Jika kita memang jodoh
Haters bisa apa sayang?
—Park Woojin
🍯
"Eomma.. Aku pergi dulu ne.. " Aku berpamitan ketika aku keluar dari kamarku. Eommaku yang baru saja menghidupkan tv itu langsung menoleh kearahku."Kau mau kemana?"
"Aku ingin bertemu dengan klien"
"Ah.. Arraseo.. Hati-hati ne?"
"Ne eomma.. Aku pergi dulu" akupun keluar dari rumah dan pergi menaiki mobilku. Setelah rapat dengan klien, aku memutuskan untuk pergi ke perpustakaan nasional. Aku rindu dengan nya.
"Kau benar-benar keterlaluan. Dasar namja tak peka. Menyebalkan" aku merutukinya. Setelah sampai dan memarkirkan mobil ku, akupun memasuki perpustakaan itu. Perpustakaan ini tak banyak berubah. Pengunjungnya juga tak terlalu banyak dan tetap tenang.
Satu jam sudah aku berada di sini. Aku tak membaca buku. Aku hanya berjalan-jalan dan melihat-lihat.
Ting!!
Semua orang langsung menatapku. Aku hanya membungkuk dan meminta maaf. Lalu dengan cepat mengambil hpku yang ada di tasku.
Chagi
Temui aku di danau•Shireo
Setelah beberapa hari, dia tak mengabariku dan sekarang dia memintaku menemuinya. Enak saja.. Aku tak mau.
Tapi jujur aku rindu padanya.
Chagi
Baiklah.Hanya itu?! Dasar. Namja tak peka. Akupun langsung mematikan hp ku dan pergi dari perpustakaan itu.
🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯
Kini aku sudah dirumah. Bosan. Namja itu bahkan tak datang kerumah. Menyebalkan. Pikirku. Akupun dengan bosan bermain hp ku.
Ting!!Dengan cepat, aku membuka notifikasi itu.
Chagi
Kutunggu di bawah.Aku tersentak dan langsung berganti pakaian. Lalu keluar dari kamarku.
"Eomma? " rumah tampak sepi. Tak biasanya. Aku hiraukan itu lalu keluar dari rumahku. Kulihat dia. Dengan hoodie coklatnya, topi, dan maskernya.
Setelah menatapku dia menarikku. Akupun dengan tidak siapnya mengikuti langkahnya. Ani. Maksudku larinya. Setelah cukup lama menarikku dia melepaskan genggamannya dan lanjut berlari.
"YA! Woojin-ah! Tunggu aku! "
Aku mengejar laki-laki itu. Laki-laki yang sudah kukenal . Park Woojin. Seorang namja yang berhasil membuatku lupa akan dunia. Namja yang berhasil membuatku blank dengan senyum gingsulnya dan tatapan matanya.
"Kau sangat lambat.. Aku sudah tak sabaran" Dia menoleh sebentar kearahku lalu menatap kembali kedepan. Dia terus-terusan tersenyum sedari tadi.
"Danau itu tidak akan hilang karena menunggu ku,EOH!!HAH! " Aku berhenti berlari dan mulai menetralisirkan degup jantung dan deru nafasku. Aku sedikit sesak nafas. Akupun membungkuk sambil menarik nafasku.
Detik kemudian aku merasa terangkat dari pijakanku.
"Kau selalu saja lambat" Dia berkata dengan dinginnya. Aku terdiam. Tak menolak. Karena aku juga senang diperlakukan seperti ini. Apalagi olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WannaOne IMAGINE
FanfictionTidak semua imajinasi itu tak berguna. Hanya saja terkadang seseorang menghancurkan imajinasi. Bagaimana jika kau bertemu dengan orang yang mendukung imajinasi mu? (Open Req)