Aku berjalan dilorong sekolah pagi ini tanpa adanya beban. Sekolah masih sangat sepi. Ya, terhitung aku adalah murid yang paling pagi datang ke sekolah ini hal yang biasa, hingga akhirnya aku terkejut melihat seorang anak laki-laki yang sudah duduk nyaman didalam kelasku. Aku melewatinya kemudian aku duduk di kursiku.
"Hei kau anak baru itu?" Dia menoleh kearahku dan menatapku sinis. Aku sangat ingin menamparnya setelah mengetahui betapa RUDE dia sebagai orang baru
"Ya? Kenapa?"
"Kursimu bukan disitu. Kursimu ada disebelahku" Dia dengan cepat pergi kesebelahku dan kemudian menaruh tasnya. Aku menatapnya tidak suka kemudian keluar dari kelas dan berniat untuk pergi bermain basket hingga bel masuk berbunyi. Aku menghirup udara segar sebelum akhirnya aku memulai untuk merengangkan ototku lalu meraih bola basket itu.
"Ya! (y/n) kau sudah bertemu dengan anak baru itu?" Kau menoleh kearah orang yang tadi berbicara
"Ya? kenapa emangnya?" Aku kemudian menggulirkan bola itu asal lalu mendekat kearah samuel yang sedari tadi melihatmu. Aku langsung menariknya kedalam kelas karena didalam kelas ada pendingin ruangan dan kau langsung terkejut melihat semua perempuan teman sekalasmu mengelilingi si anak baru itu.
"Dia sangat disukai para gadis, kau tidak merasa tersaingi?" Aku memutar mataku malas "Aku tidak menyukainya,Samuel." Kemudian aku mendekat kearah kursiku dan duduk tanpa merasa menarik perhatian siapa-siapa
"Tiga, Dua, Sat-"
"APA KALIAN TIDAK TAHU INI SUDAH BEL?! KENAPA TIDAK DUDUK DI KURSI KALIAN MASING-MASING?!"
"Ah, guru itu selalu tepat waktu"
💎
Sudah tiga hari anak baru itu bersekolah disana dan akhirnya aku mengetahui namanya. Lagi-lagi setelah aku selesai bermain basket dengan samuel, aku melihat rombongan yeoja yang seakan merasa bahwa hanya ada mereka diruangan itu"Jihoon-ya kau sudah sarapan? Aku membawakan bekal untukmu"
"Jihoon apa kau sudah mengerjakan tugasmu?"
"JIhoon kau sudah .."
UGH! Aku muak. Lalu seperti biasa aku akan duduk tak berdosa dikursiku
"Tiga,Dua,Sa-"
"HITUNGAN KETIGA JIKA KALIAN TIDAK BUBAR.." Dan dengan ajaib semua yeoja-yeoja itu berhamburan.
"Guru itu selalu datang tepat waktu ya?"
"Ya seperti itulah. Kukira kau akan menyadarinya sendiri tiga hari belakangan ini" Jihoon tak lagi menjawabku dan kemudian mengambil bukunya dari tas kemudian memasukkan semua hadiah itu kedalam laci meja. Aku hanya menatapnya dingin sebelum akhirnya aku memakan permen yang tadi kubeli.
"Kau mempunyai banyak fans ya" Akupun langsung membuka bukuku dan memperhatikan guru itu menerangkan pelajaran. Aku dan jihoon sangat jarang mengobrol bersama, walaupun sudah teman semeja dan sekelas kami bahkan mengobrol dapat terhitung beberapa kali. Aku masih menatapnya sebagai Rude person dan itulah hal yang membuatku enggan untuk mengobrol dengannya.
"Tugas kelompok kali ini akan dilakukan dengan teman sebangku, dan saya mau hasilnya WAJIB bagus karena ini hanya dilalukan berdua" Aku berdecak sebal sebelum akhirnya aku melirik kearah jihoon. Dia terlihat biasa saja dan itu menambah keesalanku.
Aku mengangat tanganku "Ada apa nona (Y/N)?" aku kemudian menurunkan tanganku dan melirik jihoon lagi "Saem, bolehkah aku satu kelompok dengan Samuel saja?" Jihoon kemudian menatapku bingung sementara guru menatapku dingin
KAMU SEDANG MEMBACA
WannaOne IMAGINE
FanfictionTidak semua imajinasi itu tak berguna. Hanya saja terkadang seseorang menghancurkan imajinasi. Bagaimana jika kau bertemu dengan orang yang mendukung imajinasi mu? (Open Req)