Sedih melihatmu. Melihatmu yang selalu tersiksa. Lalu,
Bisakah aku menjadi
Penghibur dan penyembuh untukmu?
Maybe, your
Favorite
Clown?—Ong seongwoo
☀"Seungwoo!! " Namja yang merasa memiliki nama itu menoleh kearah yeoja yang berlari mendekat kearahnya. Yeoja itu tampak cerah seperti biasa. Tapi hatinya selalu akan ada badai.
"Kau kenapa berlari? Kukira kau bersama dengan Jonghyun hari ini" Seungwoo berkata ketika yeoja itu sudah ada disampingnya, mengatur nafasnya.
"Dia membatalkannya. Aku kira, aku akan naik bus sendiri lagi. Tapi aku lihat kau, bolehkan aku bersamamu?" Yeoja itu sedikit melakukan aegyo untuk membujuk Seungwoo
"Aegyo mu buruk sekali (Y/n), aku ingin muntah" Seungwoo memperagakan orang yang ingin muntah
"Ya! Jinjja " (y/n) menghela nafas kesal sambil memperagakan dia yang siap untuk menimpuknya dengan tas kuliahnya yang berisi dengan buku, dan hal lainnya yang mampu membuat kepala seungwoo dikompres es.
"Aku naik bus saja. Kau tidak berguna. Pai!" (y/n) berjalan meninggalkan seungwoo yang terlihat menahan tawanya.
(Y/n) sudah berada di halte bus menunggu bus tujuannya. Lalu mobil hitam itu berhenti didepannya.
"Ayo masuk"
"Kau siapa?"
"Ais jinjja. Ayo. Aku belikan kau marshmello"
"Dan dua bungkus mie pedas"
"satu"
"dua"
"satu"
"dua"
"Jinjjaroo? Heol.. Nde nde Palliwa"
(y/n) pun tersenyum menang dan mulai masuk ke mobil itu. Lalu, mobil itu menuju ke salah satu supermarket dan membeli makanan yang tak lain adalah permintaan (y/n)
"Kurasa aku akan bangkrut "
"Jangan berlebihan Seungwoo-ya~"
Lagi-lagi (y/n) tersenyum menang melihat ekspresi seungwoo. Setelah membayar belanjaan itu,seungwoo mengantar (y/n) pulang
"Ayo makan dulu. Aku memaksa" seungwoo anggap itu adalah tanda terima kasih. Tapi nada bicaranya seaakan itu ancaman.
Rumah itu tampak sepi dan sunyi seperti biasanya. Tak ada tanda kehidupan. (y/n)pun langsung menyiapkan makanan untuk dirinya dan seungwoo. Setelah makanan itu siap, kalianpun mulai makan.
"Eomma dan appa ku akan bercerai"
"Uhuk! Uhuk!"
(Y/n) memberikan segelas air untuk seungwoo. Dengan cepat, seungwoo meraihnya dan meminumnya lahap.
"Apa?! Lalu kau?"
"Aku juga tidak tau.. Aku rasa aku akan bersama dengan nenek ku"
"Di daegu? Itu cukup jauh dan kau bahkan tak tau akan sekolah dimana"
"Aku juga tak tau woo-ya~ Aku-aku, sangat frustasi. Inikah akhir keluarga ini?"
"Jangan seperti itu kau pasti bisa melewatinya"
Setelah itu, acara makan itu berlangsung sunyi. Tak ada percakapan yang terjadi. Merasa tidak nyaman, seungwoo pun mempercepat laju makannya.
"Kau tidak merasa jijik padaku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
WannaOne IMAGINE
FanfictionTidak semua imajinasi itu tak berguna. Hanya saja terkadang seseorang menghancurkan imajinasi. Bagaimana jika kau bertemu dengan orang yang mendukung imajinasi mu? (Open Req)