"Sebenarnya aku...""Aku.."
Singto terdiam sejenak dan menatap ke arah krist, lalu mengigit bibirnya sendiri. Sepertinya dia tidak mau untuk melanjutkan ucapannya pada Krist.
Banyak rasa takut yang dirasakan oleh Singto saat ini, dan semua perasaan takut itu mulai merasuki dirinya sendiri, membuatnya kurang percaya diri, di depan pria manis itu.
Meskipun Singto tidak tahu kenapa, biasanya dia tidak akan seperti ini, berurusan dengan Krist itu membuat Singto gugup dan juga serbah salah, bingung harus bagaimana.
"Sebenarnya apa, hah? Apa kau berubah jadi gagap sekarang?"
Krist benar-benar tidak mengerti, ada apa dengan pria itu yang tiba-tiba berubah menjadi aneh, apa susahnya tinggal bilang alasanya, mengganggu Krist, itukan sangat mudah.
"Aku tidak mau menjawabnya."
Jawaban yang keluar dari mulut Singto yang keras kepala itu membuat Krist kesal. Sepertinya Singto senang sekali mencari masalah padanya.
"Kenapa? Tinggal jawab saja, apa susahnya."
"Kenapa kau memaksaku?"
Singto mulai menantang Krist, beharap Krist tidak akan lagi memojokkannya, karena Singto benar-benar merasakan terpojok saat ini.
"Karena kau selalu mengganggu ku, jadi sekarang jawab pertanyaan ku."
"Aku tidak mau menjawab."
Tangan Krist mengepal kuat ingin sekali memukul wajah singto, apa dia harus mengunakan kekerasan agar Singto mau membuka mulutnya.
"Jawab, atau aku akan membunuhmu. Apa kau tahu tingkah mu itu membuatku tidak nyaman, aku ingin sekali memukulmu, tapi kau..."
Krist merasa gemas sendiri sekarang pada pria itu. Mana yang lebih bagus, memukul atau memaki Singto?
Tinggal jawab saja, bukankah itu mudah. Kenapa harus membuat segalanya menjadi rumit, dan membuat Krist naik darah.
"Aku kenapa?"
"Tutup mulutmu, Brengsek." Krist menatap Singto dengan sengit, "Jika kau tidak mau mengatakan alasanya. Ya sudah, toh aku juga tidak perduli. Tapi pernah jangan ganggu aku lagi."
Dengan kesal, Krist bangkit dari tempat duduknya dan ingin pergi meninggalkan Singto. Tetapi Pria tampan itu menarik lengan Krist, menahan pria itu agar tidak pergi dari tempat itu.
"Krist, tunggu..." Ujar Singto, dengan serbah salah sekarang.
"Apa?" Teriak Krist dengan marah.
Tadi tidak mau menjawab, giliran Krist mau pergi Singto melarangnya. Sebenarnya apa mau pria itu?
"Kau mau tahu yang sebenarnya?" Tanya Singto.
"Aku tidak perduli." Jawab Krist sambil menghempaskan tangan Singto dengan kasar.
"Aku... Aku menyukaimu." Singto mengatakannya sambil menutup matanya, "Ya, aku menyukaimu. Karena itu aku selalu menggangumu."
"Kau menyukaiku?" Tanya Krist dengan tidak percaya, dengan apa yang baru saja di dengarnya.
Singto menyukainya?
Yang benar saja.
Apa ini tipuan atau semacamnya?
Mungkin ada kamera tersembunyi disini, ini tidak nyatakan?
"Iya, aku menyukaimu." Jawab Singto lagi, mencoba meyakinkan Krist yang saat ini masih menunjukkan wajah tidak percayanya kepada Singto.
KAMU SEDANG MEMBACA
[20]. I'll Give You All [ Krist x Singto ]
Fiksi Penggemar[ COMPLETED ] Aku ngk bisa deskripsiin cerita ini, lebih baik langsung baca aja ya. Cast: Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] dan ada beberapa cast tambahan lainnya. Warning! Cerita ini mengandung unsur Yaoi / BoysLove / Boyxb...