Ada sebuah mobil yang menepi di sebuah halaman rumah di pinggiran kota. Singto menatap rumah yang berada tepat di depan nya ini, dengan senyuman mengembang.
Haruskah dia pergi kesana sekarang, atau hanya berdiam diri disini. Hatinya menyuruhnya kesana, tetapi akal sehatnya menolak semua itu. Jadi apa yang akan Singto pilih sekarang, dia tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi kan, jika belum pernah mengalaminya, membuat Singto langsung turun dari mobilnya, dan berjalan ke arah teras rumah itu.
Lalu mengetuk pintu rumah itu dengan pelan, hingga tidak lama kemudian. Pintu yang berada di depan matanya itu terbuka, dan menampilkan seorang wanita paruh baya yang menatapnya dengan lembut.
"Sing, ada apa kau kemari pagi-pagi sekali?" Tanya wanita paruh baya itu pada Singto.
"Menjemput Krist, bibi." Jawab Singto, dengan suara yang manis.
"Krist? Ayo, masuk." Ajak wanita itu yang ternyata adalah ibu dari Krist.
Singto mengamati setiap sudut rumah Krist, dan mendudukkan dirinya di sofa. Yang berada di ruang tamu.
"Paman. ada dimana, bibi?" Tanya Singto.
"Paman sedang di luar kota, mengurus sesuatu. Sing mau minum apa?" Tanya ibu Krist.
"Tidak perlu repot-repot. Sing, hanya ingin menjemput Krist saja." Jawab Singto, yang membuat ibu Krist tertawa.
"Krist ada di dalam kamarnya. Singto kesana saja dan bangunkan dia." Kata ibu Krist.
"Krist masih tidur?" Tanya Singto.
"Iya, pasti kau tidak mengabarinya dulukan? Dia memang tidak akan bangun di jam seperti ini." Jawab ibu krist.
"Apa sing boleh tahu dimana kamar Krist?" Tanya Singto.
"Naiklah ke lantai atas, lalu berjalan saja mengikutiku lorong itu, kamarnya ada di ujung lorong." Jawab ibu Krist yang di jawab oleh Singto, dengan anggukan.
___________Saat singto masuk kedalam kamar Krist, yang di jumpai pertama kali oleh Singto membuat pria itu ingin tertawa, bagaimana tidak sebab Krist saat ini berbaring di atas tempat tidur mengunakan kaus berwarna putih, dengan celana boxer bergambar Mickey mouse yang terlihat lucu. Berapa umurnya sekarang kenapa masih saja suka hal-hal yang konyol seperti itu.
Padahal matahari sudah hampir meninggi tetapi pria pemalas itu belum bangun juga. Biasanya dia selalu mengomel dan menasehati Singto seperti dirinya itu benar saja, tetapi nyatanya Krist sama saja.
"Krist... Krist... Krist..."
Ucap Singto sambil menggoyangkan bahu Krist dengan pelan, berharap bisa membangunkan pria manis itu dari tidur lelapnya.
Tetapi pria itu justru menarik tubuh Singto, dan memeluknya erat. Seperti jika itu adalah sebuah guling.
"Krist..." Panggil Singto lagi.
"Mmm. lima menit lagi, Mae." Jawab Krist sambil tetap memejamkan matanya.
Apa Krist mengira jika Singto itu adalah ibunya?
Bukankah itu bagus, jadi Singto memutuskan untuk memeluk Krist, lagipula pria itu yang lebih dulu memeluknya, dan jika Krist nanti marah Singto punya alasan supaya pria manis itu tidak akan marah lagi.
Namun itu hanya beberapa saat, karena setelah itu Krist membuka matanya. Dia heran kenapa ibunya jadi lebih berat dari biasanya, dan bahkan hanya diam saja. Padahal biasanya akan mengomelinya karena tidak mau bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[20]. I'll Give You All [ Krist x Singto ]
Fanfiction[ COMPLETED ] Aku ngk bisa deskripsiin cerita ini, lebih baik langsung baca aja ya. Cast: Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] dan ada beberapa cast tambahan lainnya. Warning! Cerita ini mengandung unsur Yaoi / BoysLove / Boyxb...