"Gun atthaphan!!"
Suara teriakan nyaring Singto bergema kesetiap sudut ruangan, ketika melihat adik mungilnya itu berlarian kesana-kemari menghindarinya, untuk mencari perlindungan dari seseorang.
Singto ingin sekali mencekik pria mungil itu dan membuang jasadnya ke sungai, supaya tidak menyusahkan dirinya lagi.
Sedangkan Gun berusaha untuk kabur, dan melihat Push yang tengah duduk santai di sebuah gazebo yang berada di ruangan terbuka pada hotel itu.
Dengan cepat Gun bersembunyi, atau lebih tepatnya mendudukkan dirinya di samping Push, dan memeluk lengan pria itu erat-erat.
"Ada apa, nong? Ini masih pagi tapi kau sudah membuat ribut? Kalian itu bisa meresahkan pengunjung hotel kita." Ingatkan Push, pada Gun tetapi pria mungil itu tidak mau mendengarkannya sekarang, dan lebih memilih untuk memeluk push lebih erat lagi.
"Tolong selamatkan aku dari amukan singa jantan yang mengamuk itu." Kata Gun, dengan ketakutan.
"Kalian Kekanak-kanakan." Keluh Push, sambil melanjutkan acara membaca korannya yang tadi sempat tertunda karena Gun datang.
"P' kemarikan semut itu." Ujar Singto, menatap Gun tajam.
"Semut apa, sing?" Tanya Push tidak mengerti.
"Itu, si Gun sialan." Jawab Singto yang sudah benar-benar geram akan kelakuan pria mungil itu.
"Tidak baik mengatakan hal seperti itu pada saudara sendiri." Ingatkan Push.
"Lalu aku harus apa? Memanggil Gun sayang? Padahal nyatanya dia sialan?" Tanya Singto kesal, dan menarik Gun untuk bersamanya.
"Apa yang kau lakukan tadi malam?" Tanya Singto.
"Tadi malam aku hanya bertemu kekasihku, dan setelah itu kembali lagi ke sini lalu tidur, tidak ada yang lain lagi." Jawab Gun dengan polos.
"Bukan itu bodoh, apa yang sudah kau masukkan kedalam minuman itu?" Tanya Singto seraya melipat kedua tangannya di dada.
"Tidak usah aku katakan kau juga pasti sudah tahu apakan? Bagaimana malam kalian? Apa menyenangkan?" Tanya balik Gun dengan berbinar-binar, penuh keinginan tahuan di dalamnya.
"Menyenangkan? Berapa nyawa yang kau punya?" Singto melirik Gun dengan sinis, "bagaimana jika aku mengubur mu hidup-hidup sekarang."
Mendengarnya Gun langsung bergidik ngeri, dan berlari untuk menghindari Singto, menuju ke area kolam renang.
Sementara di belakang keduanya, ada Krist yang berjalan menghampiri mereka berdua yang dari tadi berlarian tidak jelas. Padahal tadi dia dan Singto hanya menuntut penjelasan dari Gun, tetapi baru melihat wajah mereka Gun sudah kabur. Membuat Singto mengejarnya, dan Krist mengikuti kedua pria itu dari belakang.
Dan sekarang, kedua pria itu sedang kejar-kejaran di pinggiran kolam renang, astaga berapa umur mereka sampai harus seperti itu. Adik dan kakak juga kakak sama saja, sama-sama tidak jelas.
"Aku sudah menangkapnya, kita apakan dia?" Tanya Singto pada Krist.
"Bagaimana jika kita masukan dia ke dalam karung, dan kita buang ke suatu tempat." Jawab Krist.
"Di belakang hotel ada hutan, dan juga rawa-rawa. Ayo, kita seret dia kesana. Lalu membuangnya ke dalam rawa itu." Kata Singto.
"Boleh." Jawab Krist, yang kini menghampiri Singto dan ingin menyeret Gun juga.
Melihat dirinya dalam bahaya membuat pria mungil itu meronta-ronta, "Kalian pasangan yang kejam." Rengek Gun, sambil berusaha mendorong-dorong tubuh Singto, supaya tanganya yang di cengkram pria itu bisa terlepas.
![](https://img.wattpad.com/cover/150158670-288-k726945.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[20]. I'll Give You All [ Krist x Singto ]
Fanfic[ COMPLETED ] Aku ngk bisa deskripsiin cerita ini, lebih baik langsung baca aja ya. Cast: Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] dan ada beberapa cast tambahan lainnya. Warning! Cerita ini mengandung unsur Yaoi / BoysLove / Boyxb...