04 ; Ar

19 5 0
                                    

Ignorance
.
.

.

Aku sedang berjuang menahan rindu seorang diri
Rindu yang selalu datang kapan pun.
Rindu yang menghampiri tanpa melihat suasana.

Aku biasanya tidak menulis di lembaran putih ketika rindu itu ada.
Tapi kali ini,
Rindu yang ku rasakan sungguh berbeda.
Ini sangat menyiksa diri.

Aku harap,
Suatu hari nanti,
Rindu seperti ini tidak kurasakan lagi,
Karena sosok dirimu yang selalu ada dihidupku.

Sia sia bagi earlene membuang waktu malamnya hanya untuk memikirkan karangan puisi untuk lomba antar kelas. Classmeeting sudah berakhir dan earlene tidak bisa membagi karyanya secara cuma cuma karena waktu itu.

Dan sekarang dia lagi di hadapan ketiga adik kelasnya yang baru saja di kenalnya seminggu yang lalu dan juga alodie. Hanya mereka yang bisa mendengar puisinya dan menghargai usahanya.

Suara tepuk tangan hadir dari ke empat orang itu.

Earlene tersenyum senang. Tak apa karya puisinya tak di dengar banyak orang, tapi setidaknya masih ada beberapa orang yang menghargai dirinya.

"Bagus kak. Judulnya apa? ".

"Menahan rindu".

"Gue gak nanya lo alden.. ".

"Apa salahnya ngasih saran? ".

"Gue gak butuh saran dari lo".

Siapa lagi yang kayak gini? Alden dan arin kayaknya emang gak bisa di satuin.

"Rin, kan udah gue bilang buat gak ngerespon alden".

"Tapi vyn-"

"Bener tuh kata gavyn. Gue baru lima hari main sama kalian aja setres. Gue rasa gavyn depresi ada di deket kalian berdua. Untung dari dulu gue cuma kenal lo pada tanpa minat buat berteman".

Earlene cuma bisa diem mengusap dahinya. Kayaknya dia juga bakalan depresi yang udah seminggu kenal mereka.

"Udah udah. Tapi makasih ya". Earlene menghela nafas. Lelah. Pikirnya.

"Len, gimana lo sama rael?". Alodie mengganti topik.

"Gimana apanya?".

"Ya hubungan kalian ".

"Gak tau. Udah seminggu gue gak ketemu dia" Jawab earlene dengan muka datarnya, mengacuhkan ke tiga adik kelasnya yang hanya bisa mendengar tanpa memahami.

"Gak ketemu apa emang sengaja tutup mata pas dia lewat di hadapan lo?".

"Gak usah bahas dia lagi". Earlene pergi setelahnya, meninggalkan alodie yang sedang menatap ketiga adik kelasnya dengan muka datar.

"Kak earlene sama kak rael itu bener bener pacaran kan?". Udah seminggu lamanya arin penasaran sama hubungan kedua kakak kelasnya itu. Seminggu lamanya dia berusaha untuk menutup mulutnya. Tapi untuk hari ini, mulutnya tidak lagi bisa menahannya.

Ignorance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang