48 ┆ Capek

1.1K 144 12
                                    

"Aku denger-denger kamu mau ke Cubic?" Hyunjin menghampiri Eunmi yang sedang memilih baju yang pas untuk kumpul sama teman-temannya sekalian dinner sama Hyunjin biar nggak capek-capek ganti baju.

"Iya, Kirin mau traktir anak asrama katanya, kenapa?" Eunmi menatap Hyunjin lewat pantulan kaca yang ada dipintu lemari.

Hyunjin menggeleng pelan, berjalan mendekati perempuan yang masih mengobrak-abrik isi lemari lalu memeluknya dari belakang, "kangen." Hyunjin menenggelamkan kepalanya dileher Eunmi, lalu menggesek-gesekan ujung batang hidungnya.

"Geli, Hyunjin." Tangan Eunmi terulur mengelus rambut halus Hyunjin, ngomong-ngomong soal kangen, bener juga. Akhir-akhir ini Eunmi jarang deket sama Hyunjin kaya sekarang karna sibuk ngurusin dresscode graduation-nya plus Hyunjin yang punya puluhan jadwal pemotretan.

"Pake yang ini aja, nggak ribet biar kamu nyaman." Hyunjin menunjuk salah satu Hoodie berwarna putih bercampur warna biru.

"Enggak papa ini aku dinner sama kamu pake ini?"

Hyunjin menggelengkan kepalanya lagi, "yang penting kamu nyaman, lagian aku juga ngga pakai baju formal."

"Otay." Eunmi mengambil hoodie, tanktop berwarna putih, lalu boyfriend jeans dengan sedikit robekan dipaha kiri. "Keluar dulu sana, aku mau ganti baju," suruh Eunmi.

"Nggapapa kan udah pernah liat," ledek Hyunjin.

"Your head." Eunmi berdecak kesal, mendorong Hyunjin agar lelaki keluar dari walk-in closet-nya lalu menutup pintunya rapat-rapat. Selesai mengganti bajunya, Eunmi langsung keluar dari ruangan itu, mengambil plaid shoulder bagnya yang berwarna biru.

"Kamu yakin gamau aku anterin?" Hyunjin menatap wajah Eunmi yang sedang mengambil tasnya.

"Aku dijemput Kirin kok, nanti kamu kalo mau jemput ke Cubic call aku aja."

"Siapa yang izinin kamu ke Cubic?"

Eunmi menoleh kearah lelaki itu, menatap mata Hyunjin dengan puppy eyes miliknya. "Ih, Hyunjin...."

Hyunjin terkekeh pelan, "iya boleh, aku percaya sama anak-anak asrama, mereka pasti bisa jagain kamu."

"Yes! thank you, Hyunjin."

──────°❀°──────

"Udah selesai packing kamu?" Hyunjin menolehkan kepalanya ke tempat dimana Eunmi sedang berdiri menaruh kopernya di sudut ruangan.

"Udah, kenapa?" tanya Eunmi menghampiri Hyunjin.

"Bantuin aku packing." Hyunjin sedikit memajukan bibirnya. "Kira-kira ini aku bawa enggak? aku ragu," tanyanya yang menunjuk jaket tebal berwarna coklat.

"Menurut aku enggak, kan kamu udah bawa yang ini," jawabnya menunjuk jaket berwarna hitam yang sudah terlipat rapih di koper.

Hyunjin mengangguk-anggukan kepalanya, bener juga yang dibilang istrinya. Daripada overweight dan bakal ribet nantinya, mendingan Hyunjin gausah bawa hal-hal yang enggak penting. Kalo kurang pun bisa beli disana.

"Nah, kan." Eunmi mengeluarkan syal dan sarung tangan dari lemari, "inget, Hyunjin. Disana lagi musim dingin."

"Oh iya." Hyunjin cengengesan sambil ngambil barang yang disodorin sama Eunmi, terus dilipet dan diselipin disela-sela koper.

"Udah." Hyunjin menarik resleting kopernya biar ketutup terus taruh kopernya di samping koper Eunmi. "Ayo tidur," ucap Hyunjin menarik tangan Eunmi.

"Sebentar." Eunmi mengambil bajunya dan baju Hyunjin lalu ditaruh di meja samping pintu toilet, "biar besok enggak ribet," ucapnya lalu menidurkan dirinya disebelah Hyunjin.

Hyunjin langsung memeluk Eunmi dengan erat, menenggelamkan kepala perempuan itu di lehernya. Sementara Eunmi sibuk menggesek-gesekan ujung batang hidungnya ke kulit leher milik Hyunjin. Tidak mau lepas, tiga kata itu bisa mendeskripsikan bagaimana kedua insan itu saling menyalurkan rasa nyaman masing-masing sampai akhirnya keduanya terlelap pergi ke dunia mimpi.

──────°❀°──────

Sudah 2 jam setelah pesawat take off, Hyunjin memegangi perutnya yang tidak henti mengeluarkan bunyi. Seharusnya makanan sudah tersedia untuk makan siang. Hyunjin menatap pramugari dan pramugara yang berjalan-jalan di kabin pesawat sampai akhirnya ada satu pramugari yang membawa troli dan menawarkan makan siang.

Akhirnya, batin Hyunjin. Dirinya tidak perlu menahan lagi perutnya yang sudah berbunyi sedari tadi. Setelah menurunkan meja yang terpasang di depan kursi, Hyunjin menata makanannya dengan rapih. Tangannya terulur menepuk-nepuk pipi Eunmi dengan pelan, "bangun dulu, ayo makan siang."

Perempuan yang ditepuk itu sedikit membuka matanya sembari menurunkan headphones yang terpasang dikupingnya, "udah mau transit?"

"Baru dua jam, ayo makan dulu." Hyunjin terkekeh pelan, lalu membuka penutup makanan miliknya dan milik Eunmi. "Ayo bangun, kebo," ucapnya sembari mencubit pipi Eunmi sedikit keras agar Perempuan itu sepenuhnya bangun.

Eunmi meringis kesakitan, baru aja mau nampol balik Hyunjin, tapi pesawatnya tiba-tiba turbulensi yang ngebuat Eunmi kaget dan ngurungin niatnya.

"Nah kan, makanya makan dulu," ledek Hyunjin yang masih menahan tawanya. Eunmi mendengus kesal, mengambil sendok yang udah terbuka dari plastiknya lalu memakan makanannya.

──────•°•❀•°•──────

"Padahal aku pengen banget jalan-jalan ke Bangkok." Eunmi memasang kembali sabuk pengamannya setelah terdengar pemberitahuan bahwa pesawat sudah mau landing di bandara.

"Yaudah yang penting kesampean nginjekin kaki di Bangkok walaupun cuman transit." Hyunjin terkekeh pelan menatap Eunmi yang memajukan bibirnya, "nanti abis pulang dari Paris mau ke Bangkok?"

Eunmi menggelengkan kepalanya. "Nanti aja, kamu kan banyak kerjaan di Paris."

Hyunjin mengangguk. Pesawat sudah miring kebawah, ia menyenderkan kepalanya dipundak Eunmi sembari menatap ke luar Jendela, melihat beberapa rumah yang tertutup salju sampai roda pesawat berhasil menyentuh aspal bandara.

"Akhirnya sampe." Eunmi melepaskan headphones dikepalanya lalu menaruhnya lagi ditempat asal, menunggu gilirannya keluar pesawat setelah Hyunjin mengambil tas laptop miliknya diatas kabin.

"Ayo keluar, jangan lupa pake jaketnya." Hyunjin menggandeng tangan Eunmi lalu menariknya ke arah luar pesawat, menghampiri dimana koper-koper miliknya dan teman-temannya berada.

"Ngantuk." Yunhyeong tiba-tiba nyalip diantara Eunmi sama Hyunjin, dengan tampang gak bersalahnya dia ngambil koper dan duduk dikursi.

──────•°•❀•°•──────

Eunmi merebahkan dirinya dikasur, hampir 20 jam perjalanan bener-bener buat Eunmi kesiksa karna gak bisa rebahan.

"Yakin kamu mau tidur? liat ini view-nya langsung pantai."

"Tau, nanti kan Chenle sama Yireon nikahnya dipantai itu."

"Kenapa dulu pas kita nikah enggak kepikiran ya?"

"Diem dulu, ngantuk." Eunmi meraih guling yang ada diatas kepalanya lalu memeluknya dengan erat, pergi ke dunia mimpi itu lebih penting daripada menikmati keindahan luar. Toh nantinya juga bakal tinggal lebih lama disini.

━━━━ • ━━━

maaf cayank kalian aku
gantungin dua bulan
karna tugasku yang
SubhanAllah banyaknya.

btw mau tamat, hahahaha.

tenang udah ada 2 fanfict
pengganti, satu nct satu
lagi treasure.

cast straykids mau lagi gak?

BTW HAHAHA MASIH INGET GAK SEBELUM REVISI ADA SCENE KE PARIS JUGA, yang temennya pada nyusul astagfirullah.

Arranged MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang