"Aku setuju dengan hal itu."
Melihat kata itu tertera di layar ponsel miliknya membuat Singto memekik gembira, dan memeluk sang manajer yang kini berada di sebelahnya, dengan raut wajah bahagianya.
Tidak memperdulikan tatapan aneh yang kini mengarah padanya, akhirnya dia bisa bernafas lega juga. Satu masalah sudah hilang dari hidupnya jauh-jauh sekarang.
"Kau kenapa? Sakit?"
"Tidak."
"Lalu kenapa kau seperti orang kerasukan roh?"
"Aku punya kabar baik."
"Apa?"
Jane menatap pria itu dengan malas, apa kabar baik yang di bawa oleh Singto, karena yang biasanya di bawa dan di bagi oleh Singto hanyalah kabar buruk, yang akan membuatnya terkena masalah nantinya.
"Pria jelek itu mau bertunangan dengan ku."
"Terus dimana kabar baiknya? Bukankah itu kabar buruk untuk mu?"
"Tidak. sekarang itu jadi kabar baik, aku jadi terbebas dari satu masalah."
"Kau suka dia?"
"Tidak, untuk apa aku suka pria jelek itu." Singto mencicit ketika mengingat-ngingat kelakuan Krist padanya, "Memang tidak ada yang mau denganku sampai aku suka dia. Wajah pas-pasan seperti itu mana mungkin aku suka."
"Dia cukup manis."
"Mulutnya pahit."
Jane tertawa mendengarnya, sepertinya sekarang Singto sudah menemukan lawan yang cocok untuknya, sekali-kali memang anak itu harus di beri pelajaran. Supaya tidak bersikap seperti ini terus menerus.
"Jika seperti itu kenapa kau menerima perjodohan itu?"
"Simbiosis mutualisme."
"Hah?"
"Kami hanya saling membantu, lagipula itu hanya di sebuah kertas, kami bisa bercerai kapanpun, dan aku tidak perduli dia mau apa nanti setelah kami menikah, asal tidak menggangguku."
"Aku tidak yakin dengan sesuatu yang seperti ini, ingat pernikahan itu bukan sesuatu yang bisa kau permainkan."
"Memang kenapa? Aku hanya mencontoh apa yang ada."
"Maksud mu?"
"Kau tahu ibu dan ayahku itu tidak seperti yang mereka tunjukkan pada media selama ini, ayahku hampir setiap malam tidak ada dirumah, dia pergi ke rumah simpanannya." Singto menatap lurus ke depan, "Sedangkan ibuku, hanya bisa bersenang-senang dan menghamburkan uangnya. Mereka tidak saling memperdulikan, jadi untuk apa mereka bersama? Itu hanya untuk saling menguntungkan satu sama lainnya."
"Tapi setidaknya kau tidak boleh mencontoh mereka berdua."
"Memang kenapa? Ini hidup ku sendiri, jangan ikut campur seperti hidupmu sendiri sudah benar saja."
"Aku hanya mengingatkan."
"Aku tidak butuh ceramah tuamu itu."
"Kau itu."
"Kau tidak tahu bagaimana hidupku selama ini, aku tersiksa hidup bersama mereka. Dan sampai sekarang pun mereka tetap saja memaksaku ini dan juga itu. Apalagi si nenek sihir tua itu, aku membenci mereka semua."
"Astaga, berapa umurmu sekarang? Kau masih kekanak-kanakan dan membenci mereka, harusnya jika mereka jahat, kau balas semua itu dengan kebaikan."
"Cih. Aku tidak sudi, berbaik hati pada mereka bertiga."
KAMU SEDANG MEMBACA
[20]. I'll Give You All [ Krist x Singto ]
Fanfic[ COMPLETED ] Aku ngk bisa deskripsiin cerita ini, lebih baik langsung baca aja ya. Cast: Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] dan ada beberapa cast tambahan lainnya. Warning! Cerita ini mengandung unsur Yaoi / BoysLove / Boyxb...