Senyum Jodha tidak pernah terlepas dari bibirnya ia sangat senang akhirnya sang adik menambatkan hatinya pada seorang dokter muda walaupun pada awal mereka bertemu  karena sebuah insiden.

"Halo Thaya  ponakan Om Ravi yang cantik, kenapa gaunnya nggak dipakai sayang?" Goda Ravi pada Thaya membuat lamunan Jodha buyar,  karena sekarang gilirannya lah untuk bersalaman.

"Nggak mau" Balas Thaya dengan nada juteknya,  membuat Ravi dan istrinya gemas melihat tingkahnya. Ravi sudah paham dengan perangai gadis kecil ini, dia juga heran mewariskan sifat siapakah ponakannya ini.

"Selamat ya dek, ternyata kalian jodoh. Maafkan kakak nggak datang waktu ijab" Ucap Jodha

"Terimakasih kak, nggak apa-apa kok kami maklum. Kami juga nggak menyangka kalo kami akan menikah" Ucap Rena malu-malu

"Haha, walaupun bertemu nya dengan cara yang tidak biasa namanya jodoh nggak akan kemana" timbrung Jalal.
Mereka pun tertawa.
Sesi bersalaman selesai diakhiri dengan foto bersama.

...

"Ayah pulang" rengek Thaya setelah hampir tiga jam mereka dipesta itu.

"Sebentar lagi sayang,  ini acara yang sudah mau selesai kok" Bujuk Jalal

Mengatasi kebosanannya, Thaya kembali mencomot kue coklat yang berada di meja, posisinya yang berada dipangkuan sang ayah memudahkannya untuk mencomot kue tersebut.

Sepuluh menit kemudian gadis kecil itu kembali merengek, ia sudah sangat bosan berada di pesta,  hanya makan dan makan yang bisa ia lakukan, ayahnya tidak melepaskan sama sekali, seolah takut anaknya akan hilang jika ia melepa sedetik saja.

"Iya, kita pulang" Ucap Jalal.
Jalal dan Thaya menghampiri Jodha yang sedang berbincang dengan keluarga yang lain, untuk mengajaknya pulang.
Jodha pun setuju, dan berpamitan pada yang lainnya.

Dalam perjalanan pulang, Thaya sudah tertidur dalam pangkuan Jalal,  walaupun ia jutek ia masih mempunyai sisi anak-anaknya yang sewaktu-waktu bisa merengek karena sesuatu, direngekannya yang terakhir ia mengerti jika anaknya sudah mengantuk. Jalal sudah menjelma menjadi sosok suami idaman sekarang ia bersedia melakukan apapun demi anak dan istrinya.

...

Jodha membaringkan tubuhnya dikasur. Dia sudah mengganti pakaian Thaya karena ia tadi sempat terbangun dan kembali tidur setelah dibuatkan susu. Jodha pun sudah membersihkan dirinya dan bersiap untuk tidur.

"Kamu cape?" Tanya Jalal yang sudah membaringkan tubuhnya disamping Jodha.
Jodha mengangguk sebagai jawaban.
"Tidurlah" Bisik Jalal sambil memeluk Jodha. 
Jodha mengangguk, tapi ia teringat sesuatu yang ia coba tadi pagi.

Jodha beranjak bangun mengambil benda itu dari laci, sebuah tespack yang menunjukkan dua garis, jodha memberikannya pada Jalal
" Aku positif hamil lagi Yang,  sudah kucoba berkali-kali " Jelas Jodha

Jalal merengkuh Jodha dalam pelukan,  ia menciumi seluruh wajah istrinnya.
"Terimakasih sayang, kamu menambah kebahagiaanku lagi"bisiknya

" Aku juga berterimakasih Jalal,  kamu sudah menjadi suami yang sangat baik, I Love You Hubby" Balas Jodha

"I Love You more and more Jodha"
Jalal memberikan ciuman dibibir Jodha

Siapa yang menyangka pernikahan karena perjodohan membuat seorang playboy dan gadis yang hanya tahu soal pekerjaan dapat bersatu. Jodha tidak menyangka dirinya dapat menjadi obat bagi seorang playboy akut. Jalal pun sangat bersyukur dengan itu, sekalipun mesumnya tidak hilang setidaknya ia hanya mesum pada istrinya sendiri yang sah dimata agama dan hukum.

Kehidupan bahagia kini menyelimuti keduanya, walaupun masalah kian menerpa tapi cinta mereka jauh lebih kuat. Terlebih lagi kehadiran buah hati mereka serta calon adik bagi Thaya, membuat mereka tidak ragu untuk bilang Kami Siap.

TAMAT

SANG MENTARI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang