Krist dan juga Singto kembali kerumah mereka dengan bergandengan tangan, atau lebih tepatnya Singto yang menggenggam tangan Krist dengan sangat erat, hingga tidak mau melepaskannya lagi, takut jika pria manis itu akan pergi jauh darinya seperti kemarin-kemarin, membuat Krist serbah salah, ingin dia menarik tangannya karena risih, tetapi nanti pria itu menangis lagi, sungguh Krist merasa sangat bosan dengan tangisan Singto itu.
Harusnya kan Singto bersyukur karena Krist tidak jadi mati, bukannya terus menangis seolah tidak suka jika Krist masih hidup, Krist kesal tetapi lebih baik dia mengalah, jarang-jarang kan dia mau mengalah, karena biasanya itu tidak akan pernah terjadi.Krist sedang baik sekarang, karena telah berhasil membalas perbuatan Singto padanya dengan lebih kejam, dari apa yang Singto lakukan saat itu.
Jujur saja masih ada rasa kekesalan yang tersimpan di hatinya untuk pria itu, tetapi dia memikirkannya lagi, untuk apa Krist merasa terus kesal dan akhirnya membuat rumah tangganya hancur nantinya, lebih baik saling memaafkan dan memperbaiki segalanya sedikit demi sedikit.
"Lebih baik kau mandi sana." Kata Krist, sambil melepaskan tangannya yang di genggam oleh Singto.
"Tidak mau." Tolak Singto, yang masih terus menggandeng tangan Krist tidak mau melepaskannya, justru kini Singto menggenggam nya lebih erat lagi dari tadi.
"Mandi!!" Seru Krist, sambil melirik kearah Singto dengan tajam.
"Tidak mau." Tolak Singto, seraya mengeluarkan wajah memelasnya.
Helaan nafas berat keluar dari dalam mulut Krist, "lihatlah dirimu sekarang? Bersihkan dirimu, dan setelah sudah rapi baru temui aku, karena aku mau memasak untuk kita makan malam." Bujuk Krist dengan tersenyum manis, berharap Singto mau melepaskannya, tetapi jika tidak lihat saja nanti Krist akan memukul pria itu supaya sadar.
"Baiklah." Kata Singto, menggangukan kepalanya.
"Ayo." Ajak Krist, sembari menuntun Singto untuk masuk kedalam kamar mereka.
Mata Krist langsung membola ketika membuka pintu kamar mereka,dan melihat segalanya berantakan, persis seperti kapal pecah. Bantal guling bahkan selimut tergeletak begitu saja di lantai, banyak barang-barang Singto yang berhamburan di pantai, serta pecahan kaca berceceran dimana-mana.
"Apa ini?" Tanya Krist, menarik telinga Singto dengan geram, dia baru beberapa waktu pergi dan kamar mereka jadi hancur.
Bagaimana jika Krist tidak kembali, apa yang akan terjadi pada rumah ini, bisa-bisa seisi rumah porak-poranda karena ulah Singto.
"Sakit..." Rengek Singto pada Krist, berharap pria manis itu mau melepaskannya.
"Tidak akan." Kata Krist dengan kesal.
"Maaf..." Ucap Singto sambil menundukkan kepalanya.
"Stop! Hentikan drama ini, apa air matamu tidak habis daritadi menangis terus? Aku saja lelah melihatnya, rasanya aku ingin menamparmu." Keluh Krist.
Tetapi Singto hanya diam saja, tidak menjawabnya. Bukannya dia takut pada Krist hanya saja, dia merasa benar-benar sedih sekarang.
"Tampar saja, kau kan sudah pernah melakukan nya." Jawab Singto.
Krist langsung menatap pria itu, dan mengingat sesuatu, tangan Krist terulur untuk membelai pipi Singto dengan lembut, sambil menatap pria itu dengan bersalah.
"Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya kaget saja." Ungkap Krist.
"Tidak apa-apa, aku memang salah." Jelas Singto.
KAMU SEDANG MEMBACA
[20]. I'll Give You All [ Krist x Singto ]
أدب الهواة[ COMPLETED ] Aku ngk bisa deskripsiin cerita ini, lebih baik langsung baca aja ya. Cast: Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] dan ada beberapa cast tambahan lainnya. Warning! Cerita ini mengandung unsur Yaoi / BoysLove / Boyxb...