Ada sebuah mobil yang menepi di sebuah rumah tua di pinggiran desa yang sangat sepi, namun terlihat sangat asri. Krist membuka pintu mobil dan turun lebih dulu dari dalam mobil, sambil menatap ke sisi lain mobil menunggu Singto untuk keluar dari dalam mobil.
Krist menatap kesekelilingnya, dan mengeratkan jaket yang kini tengah di kenakanya, karena hawa dingin kini mulai menyengat kulitnya, padahal ada sebuah jaket tebal yang di kenakannya. Meskipun Krist tidak heran dengan hal itu, lihat saja kabut putih pekat yang mengelilingi sekitar desa ini di pagi hari ini.
"Krist..." Panggil Singto, sambil menghampiri Krist, dan merangkul bahu pria manis itu.
Tetapi Krist melepaskankan rangkulan Singto, lalu beralih untuk mengeratkan jaket yang di kenakan oleh suaminya itu agar Singto tidak kedinginan.
"Ayo, kita masuk." Ajak Singto pada Krist, seraya menggengam tangan Krist menuntun pria manis untuk mengikutinya masuk ke dalam villa yang akan mereka tinggali beberapa hari ini.
"Rumah ini sangat menyeramkan." Ujar Krist.
"Tidak juga." Sahut Singto.
"Tapi aku merasa jika ini menyeramkan." Kata Krist.
"Ada aku, jadi kau tidak perlu takut." Tenangkan singto, sambil mengusap-usap bahu Krist dengan lembut.
"Aku tidak takut, aku hanya berkata jika tempat ini itu seram." Sangkal Krist.
"Benarkah?" Tanya Singto tidak percaya.
"Kau mau aku pukul?" Tanya Krist memandang Singto tajam, mereka kesini itu untuk liburan bukan untuk bertengkar jadi untuk apa Singto selalu menggodanya.
"Tidak, harusnya itu kau bersikap manis padaku, Kitakan sedang liburan." Jawab Singto.
"Aku tidak bisa bersikap manis." Tutur Krist, sebelum membuka kenop pintu rumah itu dan melenggang masuk begitu saja ke dalam rumah, tanpa mengajak Singto yang masih berdiri di belakangnya.
"Sebenarnya ini villa siapa?" Gumam Singto sembari mendengus kesal, jika Krist mendengarnya pasti akan jadi masalah baru untuk mereka nantinya.
____________
Siang hari itu, Singto mencari keberadaan Krist yang lagi-lagi menghilang begitu saja keluar dari dalam rumah tanpa sepengetahuannya, padahal mereka berada jauh dari Bangkok.
Apa Krist tahu jalanan di sekitar sini?
Singto hanya takut jika nanti Krist akan tersesat, hanya itu saja. Tetapi pria itu sudah sekali diatur, bisakah perginya nanti bersama dengannya, untuk apa pergi sendirian, karena tadi Krist sempat merajuk karena Singto tidak mau menemaninya.
Namun ternyata dugaannya salah, karena sekarang Krist tengah duduk di sebuah kursi yang terletak di bawah pohon, di halaman depan villa ini. Pria manis itu mengenakan headset di telinganya, sambil memakan sebuah Snack, sepertinya mood Krist dalam keadaan baik sekarang tidak seperti tadi.
Jadi akhirnya Singto memutuskan untuk menghampiri Krist, dan mendudukkan dirinya di samping pria manis itu.
"Sudah bangun?" Tanya Krist, pada Singto sambil merapikan rambut suaminya yang terlihat sedikit berantakan itu.
"Sudah, dan kau lagi-lagi tidak ada di samping ku, ketika aku membuka mataku." Keluh Singto, yang merasa kesal akan hal itu, setiap dia bangun tidur Krist sudah lenyap entah kemana, mau di pagi hari ataupun siang hari, bahkan tengah malam pun dia beberapa kali melihat Krist bukannya tidur tetapi sedang menulis sesuatu yang terlihat sangat penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
[20]. I'll Give You All [ Krist x Singto ]
Fanfic[ COMPLETED ] Aku ngk bisa deskripsiin cerita ini, lebih baik langsung baca aja ya. Cast: Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] dan ada beberapa cast tambahan lainnya. Warning! Cerita ini mengandung unsur Yaoi / BoysLove / Boyxb...