PoP: Amorist-Finale

2.1K 221 104
                                    

Amorist Part 9: Finale

Rasa-rasanya semua yang telah terjadi adalah sebuah imajinasi liar belaka--yang datang dan pergi tanpa meninggalkan bekas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasa-rasanya semua yang telah terjadi adalah sebuah imajinasi liar belaka--yang datang dan pergi tanpa meninggalkan bekas. Yang terjadi malam itu pun tak nyata sama sekali. Barangkali Ren hanya berhalusinasi. Namun, saat bangun di siang bolong dalam kabin kapal, ia sadar satu hal: yang semalam dan beberapa minggu belakangan bukanlah sebuah halusinasi atau bahkan mimpi. Ia benar-benar di sana, menjadi saksi atas bergulirnya berbagai peristiwa. Bahkan terlibat di dalamnya. Jika bisa, ia harap semua itu tak nyata. Hidup akan terasa baik-baik saja tanpa hal-hal macam itu. Namun, ia pun sadar, hidup bukan tak mungkin bergulir tanpa hambatan.

Ren menghela napasnya panjang sembari memainkan sweter kasmir berwarna marun yang dipinjamkan Neiva. Setelah terbagun sangat siang--dengan matahari yang bahkan terlalu jauh untuk disapa, adik perempuan Vier itu menggiringnya ke dapur, memintanya duduk dan membiarkannya memperhatikan tangan-tangan gadis itu bergelut dengan peralatan dapur. Keberadaan Neiva di sisinya benar-benar berpengaruh besar bagi suasana hatinya di kapal. Apalagi saat harus tidur dalam kabin yang sempit dan pengap, ia hampir tak dapat tidur sepanjang malam. Untungnya, Neiva berada di sisinya, menemaninya sampai terlelap. Bahkan, jika perlu, gadis itu menawarkan untuk menyanyikan nina bobok untuknya. Sekarang, ia meragukan siapa yang lebih dewasa di antara mereka berdua.

Ia sejujurnya masih kurang mengerti dengan apa yang ia alami. Kehilangan ingatannya beberapa minggu belakangan membuatnya bingung. Apalagi jika mengingat-ingan tentang Ansel. Rasanya ia tak mau percaya. Kapten kapal muda yang ramah dan murah senyum itu menjadi biang atas hilangnya berkas-berkas penting IETDO sekaligus orang kurang waras yang memenjarakannya di pulau terpencil. Padahal, Ansel kelihatannya bukanlah orang yang seperti itu. Di dalam tim, dia adalah sosok paling dewasa. Pemimpin yang baik, satu-satunya orang yang mampu mengendalikan semua orang di tim. Sekaligus orang paling perhatian yang tak pernah melewatkan untuk memperhatikan keadaan seluruh anggota timnya. Ren tak dapat lagi memikirkan reaksi rekan-rekannya saat mendapatkan kabar tentang Ansel, kapten kapal muda yang selalu mereka kagumi. Apalagi, setelah ditelusuri, dia adalah mata-mata dari Regan Institute--pesaing IETDO sejak lama. Entahlah, Ren tak begitu paham tentang perselisihan dua organisasi besar itu. Walaupun berdiri dengan embel-embel mengembangkan teknologi elemen, keduanya tetap saja sebuah lembaga bisnis. Mereka sama-sama mengejar uang dan uang dapat membuat banyak orang buta.

Prince or Princess: MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang