35 ┆ 𝙏𝙚𝙨𝙩 𝙥𝙖𝙘𝙠

1.6K 207 39
                                    

    Eunmi menghela nafasnya, sudah 3 jam ia habiskan hanya untuk mencoba fokus pada buku-buku yang ada tergeletak diatas meja belajarnya─ hasilnya tetap sama, yang ada dipikirannya hanya Hyunjin sekarang. Sedang apa lelaki yang sudah buat Eunmi begitu mencintainya? Apakah lelaki itu sudah makan? Apa dia tidur dengan baik disana?

    Jujur, Eunmi rindu semuanya tentang Hyunjin. Senyumannya, kejailannya, bahkan hangatnya berada didekapan Hyunjin. Pertemuannya memang begitu singkat─ bahkan mengenalnya dengan baik hanya 1 tahun, tapi kenangan didalamnya begitu banyak.

    Eunmi beranjak dari kursinya, berjalan kearah dapur lalu menyeduh susu hangat disana, berniat untuk merilekskan pikirannya, perempuan itu malah mengingat Hyunjin─ lelaki yang selalu meminta ikut dibuatkan ketika Eunmi menyeduh susu.

    Air matanya mengalir begitu saja, namun segera ia hapus menggunakan punggung tangannya. Ia tidak boleh menangis, ia harus kuat seperti Kim.

    Eunmi kembali kedalam kamarnya ketika mendengar suara yang berasal dari ponselnya, ada nomer yang tidak dikenal tertera disana.

    "Siapa?" tanyanya.

    "Cuman mau mengabari paket anda sudah sampai, dan berada dilobby."

    "Ah iya, terimakasih." Eunmi mematikan telfonnya sepihak. Paket? ia tidak merasa memesan apapun dari online shop. Segera ia turun kebawah, dan melihat siapa pengirim paket tersebut.

    "Atas nama Hwang Eunmi?" ucap resepsionis yang sedang membaca nama benda kotak di genggamannya.

    Eunmi terdiam. Hwang ya? bahkan sebentar lagi mungkin ia akan kembali menggunakan Lee, sesuai dengan marga keluarganya sebelum ia dijodohkan oleh Hyunjin.

    "Mbak?"

    Lamunannya buyar ketika resepsionis itu memanggilnya, dengan cepat ia mengangguk dan mengambil paket itu lalu kembali kedalam appartementnya.

    "Nggak ada nama pengirimnya." gumamnya seraya membolak-balikkan benda kotak itu, segera ia mengambil gunting yang berada dimeja dan membuka pembungkus dari paket itu.

    "Test pack?" Eunmi mengeluarkan benda panjang yang sudah terlihat garis 2 itu dari plastik, lalu melihat-lihat apa lagi yang ada didalamnya.

    Hanya sebuah sticky note, namun membuat hatinya berdenyut sangat-sangat nyeri. Kakinya sudah tidak bisa menjadi tumpuan lagi, ia tersungkur begitu saja kebawah, sembari memperjelas apakah tulisan yang ada dihadapannya itu benar?

    Sorry, but Hyunjin is mine
                                                      -A

    Air matanya jatuh lagi, mengalir membanjiri pipi putih milik Eunmi. Entah itu hanya tipuan dari seorang Ainsley ataupun memang benar-benar terjadi, tapi rasanya benar-benar sakit.

    Perempuan itu bersender pada dinding yang ada dibelakangnya, menatap kosong pintu balkon yang sengaja terbuka lebar. Hari ini bulannya sangat cantik, berbanding jauh dengan mood Eunmi saat ini.

    Pandangannya teralih ketika ponselnya mengeluarkan suara, dengan cepat ia menghapus air matanya dan berusaha untuk menenangkan nafasnya. Mengambil benda yang berbunyi itu lalu mengangkatnya.

    "Pintu password lo ganti ya? bukain dong, gue didepan."

    Eunmi menerjabkan matanya beberapa kali, sebelum akhirnya panik dan langsung memasukkan isi paket tadi kedalam laci yang berisi piring─ yang terpenting Felix gak akan lihat.

    "Dek?"

    "Hah? iya bang, bentar gue bukain." jawab Eunmi yang langsung berjalan cepat kearah pintu appartement lalu membukakannya.

    Terlihat Felix disana, dengan senyumannya yang cerah─ secerah matahari pagi. Ia mematikan handphonenya lalu masuk kedalam appartement Eunmi. "Hyunjin mana, dek?" tanyanya.

    "I-itu...." Eunmi menggigit bibir dalamnya, memutar pikirannya diotak agar ia bisa membohongi Felix.

    "Itu?"

    "Hyunjin lagi ketemu temennya, paling nanti pulang kok." bohong Eunmi.

    "Malem-malem gini?" tanya Felix menatap Eunmi dengan penuh keraguan.

    "I-iya ... Hyunjin tadi udah izin kok sama gue."

    "Don't lie to me, sweet heart." Felix menatap Eunmi dengan lembut, dengan sudut bibir kiri yang sedikit terangkat.

    "I'm not lie, Felix. Terserah kalo lo gak percaya." jawab Eunmi dengan cepat.

    "Ok, calm down. Gue cuman nebak doang."

    "Gue laper, gaada apa-apa gitu?"

    "Tadi gue masak spicy wings, makan aja. Gue mau ke kamar mandi dulu." suruh Eunmi lalu masuk kedalam kamar mandi─ tapi belum sempat ia melakukan apa yang ingin ia lakukan, ia segera lari keluar kamar mandi dan kembali kedapur.

    "I-ini apa, dek?" Felix membalikkan badannya ketika mendengar suara langkah yang sangat terburu-buru, lalu mengangkat benda yang berukuran panjang ditangan kirinya dan satu benda yang berukuran kotak ditangan kananya.

    "Shit."

•─────────────•°•❀•°•─────────────•

    Eunmi menggigit bibir bawahnya, tidak ada henti-hentinya melangkahkan kakinya kesana kemari dengan tangan yang dilipat di depan dada. Setelah Felix menemukan benda yang ia sengaja sembunyikan, ia langsung segera memaksa Eunmi untuk memberitahu apa yang terjadi. Setelah itu dirinya langsung mengambil kunci mobilnya dan keluar appartement Eunmi.

    "Aku gak mau bunda atau papa tau...." gumamnya.

    Ponselnya kembali berdering, memperlihatkan nama Felix disana. Segera ia menswipe up tombol yang berwarna hijau. "A-abang, please...."

    "Buka pintu, gue didepan," ucap Felix dengan dingin sedangkan Eunmi langsung berlari dan membukakan pintu appartementnya. Melihat Felix, Chungha, Minhyun, dan─

    ─Hyunjin.

    Minhyun menarik Hyunjin kedalam yang reflek membuat Eunmi minggir dari depan pintu, lalu menghempaskan lelaki itu kesofa─ walaupun akhirnya ia tersungkur ke meja sehingga membuat kepalanya sedikit terbentur oleh kaca.

    "h-Hyunjin...." Eunmi ingin sekali menghampiri Hyunjin, tetapi tangannya digenggam Felix agar ia tidak kesana.

    "Bisa kamu jelasin ini semua?" Minhyun melemparkan sebuah test pack dan sticky note kearah Hyunjin dengan keras, sedangkan Hyunjin mengambil benda itu lalu menatap Minhyun, dan Chungha dengan kaget.

    "Papi malu, Hyunjin. Malu! Mau bilang apa nanti papi sama keluarganya Eunmi? Bilang kalo kamu ngehamilin perempuan lain?" Minhyun menarik kerah baju Hyunjin lalu menamparnya dengan keras yang membuat lelaki itu tersungkur lagi kebawah.

    Sungguh, air mata Eunmi sudah mengalir deras dipipinya, merasa tidak tega melihat lelaki kesayangannya diperlakukan seperti itu.

    "Hyunjin gak salah apa-apa, pi. Jangan ditampar kaya gitu...."

    "Kamu diem, papi perlu penjelasan langsung dari Hyunjin."

    "Iya, pi. Hyunjin selingkuh sama Ainsley."

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

hareudang
hareudang
hareudang
panas panas panas

Arranged MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang