Aku pernah membayangkan kau denganku.
Tapi sayangnya itu hanya imajinasiku
Dan sekarang aku sadar
Kau takkan kudapatkan tapi terimakasih
Karenamu aku kembali kedunia
Dan menemukan nya"Oppa! " Aku berlari mendekat kearahnya. Dia menatapku sambil tersenyum senang. Aku sedikit ngos-ngosan begitu sudah berada didekatnya. Dia terkekeh pelan menatapku.
"Kau mau kemana? Aku boleh ikut?" Dia kembali tersenyum sebelum akhirnya wajahnya tampak bingung dan bimbang.
"Kelasmu sudah selesai?" Aku mengangguk mantap "Baiklah ayo. Tapi ada gaeun" entah mengapa senyumku hilang.
"Em.. Jika kau akan berkencan dengan eonnie kurasa aku sebaiknya langsung pulang saja oppa" Jisung yang tadinya sudah berjalan kini berbalik dan menatapku bingung.
"Kurasa gaeun tidak akan keberatan ada kau, apalagi kalian dekat" Aku menggeleng seraya tersenyum kepadanya.
"Oppa!" Kami langsung menatap sumber suara. Terlihat Gaeun eonnie yang cantik dan juga anggun, wajar jisung oppa mau dengannya pikirku.
"Gaeun, (y/n) ingin ikut tapi dia merasa tak enak denganmu" Ucap jisung begitu gaeun sudah berada di sampingnya. Gaeun kini menatapku bingung lalu tersenyum
"Hei! Jika kau mau ikut tak apa.. Aku akan senang, santai saja. Kau ini.. " Aku menggeleng "Tak perlu eonnie. Tadi kukira oppa sedang free jadi kukira aku akan memintanya menraktirku" Bohongku dengan ekspresi bercanda lalu terkekeh pelan
"Kalian pergilah, aku juga baru ingat harus bertemu dengan temanku ada urusan sebentar" Aku berkata sambil tersenyum melihat mereka berdua. "Kau yakin tak mau ikut?" Aku menghargai tawaran jisung. Tapi aku juga tak kuat harus selalu melihatnya dengan eonnie, jadi sebaiknya aku menghilangkan perasaan ini
"Tidak, oh iya eonnie jangan terlalu sering mengajaknya menonton nanti aku akan selalu dapat spoiler" Ucapku bercanda ke Gaeun. Gaeun tertawa mendengar penuturanku. "Baiklah. Sampai jumpa oppa, eonnie. Selamat bersenang-senang " Aku kemudian melambai menjauhi mereka.
Aku membuang jauh senyuman palsuku begitu sudah tak berada didepan mereka. Selalu berpura-pura bahagia dan ceria itu sangat menyiksa. Betul-betul menyiksaku.
Aku berusaha keras menahan air mataku. Setidaknya aku menunjukkan bahwa aku baik-baik saja pada semua orang itu sudah cukup. Tapi entah mengapa kali ini hatiku terasa lebih sakit dari biasanya. Aku merutuki diriku sendiri. Seberapa egoisnya aku yang menyukai namja orang. Ah.. Mataku semakin buram. Tidak! Setetes air mata meluncur ke pipiku
Aku menahannya bahkan sekuat yang kubisa dan itu masih saja meluncur. Apakah aku sudah menahannya terlalu lama?
Aku berbalik, aku tak terlalu jauh dari mereka. Mereka masih disana. Terlihat gaeun yang tertawa sambil memukul bahu jisung pelan dan jisung juga sedikit tertawa lalu gaeun langsung menggenggam tangannya dan tatapan mereka langsung mendalam.
Aku menghela nafas. Sekarang aku sadar. Aku tak akan bisa meraih jisung oppa. Dan itu semakin membuatku sakit dan merasa bodoh. Aku kemudian berbalik dan menertawai kebodohanku dalam airmataku.
Tapi setidaknya aku tidak menyalahkanmu atas apa yang terjadi. Malah aku berterimakasih dengan apa yang sudah terjadi. Aku seakan tersadar disaat ini ada seseorang
"(y/n) kau tak apa?"
Hingga aku bertemu dengannya..
KAMU SEDANG MEMBACA
WannaOne IMAGINE
FanfictionTidak semua imajinasi itu tak berguna. Hanya saja terkadang seseorang menghancurkan imajinasi. Bagaimana jika kau bertemu dengan orang yang mendukung imajinasi mu? (Open Req)