Singto membuka matanya di pagi hari, dan menemukan Krist yang masih tertidur dengan pulas, sambil memeluknya. Membuat Singto mengeratkan pelukan keduanya, dan mengecupi wajah Krist supaya pria manis itu bangun dari tidurnya.
"Jangan ganggu aku, aku masih mengantuk dan akan bangun nanti siang, kalau perlu nanti sore saja." Kata Krist yang masih memejamkan matanya, dan terganggu oleh kejahilan Singto.
"Ini sudah siang, ayo. Bangun pemalas, kau selalu menceramahi ku ini dan itu nyatanya dirimu sama saja." Jawab Singto, menguncangkan tubuh Krist ke kiri dan ke kanan.
"Kau saja yang bangun duluan, kenapa harus aku? Aku mengantuk." Rengek Krist, tidak mau bangun dari tidur nyenyaknya.
"Jika kau tidak bangun, siapa yang akan menyiapkan sarapan? Siapa yang akan menyiapkan air hangat untuk ku mandi? Dan juga menyiapkan pakaian ku? Siapa juga nanti yang akan memakaikannya?" Tanya Singto, dengan cemberut pada Krist yang masih saja memejamkan matanya.
"Kau pikir aku pembantu mu? Belajarlah menyiapkan segalanya sendiri mulai sekarang, seperti sebelum adanya aku dirumah ini, kaukan punya tangan dan kau juga tidak lumpuh, jadi jangan ganggu aku. Aku mau tidur, titik." Jawab Krist, yang lagi-lagi membuat Singto kesal
Memukul pasangan sendiri tidak apa-apakan?
Biasanya Krist yang selalu memukulnya dengan sadis, tapi Singto hanya diam dan mengalah, dia hanya bisa merengek-rengek pada Krist untuk melepaskannya, jadi nanti jangan salahkan Singto jika dia akan balas dendam kepada Krist.
"Krist, bangun. Krist... Bangun, sayang bangun." Panggil Singto tetapi tidak di pedulikan oleh Krist.
"Tadi malam baik, sekarang mengesalkan lagi. Dasar jelek." Keluh Singto sambil memposisikan dirinya untuk duduk.
Tidak sadar jika kini Krist meliriknya dengan tajam, dan tidak lama kemudian sebuah bantal pun melayang ke wajah Singto, Krist kesal karena dari tadi pria itu menggangu tidurnya, apalagi mencelanya di pagi hari.
"Sakit, Krist. Harusnya kau memberikan ciuman untukku, bukan pukulan lagi." Protes Singto, pada Krist yang selalu menyiksanya di pagi hari.
"Ciuman? Yang ada aku ingin menampar wajahmu tahu." Sahut Krist, lalu memposisikan dirinya untuk duduk, sambil memegangi pingganya yang sakit.
Pria manis itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, dan sadar ini bukan kamar mereka, apalagi keduanya kini masih tidak mengenakan apapun, akibat apa yang kedua pria itu lakukan tadi malam.
Tangan Krist langsung menarik selimut untuk menutupi dadanya, dan menatap Singto dengan tajam.
"Ambilkan aku pakaian." Pinta Krist.
"Ambil saja sendiri, aku juga tidak mengenakan pakaian. Semuanya ada di ruangan keluarga." Jawab Singto.
"Aku tidak bisa keluar jika tidak memakai pakaian." Kata Krist.
"Kemarin kau masuk kesini saja tidak mengenakan apapun, lagipula siapa yang akan melihatmu? Tidak ada orang lain lagi yang tinggal disini kecuali kita berdua." Ingatkan Singto.
"Meskipun seperti itu aku tidak cukup bodoh untuk berkeliaran tanpa mengenakan apapun." Ujar Krist.
"Lalu kau mau menyalahkan siapa? Kau yang kemarin mengajakku bermain lebih dulu." Sahut Singto tidak mau di salahkan.
"Tentu saja kau yang salah, jangan bilang kau menyalahkan aku?" Tanya Krist dengan kesal.
"Memang kaukan yang salah, kau mesum." Jawab Singto meledek Krist.
"Apa? Aku mesum? Jika aku mesum kau apa? Dasar cabul." Sambar Krist, sama mengambil sebuah guling dan memukulkannya ke wajah Singto, dengan penuh kekesalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[20]. I'll Give You All [ Krist x Singto ]
Fanfic[ COMPLETED ] Aku ngk bisa deskripsiin cerita ini, lebih baik langsung baca aja ya. Cast: Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] dan ada beberapa cast tambahan lainnya. Warning! Cerita ini mengandung unsur Yaoi / BoysLove / Boyxb...