Kau tak perlu berubah demi ku. Kau hanya perlu berbicara padaku.
Tentang sikap ku dan segalanya
Biarkan aku yang mencoba berubahDemimu.
- 💠Daniel
Kau terbangun dari tidur dengan tersentak. Berlari dari lorong kamar menuju kamar anakku. Dengan gerakan cepat kau membuka pintu lalu meraihnya dan menenangkannya.
"Tak apa seulhwa, eomma sudah disini tak akan ada yang harus kau tangisi hush hush hush, cup cup. Seulhwa anak manis eomma" Kau menimang-nimang bayi yang bisa dibilang masih berumur 14 bulan itu dengan sabar. Kini jam 2 pagi dan kau semakin terlihat kacau. Beruntungnya bayi itu sudah tenang dan dengan hati-hati menaruh bayi itu dengan hati-hati diranjangnya.
"Kau sudah pulang? Ingin makan apa?" Kau berbicara ketika kau menyelimuti bayi itu tanpa menatapku. Setelah mencium bayi itu akhirnya kau menatapku
"Atau kau sudah makan, Tuan Kang?" Kau berjalan mendekatku lalu menutup pintu kamar itu. Kau menatapku lekat dan kemudian mengelus wajahku hingga akhirnya kau menjauh dan berjalan menuju dapur. Akupun dengan gerakan malas pergi mandi lalu kembali kedapur. Aku melihat kau termenung dengan kompor masih menyala, aku menghela nafas pelan sebelum mendekat kearahmu dan mematikan kompornya kemudian membalikkan badanmu.
"Kau sakit? Akhir-akhir ini aku sering melihatmu tidak fit" Kau hanya tersenyum menanggapiku lalu menggeleng sebelum akhirnya kau berbalik dan kembali memasak. Setelah selesai memasak dan berada di meja makan, kau terlihat sangat pucat.
"(Y/n) apa ada yang ingin kau bicarakan padaku?" Kau lagi-lagi menggeleng dan mengaduk makananmu. Aku menghela nafas gusar
"Apa kau sangat sibuk?" Aku terkejut. Suaramu terdengar sangat berbeda dari suaramu terakhir ku dengar
"Kenapa? Kau ingin aku dirumah membantumu merawat seulhwa?" Aku menatapmu. Kau juga menatapku lalu tersenyum dan menggeleng
"Aku yakin, pekerjaanmu akan sangat tertunda nanti" Setelah itu kau bangkit dari dudukmu dan mulai membersihkan dapur dan mencuci piring. Tepat ketika aku ingin menaruh piring kotorku,kau jatuh. Akupun langsung mengangkatmu dan membawamu ke kamar.
"Kau sangat ringan sayang. Apa kau yakin kau makan teratur?" Kau tidak pingsan hanya saja matamu sangat sayu dan kau sangat lemas. Dengan pelan aku menaruh tubuhmu diatas kasur. Kau menutup matamu, dan aku memandangimu lekat. Aku mengelus rambut panjangmu lalu kau memiringkan badanmu kearah kanan, membelakangiku.
"Aku rindu kamu daniel. Kau bahkan tak pernah menanyakan apakah aku rindu. Kau hanya sibuk dengan pekerjaanmu. Saat aku lelah aku akan selalu berkata aku kuat. Saat aku sakit aku akan selalu berkata aku tak apa. Tapi kau seakan buta. Aku merasa egois dan salah jika aku memaksamu untuk selalu ada"
"(Y/n) aku minta maaf aku tau aku sibuk dan tak ada waktu untukmu dan seulhwa tapi aku benar-benar minta maaf karena sudah menjadi suami dan papa yang buruk bagi kalian" Kau bangkit dari tidurmu dan langsung memelukku erat
"Maafkan aku yang egois ini daniel. Aku benar-benar butuh kamu sekarang" Aku membalas pelukanmu erat kemudian aku melepas pelukanmu dan membersihkan sisa airmatamu kemudian mengecup dahimu, kedua matamu, turun kepipimu dan terakhir aku mencium bibirmu. Cukup lama hingga aku menjauhkan wajahku dan kemudian menyuruhmu tidur lebh dulu.
"Aku yang seharusnya minta maaf"
Kau baru saja terbangun dari tidurmu dan kau langsung tersentak dan lari menuju kamar seulhwa. Kau yang tidak mendapati seulhwa dikamarnya langsung panik dan turun kearah dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
WannaOne IMAGINE
FanfictionTidak semua imajinasi itu tak berguna. Hanya saja terkadang seseorang menghancurkan imajinasi. Bagaimana jika kau bertemu dengan orang yang mendukung imajinasi mu? (Open Req)