11

1K 270 321
                                    

💎 Anaya 💎

Di luar sana, suhu udara di Jogja sudah mencapai 33 derajat Celsius siang ini. Hal yang paling diincar oleh orang-orang adalah AC, minuman dingin, dan tempat yang enak buat leyeh-leyeh. Begitu juga dengan ketiga teman dekat gue yang sekarang lagi ngadem di kamar gue. Ada Salma, Calum, dan Reyhan.

Niat awal kita kumpul ada ngerjain tugas kelompok buat minggu depan. Tapi ternyata niat kita sedikit meleset. Kami akhirnya malah streaming film Kissing Booth rame-rame dan gemes sendiri ngeliat Joey King dan Jacob Elordi beradu acting.

"Mereka lucu banget. Nggak tau lagi deh gue." Salma berkomentar.

"Makanya, lo cari pacar biar bisa kaya mereka. Jones lo," timpal Reyhan yang langsung dilempar bantal oleh Salma. "Aduh!"

"Ngaca dulu sebelum komentar."

"Berisik banget sih kalian. Satu-satunya yang punya pacar di sini tuh cuma Anaya," Calum tergelak. "Ya kan, Nay?"

"Ya, gue kan yang paling cantik." Balas gue sok sombong.

"Anyway, Ashton apa kabar? Udah lama lo nggak cerita tentang dia ke kita-kita." Kata Calum, pandangannya masih belum lepas dari layar laptop gue.

Mendadak kerongkongan gue seperti tercekat. Gue ingat, gue belum sempet cerita ke mereka kalau gue dan Ashton lost contact—untuk kesekian kalinya—selama kurang lebih satu bulan. 

"Au deh, makin nggak jelas," gue tertawa kecil. "Kita udah nggak chat sejak sebulan yang lalu."

"Kenapa gitu?" Sahut Reyhan.

Salma berdecak kesal, "Lo kaya nggak tau mereka aja deh, Han."

Gue tersenyum masam mengingat Salma yang udah tahu kalau gue dan Ashton nggak saling bertukar kabar semenjak satu bulan yang lalu. Beberapa kali gue coba chat dia, tapi jarang dibales. Dibalesnya pun beberapa jam kemudian, paling cepet satu jam kemudian. Atau kalau enggak, dibalesnya baru besok paginya. Gue kesel dan males, jadi gue memutuskan untuk nggak chat dia untuk sementara—sampai saat ini.

"Lo udah coba telfon dia?" Tanya Calum.

Gue menganggukkan kepala, "Jawaban yang benar. Gue udah coba telfon dia dua atau tiga kali, tapi nggak diangkat. Alasannya dia lagi sibuk ngurusin acaranya atau kalau enggak survei tempat. Itu sih alasan terakhir sebelum kita bener-bener lost contact gini."

"Jangan-jangan dia udah bosen sama lo, Nay." Celetuk Reyhan, lalu mencomot piscok dari piring yang ada di sampingnya.

"Heh, kalau ngomong dipikir dulu, Han." Balas Salma tajam.

Mendengar itu, gue termangu. Gue sebenernya juga memikirkan hal yang baru saja dilontarkan Reyhan. 

"Mungkin...iya?"

Gue merasa tergerak untuk mengatakan sesuatu, tapi lidah gue kelu. Gue pengin tanya langsung ke Ashton, apakah intuisi gue benar? Bahwa dia dengan halus telah menghindari gue. Bahwa ada keanehan yang terjadi antara kami berdua, tapi entah apa. Namun, gue nggak tahu harus memulai dari mana. 

Kembali dalam keheningan, kami berempat duduk diam. Calum menyeruput es kopinya perlahan. Begitu juga Salma dengan es tehnya. Sementara gue masih berkutat dengan pikiran gue sendiri.

Tacenda | Ashton ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang