Ekor mata Krist melirik ke arah kiri dan juga kanannya. Pria manis itu menghempaskan tangan Singto yang melingkar di lengannya. Lalu menatap singto dengan tajam, apa-apaan pria itu.
Sepertinya Singto sengaja ingin menunjukkan pada semua orang jika mereka adalah pasangan, tetapi harusnya jangan seperti ini juga. Memeluknya di tempat umum dan tidak tahu situasi. Kristkan jadi risih sekarang.
"Krist, sebenarnya apa yang mau kau beli? Kenapa dari tadi tidak selesai-selesai." Keluh Singto pada Krist yang dari tadi memilih pakaian tapi tidak ada satupun yang akhirnya di pilih oleh pria manis itu.
"Kenapa kau cerewet sekali, sih? Tinggal ikuti aku saja, aku tidak mengajakmu tadi, tapi kau yang mau ikut aku." Jawab Krist tidak mau di salahkan karena dia memang tidak salah disini, yang salah itu Singto untuk apa pria itu ingin ikut tadi.
"Tapi tidak selama ini, harusnya kita pergi liburan, bukan pergi tidak jelas kesana kemari." Kata Singto.
"Tidak mau." Krist menjulurkan lidahnya pada Singto, "Tidak ada liburan untuk kita berdua, aku tidak mau liburan dengan orang seperti mu."
"Apa kau mau jadi istri durhaka, karena selalu saja membantah ucapanku?" Tanya Singto dengan kesal.
"Aku durhaka padamu? Itu tidak mungkin terjadi." Jawab Krist, tidak memperdulikan Singto dan sibuk memilih-milih pakaian.
"Belanjaan mu sudah banyak tahu. Apa aku terlihat seperti seorang pesuruh?" Tanya Singto yang kesal karena daritadi dia kesana kemari membawa belanjaan Krist, tetapi saat singto ingin mengandeng lengan pria itu saja tidak boleh.
"Iya, kau memang seperti itu. Pesuruh khusus untukku." Jawab Krist yang membuat Singto mendengus kesal.
"Jadi kau harus membayar ku nanti." Tuntut Singto.
"Membayar? Aku tidak salah dengar?" Tanya Krist tidak percaya, apa dia tidak salah mendengarnya barusan.
"Tidak, aku ini terkenal dan juga waktu ku itu sangat berharga. Jadi kau harus membayar semuanya." Jawab Singto.
"Emmm, berapa yang harus ku bayar?" Tanya Krist.
"Aku mau di bayar dengan ciuman." Jawab Singto dengan Tersenyum.
Helaan nafas berat keluar dari dalam mulut Krist, lalu menatap singto dengan tajam, "Kau mau aku tampar?" Tanya Krist dengan sengit.
"Aku mau di cium, bukan di tampar." Jelas Singto sembari menunjuk pipinya sendiri.
"Minta cium saja dengan dinding." Kata Krist, sambil melenggang pergi begitu saja.
Tetapi langkah kakinya terhenti di suatu tempat, dan melambaikan tangannya kepada Singto untuk menghampirinya.
"Apa lagi?" Tanya Singto heran, padahal tadi mereka sudah ketempat ini.
Tangan Krist mengambil sebuah kemeja, dan mencocokkannya dengan badan Singto. Hal itu membuat tanda tanya besar kini memenuhi kepala Singto.
"Krist, itu untuk apa?"
"Untukmu."
Mendengar jawaban itu Singto kaget, "Kau tadi sudah membelikan itu untukku, apa kau lupa?" Tanya Singto mencoba mengingatkan Krist.
"Hah? Benarkah?"
Krist mencoba mengingat-ingat lagi, dan ternyata benar dia memang lupa, tadi dia sudah membelikan kemeja yang sama persis seperti yang kini di pegangnya untuk Singto, dan sekarang Krist seperti orang bodoh, yang ingin membeli sesuatu yang sama akibat lupa. Daritadi pria manis itu sibuk mengomeli Singto, jadi dia lupa apa saja yang sudah di belinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[20]. I'll Give You All [ Krist x Singto ]
Fanfic[ COMPLETED ] Aku ngk bisa deskripsiin cerita ini, lebih baik langsung baca aja ya. Cast: Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] dan ada beberapa cast tambahan lainnya. Warning! Cerita ini mengandung unsur Yaoi / BoysLove / Boyxb...