14

1K 267 428
                                    

💎 Ashton 💎

Kemarin sore merupakan sore yang paling tidak terduga. Rasa bersalah yang sangat kuat terasa memenuhi seluruh rongga tubuh gue, menyebabkan gue merasa sesak. Dan yang membuat hati gue lebih pedih lagi, meski desakan itu begitu kuat, tetap diri gue sendiri nggak bisa memaksakan mulut gue mengatakan apa-apa.

Setelah Anaya pulang dari rumah, gue dengan segera mengantarkan Lita pulang. Meski awalnya Lita menolak―karena rencanya sore itu kami akan meng-cover beberapa lagu―tapi gue mengabaikannya, gue tetep nganterin dia pulang.

Tok! Tok! Tok!

Mendengar pintu kamar gue diketuk, gue mepersilakan orang tersebut untuk masuk. Jujur, saat ini gue masih terlalu enggan bangkit dari kasur sejak tadi pulang kuliah.

Pintu terbuka, memunculkan Lauren dengan wajah datar masuk ke kamar. 

"Gue udah denger semuanya dari Harry," dia berdiri di dekat tempat tidur. "Kak, lo masih waras kan?"

Tunggu, tunggu, kenapa tiba-tiba Lauren jadi emosi ke gue begini? "Lo kenapa sih, Dek?" Gue balik bertanya.

"Lo anjir yang kenapa. Lo jahat banget sama Kak Anaya, gue malu punya kakak kaya lo," Semprot Lauren dengan lantang. "Lo bodoh banget, Kak. Sumpah."

Nggak terima dengan perkataan Lauren, gue bangkit dari tempat tidur dan menatap Lauren tajam. "Jaga mulut lo ya. Jangan mulai kurang ajar sama kakak lo sendiri."

"Gue nggak bakal berani ngatain lo kaya gini kalau lo nggak salah. Di sini, posisinya jelas elo yang salah."

"Please, nggak usah ikut campur urusan gue sama Anaya." Pinta gue, berusaha menahan amarah di hadapan adik perempuan gue.

Lauren menggeleng, dari wajahnya gue bisa melihat rasa kecewa. "Lo jahat, Kak. Gila!" Ujar Lauren seraya membukakan pintu kamar. "Ternyata lo sama aja kaya cowok-cowok di luar sana, payah."

Tak terasa, kedua tangan gue sudah mengepal sempurna di samping tubuh. Gue bisa aja marah sama Lauren, tapi otak gue segera menepis pemikiran bodoh seperti itu. Sejenak gue melirik pintu yang sudah tertutup di balik punggung gue, Lauren udah pergi dari sini.

Meraih HP di meja belajar, gue memutuskan untuk coba menghubungi Anaya. Gue sadar perlakuan gue ke dia kemarin sore pasti udah keterlaluan. Pasti dia lagi sedih dan kecewa sama gue. Kenapa kemarin gue nggak coba ngejar dia aja, astaga. Gue jadi makin nggak enak sama Anaya.

"Fuck." Desis gue saat mengetahui telfon gue nggak diangkat sama Anaya, ini udah kelima kalinya gue telfon. Tetep aja nggak diangkat. 

Masih berusaha, gue memutuskan untuk coba chat Anaya. Siapa tau Anaya lagi di luar atau jalan-jalan, jadi dia nggak sempet angkat telfon.

Anaya 🐒

Anaya
Bisa tolong angkat telfon aku?
Aku mau ngomong sama kamu sebentar aja
Mau ngelurusin masalah yang kemarin
Plisssssssssss

Kapan kapan aja ya ash
Aku masih butuh waktu sendiri
Maaf

Nay maafin akuuu
Aku udah keterlaluan sama kamu kemarin
Kamu boleh dan bisa putusin aku kalau kamu mau

Aku nggak bisa

Kenapa?

read

"Sial, cuma di read doang."

***

Tacenda | Ashton ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang