Whatever will come
Where ever you are
You will be always
With me.
Even when you're gone
I know you always in my heart
And always watch me
And I know you're always
There for me.Aku memperbaiki pakaianku sebelum akhirnya aku turun dari mobilku. Aku mengenggam sebuket bunga mawar kuning kesukaannya. Aku menghela nafas berusaha menguatkan diriku sendiri. Aku tak boleh terlihat lemah didepannya. Bukan begitu maumu, (y/n)?
"Daniel-ya.. kau ini.. itu hanya lecet dilutut. Lihat aku.. gigiku dicabut saja aku tidak menangis"
Anak kecil laki-laki itu menoleh kearah anak perempuan yang barusan berkata, lalu mendengus kesal sambil mengelap airmatanya
"Aku tidak menangis kok! M-mana mungkin aku kalah darimu (y/n)" Anak perempuan itu kemudian memutar matanya malas
"Yeah, terserah katamu tuan kang. Aku bertaruh kau akan mengaduh kesakitan jika diberi obat merah" ucap sianak perempuan sambil menatap luka dikaki anak laki-laki.
"Aku tidak akan mengaduh."
"Iya daniel. aku percaya padamu.." Sianak perempuan berkata sambil merangkul anak laki-laki lalu memeluk dan mencium pipi anak laki-laki itu.
"Kau harus jadi laki-laki paling kuat untuk mamamu dan aku. Jangan menangis ne?!"
Peristiwa ketika kita duduk di kelas 2 sd itu masih tergambar jelas. Entah aku yang terlalu memikirkannya atau aku yang selalu mengingatmu? Aku keluar dari mobilku dan mulai berjalan. Kuhirup udaranya. Kau tak pernah mengecewakan, tapi kenapa kau selalu kecewa (y/n)?
"Sudah.. Lagi pula sudah kukatakan untuk tidak pacaran dengan hoshi kau masih saja" Anak laki-laki itu mengelus punggung anak perempuan yang kini tengah terisak menangis
"Aku tidak berfikir akan seperti ini niel. Aku memberikan semua untuknya" Anak leki-laki itu menjauhkan dirinya lalu mengusap pipi anak perempuan itu lembut dan menatapnya dalam.
"Mungkin, kau tak cukup untuknya. Yang harus kau tau adalah kau cantik dan kau tak butuh laki-laki tak berguna sepertinya menghancurkan mahkotamu, Arrachi?" Anak perempuan itu tersenyum getir lalu mengangguk menyetujui perkataannya.
"Baiklah, bagaimana jika kita makan eskrim dan pergi ke line friends?" Anak perempuan itu melotot lalu berteriak senang dan dengan cepat membersihkan sisa airmatanya kemudian menarik anak laki-laki itu pergi
Aku sedikit terkekeh mengingatmu. Entah mengapa aku selalu mengetahuimu. Mengenalmu, bahkan lebih dari diriku. Kau sangat spesial bagi ku.
"Aku tak tau mau pesan apa. Kau pesan apa Niel?" (y/n) bertanya kepada daniel. Sementara daniel membaca menu restoran itu
"Bagaimana jika kau memesan cheese lasagna. Bukannya kau bilang akan memakan itu kemarin lusa?" Daniel menatap (y/n)
"Wah. Iya. Aku lupa Hehehe. Untung kau ingat. Jika kau tak ingat mungkin aku akan mengidam itu sepanjang minggu" (y/n) terkekeh lalu menutup buku menunya.
"Kau beli apa?"
"Mungkin hanya carbonara" Setelah itu daniel memanggil pelayan dan memesan makanan mereka."Hei niel, kau mau tau sesuatu?" (y/n) berkata setelah pelayan itu pergi sambil menopang dagunya.
"Aku tampan? Aku tau itu" (y/n) melempar tisu kepada daniel. Sementara daniel tertawa
"Bukan!! " Dia menatapku kesal dan menunjukkan wajah merajuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WannaOne IMAGINE
FanfictionTidak semua imajinasi itu tak berguna. Hanya saja terkadang seseorang menghancurkan imajinasi. Bagaimana jika kau bertemu dengan orang yang mendukung imajinasi mu? (Open Req)