💎 Anaya 💎
"Hasil jepretan lo kemarin keren-keren banget, Nay!" Cetus Natalie saat gue dan teman-teman sedang berkumpul.
"Biasa aja, Nat. Tapi, makasih ya hehe." Sahut gue sambil tersenyum lebar, tak mampu menyembunyikan rasa senang dan bangga yang seketika menyeruak di hati.
Sekarang, di kamar gue, sudah ada Natalie, Giana, dan Salma. Ini bukan pertama kali teman-teman gue memuji hasil jepretan gue. Tapi, entah kenapa, rasanya beda aja ketika lo bisa membidik idola lo dengan lensa kamera, hasilnya memuaskan, dan orang-orang menyukainya.
"Lo seneng kan, Nay? Tiket sold out, bisa nonton Sheila On 7 dari deket banget, terus bisa foto bareng Duta." Ujar Giana dengan gemas.
"Iya, lah! Gue seneng banget, nggak nyangka akhirnya bisa ketemu langsung sama Duta juga." Timpal gue tak kalah bersemangat.
Semalam memang malam yang luar biasa. Bisa menjadi bagian dari kepanitiaan acara, ditambah acara lo itu sukses berat, rasanya tuh keringat kerja keras lo selama ini nggak sia-sia. Apalagi guess star yang ditampilkan adalah band favorit gue dari jaman SD, gue senengnya berkali-kali lipat.
Keseruan semalam juga membawa gue untuk melihat seseorang, seseorang yang sebenarnya masih enggan untuk gue temui. Siapa lagi kalau bukan Ashton? Sejujurnya, gue udah lihat dia dari awal. Dia dateng sama rombongannya—Michael, Luke, Ethan, dan Julian. Baru setelah itu mereka berpencar, dan Ashton jadi berduaan sama Lita.
Gue sebisa mungkin mengabaikan kehadiran Ashton dan Lita—dua makhluk manusia yang sekarang paling gue hindari—dan berusaha fokus sama tugas gue sebagai divisi PDD.
Ternyata, mengabaikan orang—yang masih gue sayang—nggak semudah itu. Faktanya, gue masih penasaran dengan apa yang Ashton lakukan. Sesekali, gue mencuri pandang ke arahnya pada malam itu. Sialnya, Ashton lebih sering menangkap basah gue yang sedang melihat dia. Untung semalem ada Calum yang selalu mengoceh dan berjaga di dekat gue. Jadi, seenggaknya, perhatian gue jadi teralihkan.
Kami bertiga—gue, Salma, dan Calum—akhirnya memutuskan untuk segera pulang setelah sesi foto-foto dan evaluasi dengan panitia. Di dalam mobil, Calum nggak berhenti mengoceh tentang bagaimana gabutnya dia sebagai divisi keamanan setelah semua penonton sudah masuk dan close gate.
"Gue gabut banget waktu udah close gate. Penonton udah masuk semua, artinya gue udah selesai body check," kata Calum yang memang bertugas melakukan body check di pintu masuk. "Abis itu udah deh, gue nganggur." Sambungnya.
"Enak dong, Cal." Sahut Salma.
"Apaan? Tadi pas gue body check, ada mas-mas yang keteknya bau. Nggak banget deh." Balas Calum, kemudian ia bergidik ngeri.
Gue tergelak, begitu juga dengan Salma. "Lo masih mending lah, Lum. Gue jadi divisi acara udah mondar-mandir dari tadi pagi subuh." Tambah Salma.
"Gue juga capek harus kemana-mana pake kruk," gue ikut mengeluh. "Ribet banget mau apa-apa jadi susah. Untung aja udah mendingan, terus tadi bisa foto sama Duta hehe." Gue nyengir lebar pada akhirnya.
"Yeeee, dasar bocil. Yang penting lo seneng, kan?" Tukas Calum dan gue mengangguk mantap.
"Tadi kalau nggak salah, gue lihat Ashton dan kawan-kawan, terus ada Lita juga." Kata Salma.
Nggak lama, Calum menimpali, "Gue nggak lihat. Mungkin gue terlalu sibuk ngejagain Anaya kali, ya?"
Gue sedikit tersentak. Namun, senyum gue berangsur terbit melihat tampang Calum yang jahil. "Gue nggak minta loh ya." Kata gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda | Ashton ✓
FanfictionBut, how can someone leave you for no reason? copyright © 2018 by nasikucing