Berhentilah negatif thinkin' coba kau terima dulu.
Terima aku dulu🎈
"Daehwi-ya, aku mau cerita" Namja yang merasa terpanggil itu langsung menoleh kearahmu. Kemudian dia berdecak lalu menyuruhmu duduk disebelahnya dengan gerakan kepalanya. Dia tampak sedang sibuk dan kau tidak peduli. Yang kau inginkan hanya agar keluh kesahmu tersampaikan. Kau dengan cepat duduk disebalahnya.
"Tentang apa?"
"Kau tau tidak? Aku akan dijodohkan" dia membalik halaman buku yang dia baca lalu berdeham pelan
"Kau sangat lucu. Mana mungkin namja itu mau dengan yeoja sepertimu, sudah cerewet ,bawel, hobi makan pula"
"YA! Aish, Jinjja. Aku serius. Hah, kau taukan ayahku punya hutang perusahaan.." Daehwi langsung menatapmu lekat lalu detik kemudian matanya membesar
"Tidak mungkin kau.."
"Seperti itulah. Aku harus bagaimana daehwi? Aku tak mungkin menolak, kau mengertikan?" Daehwi menghela napas lalu menutup buku yang dia baca tadi lalu menatapmu kasihan. Lalu mengelus pelan rambutku dan tersenyum hangat
"Itu bukan akhir hidupmu, cobalah membuka hatimu. Mungkin saja pertunangan ini tidak buruk" Kau berdecak. Bukan jawaban itu yang ingin kau dengar darinya. Kalian sudah berteman cukup lama, terhitung 4 tahun. Kau menghela napas gusar lalu menatap dia sebentar lalu menutup matamu
"Apa yang sedang ada dipikiranmu (Y/n)?"
"Entahlah. Aku memikirkan cara agar pertemuan pertama tidak terjadi" Daehwi menggeleng pelan lalu berdiri dari tempatnya.
"Aku disuruh pulang lebih cepat dengan mamaku, aku duluan ya. Chat aku jika sesuatu terjadi atau kau merancanakan sesuatu ok? Bye" Kau menatap tubuhnya yang menjauh dari tempat kau duduk. Handphonemu berbunyi dan kau melihatnya
Eomma: Pulang sekarang atau kau akan diseret pulang
🎈
Kau menghela nafas berat hingga akhirnya mobil itu berhenti lalu kau keluar dari mobil itu.
"Ingatlah untuk tersenyum dan jangan merusak nama keluarga kita" Kau semakin frustasi mendengar perintah tapi berbau 'ancaman' dari mamamu. Kalian memasuki ruangan bioskop. Aneh memang . Kenapa pertemuannya dilakukan di bioskop hotel, biasanyakan ketika makan malam atau semacam itu.
30 menit berjalan dan kau merasa bosan, kau meraih handphonemu yang berada di tas kecil. Kau mencari nama seseorang lalu mulai chat dengannya. Merasakan hpmu bergetar kau dengan cepat membuka handphonemu dan membacanya
Daehwi
•Aku sedang ada acara, bagaimana dengan pertemuanmu dengan dia?•Tak seru, aku bosan. Aku bahkan tidak bertemu dengannya. Aku berharap kita menonton bioskop saja
Daehwi
•Sayang sekali aku tak bisa menjemputmu sekarang, bagaimana jika besok?•Terdengar bagus aku juga punya beberapa rekomendasi film. Bagaimana?
15 menit daehwi tidak lagi membalas chatmu dan kau dengan malas, menonton film itu. Kau menatap kearah seseorang yang berjalan keluar dari bioskop itu. Wajahnya tak tampak dan kau hanya melihat siluet tubuhnya. Kau menghiraukan hal itu lalu fokus kepada filmnya. Tanpa disadari film itu akhirnya selesai, lalu kursi depan dan belakangmu secara otomatis berbalik menjauh lalu membentuk lingkaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
WannaOne IMAGINE
FanfictionTidak semua imajinasi itu tak berguna. Hanya saja terkadang seseorang menghancurkan imajinasi. Bagaimana jika kau bertemu dengan orang yang mendukung imajinasi mu? (Open Req)