Biarkan saja mereka.
Mereka ku anggap seperti salju.
Akan mencair ketika musim berganti
Tapi kau akan menjadi berlianku.
My apple of eye
My spring day
—Kim Jaehwan
🍁Aku berlari di lorong sekolah ini. Bagaimana bisa alarm ku tak berbunyi pagi ini. Aih. Apalagi jam pertama adalah jam Woo saem. Apa alasanku nanti? Ais.. Lihat nanti saja. Aku memperlambat langkah kakiku ketika sudah berada tak jauh dari pintu kelasku.
"Eoh, kau baru sampai (Y/N)?"
Woo Saem berjalan kepadaku. Aku hanya mengangguk dengan sedikit gugup. Dia tersenyum lalu menepuk pundak kananku.
"Untung ada kamu. Kamu mau menemani Jaehwan kan?" Aku yang awalnya tertunduk kini langsung tegap.
"Ah.. N-ne saem"
"Jaehwan-ssi, pergilah dengan (Y/N) dia akan menemanimu. Dan untukmu (Y/N) tolong ajak jaehwan berkeliling. Dan kalian akan satu kelompok"
Aku yang takut karena terlambat hanya mengiyakan perintah. Setelah saem pergi, akupun memasuki kelas, menaruh tasku, lalu mengambil buku dan kotak pensilku. Lalu aku berjalan lagi kearah pintu kelas lagi.
"Annyeong (Y/N)-ah, kau tak keberatankan? " Laki-laki itu. Yang kutebak adalah jaehwan atau bisa dibilang anak baru.
"Aniya jaehwan-ah.. Aku malah senang. Kau membuatku tidak dimarahi saem. Kajja" Aku berjalan duluan memimpin jalan.
"Kenapa kau berkata seperti itu? " kini dia sudah ada di sebelahku, menyamakan langkah. Akupun lantas menoleh lalu tersenyum kepadanya.
"Kau belum mengenal Woo saem sih.. Dia kan galak.. Kau harus tau itu" Aku berkata sambil berbisik kepadanya. Dia sedikit tersentak melihat jarak ku dan dia semakin sedikit. Tampak kulihat dia yang sedikit menegang. Akupun terkekeh lalu menjauhkan sedikit jarakku dan dia.
"A-ah, begitu kah?" aku tertawa pelan lalu mengangguk
"Kau akan tau hal itu segera. Ayo, sebelum buku itu habis dipinjam oleh yang lain" aku menarik tangannya dan dia tidak menolak sama sekali.
Setelah bunyi bel, akupun mengajak jaehwan untuk istirahat dan dia hanya menurutiku.
"(Y/n) , apa kau tak bergabung dengan teman-temanmu?" aku yang sedari tadi memakan cupcake ku kini menoleh kearahnya.
"Biasanya, malah orang yang akan menganggap dia temanku. Sementara aku hanya punya 4 orang teman di sekolah ini" dia menatapku bingung.
"Wae?"
"Ani, aku hanya takut memberatkanmu. Apa lagi jika kau di bicarakan orang-orang karena aku."
aku tertawa. Dia hanya menghela nafas gusar
"Aku tidak melucu (y/n)"
"Aish. Kau sangat imut " dia terdiam. Dan aku kembali tertawa.
"Aih.. Kau.. Ayo kembali kekelas saja"
"Heol.. Kurasa aku akan menangis. Jja" aku pun berdiri dari tempatku dan berjalan. Begitu juga dengan dia dan dia menyamakan langkahku.
"(Y/n) siapa dia? Pacar baru mu? " akupun menoleh kearah namja yang kukenal itu. Aku hanya tertawa lalu menggandeng jaehwan
"Apa peduli mu Youngmin-ah? " dia tampak membuang nafas kasar lalu diakhiri dengan smirk. Lalu dengan cepat dia menarik kera baju jaehwan
"Apa benar kau pacarnya?" Youngmin berkata dengan nada penuh dendam. Jaehwan memberikan smirknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WannaOne IMAGINE
FanfictionTidak semua imajinasi itu tak berguna. Hanya saja terkadang seseorang menghancurkan imajinasi. Bagaimana jika kau bertemu dengan orang yang mendukung imajinasi mu? (Open Req)