Siang hari itu, dimana matahari sedang bersinar dengan terik-teriknya. Singto melangkahkan kakinya menuju halaman belakang rumahnya, untuk mencari keberadaan Krist yang hilang begitu saja, padahal tadi Singto sudah menyuruh Krist untuk tidur siang, tetapi anak itu susah sekali di atur dan kabur diam-diam tanpa sepengetahuannya.
"Krist!!" Teriak Singto pada Krist yang saat ini ternyata sedang berada di area kolam renang, dan pria manis itu mengacuhkan keberadaan Singto, padahal suaminya itu daritadi sudah berteriak-teriak agar krist keluar dari dalam sana, tetapi pria itu tidak mendengarkannya sama sekali.
"Krist keluar dari dalam sana, kau kan sedang sakit. Untuk apa kau berenang di siang hari seperti ini, apa kau kurang waras." Teriak Singto sambil meletakkan kedua tangannya di pinggang, menunggu Krist untuk keluar dari dalam sana.
Jika saja Singto yang tidak takut, daritadi pasti pria itu sudah menyeret Krist menjauh dari sana, tetapi nyatanya dia tidak bisa, dan pria manis itu sangat keras kepala.
Padahal tadi pagi Krist demam, dan sekarang lihatlah apa yang Krist lakukan, bukankah itu bodoh namanya.
"Apa ada orang yang berbicara? Kenapa aku tidak bisa melihat wujudnya ya?" Sindir Krist pada Singto tidak memperdulikan tatapan sinis yang di keluarkan pria itu padanya.
"Keluar dari dalam sana, Krist." Tuntut Singto.
"Tidak mau." Jawab Krist, sembari meledek Singto.
"Keluar, Krist! Jika tidak..."
"Jika tidak apa? Kau mau menyeretku? Sini jika kau berani." Potong Krist, dengan menantang ke arah Singto tahu jika Singto tidak akan pernah berani menyusulnya.
"Keluar, nanti kau akan tambah sakit jika terus di sana." Bujuk Singto, seraya melangkahkan kakinya mendekati kolam renang, sambil melambaikan tangannya kepada Krist, berharap Krist mau keluar dari sana.
"Tidak mau." Tolak Krist.
"Krist, kenapa kau susah sekali di beritahu sih. Cepat keluar." Ujar Singto.
"Tidak mau, jika kau mau kesini lah. Susul aku, baru aku mau keluar." Sahut Krist.
Singto menggelengkan kepalanya, menolak apa yang Krist katakan barusan, bukankah Krist tahu jika Singto itu takut pada air, dan mana mungkin mau untuk masuk ke dalam sana. Kenapa Krist hobi sekali mempermainkannya, apa mau Krist sebenarnya.
"Ya, sudah. Sekarang duduk saja yang manis di sana, dan tunggu aku. Bye." Kata Krist sambil melambaikan tangannya pada Singto, sebelum melanjutkan acara renangnya lagi.
Akhirnya Singto memutuskan untuk menunggu Krist, tetapi ketika Singto menunggu Krist pria manis itu tidak kunjung menyelesaikan acara berenangnya padahal ini sudah hampir satu jam.
"Krist, keluar dari sana." Seru Singto.
"Apa? Jangan perdulikan aku." Kata Krist tidak memperdulikan Singto.
"Keluar, apa kau tidak kedinginan? Apa yang sebenarnya ingin kau lakukan? Membuatku khawatir padamu? Kau senang jika aku seperti itu?" Tanya Singto kesal, karena Krist terlalu keras kepala, dan tidak mau sekalipun mendengarkan ucapannya.
"Aku akan keluar, jika kau masuk kesini." Jawab Krist.
"Tidak mau, aku takut." Tolak Singto.
"Jika kau terus takut, kapan kau akan bangkit?" Tanya Krist sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Aku tahu ada maksud lain di balik ini semua, lihatlah wajahmu sudah sangat pucat. Apa yang ingin kau lakukan?" Tanya balik Singto.
"Kemarilah, nanti kau juga akan tahu." Jawab Krist mengarahkan tangan ke arah Singto.
KAMU SEDANG MEMBACA
[20]. I'll Give You All [ Krist x Singto ]
Fanfic[ COMPLETED ] Aku ngk bisa deskripsiin cerita ini, lebih baik langsung baca aja ya. Cast: Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] dan ada beberapa cast tambahan lainnya. Warning! Cerita ini mengandung unsur Yaoi / BoysLove / Boyxb...