18 ; E

5 2 0
                                    

Ignorance
.
.
.

"Ketika seseorang mengatakan kalau 'dulu' dia memiliki seseorang yang dia cintai, tak ada yang menjamin kan kalau 'detik ini' dia masih mencintai seseorang itu? "


Earlene Azalia Emery

"Kalian bener bener udah putus?".

Gue gak langsung menjawab pertanyaan yang bagi gue itu sensitive.

Gini loh, emang kalau gue putus harus banget di sebar?

Semua orang emang wajib tau?

Emang mereka gak ada kehidupan lain yang harus mereka urusin?

Kenapa harus repot repot nyari segala kebeneran tentang kehidupan orang lain yang bahkan gak ada hubungannya sama diri lo sendiri. Kurang kerjaan tau gak sih.

"Emang lo ngapain nanya kayak gitu?". Sinis gue. Gak peduli sama orang tentang sikap gue yang gak ramah. Terserah mereka.

Earlene ternyata gak seramah yang keliatannya ya.

Iya emang. Terserah lo deh.

Gue juga manusia biasa yang kadang kesel sama tingkah dunia. Gue bukan malaikat yang gak pernah berbuat dosa. Oke ini berlebihan.

"Gini loh len. Gosip tentang kalian putus itu banyak, gue gak mau percaya kalau gak langsung nanya ke kalian. Gue ini termasuk pendukung hubungan kalian". Gue menaikkan alis gue. Ya pokoknya muka gue disini songong lah.

Dia gak percaya sama gosip alay yang beredar sebelum dia nanya langsung ke gue? Kok kemaren-kemaren gak ada yang kayak gini ya? Gue udah kelas 12 dan hidup gue makin gak tenang dengan ujian ujian kelulusan yang akan menghampiri gue. Maksud gue disini gue mau fokusin sekolah gue bukan ngurusin hal yang gak penting kayak gini.

"Iya, kita udah-".

"-Belum. Kita belum putus. Gue bersyukur lo gak percaya sama gosip alay nan menjiikan itu". Gue menoleh ke arah samping memperlihatkan sosok tinggi dan putih disini. Dia emang udah ada sini daritadi.

Sebelum temen gue ini ngedatengin kita berdua, rael lebih dulu narik gue. Katanya ada yang pengen dia omongin. Pas baru aja rael mau memulai pembicaraan, si kea dateng tanpa tau tata krama.

"Apasih rael. Gak, dia bohong, kita udah gak punya hubungan apapun". Kata gue mengklarifikasi. Muka kea disini bingung banget karena harus percaya sama siapa.

"Len,aku tau kamu lagi marah sama aku. Tapi bukan berarti kamu mutusin aku kan?". Gue mengangan.

Eh?

Kok geli?

Dia rael?

"Oh ternyata kalian cuma lagi berantem. Syukur deh kalian gak putus beneran". Gue udah gak bisa berkata kata lagi disini. Mau memberi fakta yang sebenernya, kayaknya percuma. Suara gue gak akan di dengar.

Lagian rael kenapa sih?

Gue menyelesaikan mainan gila itu kemarin dan menyatakan kepada alodie kalau gue kalah.

Tapi apa sekarang?

Apa jangan jangan ternyata gue itu udah menang tanpa sepengetahuan gue?

Atau ternyata disini rael udah mulai ada rasa sama-

"Nah lo udah tau kan kea? Jadi lo harus meyakinkan semua orang yang nuduh raine perusak hubungan. Gue emang gak suka gosip, tapi masalahnya disini, setiap gue jalan di koridor, kalian bergosip dengan suara yang cukup terdengar sama gue. Jadi gue harap kalian jangan jauhin raine".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ignorance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang