Chapter 7²

2K 239 362
                                    

#PoPikutmudik 😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#PoPikutmudik 😂

"Kalian, segera menuju peron tujuh," ujar Ms

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian, segera menuju peron tujuh," ujar Ms. Delian, selaku pembimbing dan penanggung jawab perpindahan siswa kali ini, sembari menunjuk ke arah peron bernomor tujuh.

Mereka yang dititah Ms. Delian segera bergegas menuju peron tujuh. Termasuk Ren. Dia merasa terasing di perjalanan ini. Bagaimana tidak? Empat anggota lainnya adalah para pemilik elemen of god. Walaupun jika setengah sun dalam dirinya masih dianggap, dirinya tetap ada di golongan mereka.

"Di sini sangat dingin." Lya merapatkan syalnya. Menghalau udara dingin merangsek lebih jauh.

"Kau seperti tak pernah merasakan musim dingin saja." Deaz berkata tanpa memalingkan pandangannya dari catatan yang tak berminat dimasukkannya kembali ke dalam kopernya yang sesak.

Lya mendengkus. Merasa perhatian yang seharusnya ia dapatkan malah direbut oleh setumpuk catatan yang entah apa isinya.

"Bukannya tak pernah, tapi aku ini orang tropis." Lya mengendikkan bahu. Tak mendapat tanggapan Deaz, ia menghembuskan napas kesal. Uap dingin mengepul seiiring dirinya menghembuskan napas.

"Pasti sangat sulit beradaptasi, ya, Kak Lya." Rise berkata simpatik sembari tersenyum. Ia selalu menutup matanya kala tersenyum. Membuat orang lain selalu bilang bahwa siapapun dapat bersembunyi kala Rise tersenyum atau tertawa. Seperti petak umpet dengan Rise sebagai pencarinya.

"Rise memang orang yang pengertian!" Lya bersorak, lantas mendekap Rise.

"Haha, jangan begitu. Kakak tahu bagainana aku."

Bincang-bincang mereka tak pernah terputus. Bahkan sekadar berhenti untuk mempersilakan Ren bergabung. Gadis itu hanya tersenyum mendengar perbincangan mereka berempat yang seharusnya membuatnya terbahak.

Ren melirik Vier. Dia juga asik dengan topik perbincangannya sendiri. Sesekali Rise harus mencubitnya agar laki-laki itu berhenti bicara hal menyebalkan. Ren ingin mentertawainya. Namun, sulit untuk berbaur. Ia juga merasa sulit berhubungan dengan Lya. Perempuan pemilik elemen of god tipe nature itu selalu menatapnya tajam saat mereka saling berhadapan. Ren tak sanggup mendapatkan tatapan itu. Bulu romanya selalu meremang karenanya. Walaupun tak mengerti sebab pastinya, Ren lebih baik menghindarinya.

Prince or Princess: MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang