💎Jihoon : Look & Lose

193 28 8
                                    

Jika mencintaimu dalam diam adalah cara terbaik. Maka itu yang akan ku lakukan. Tapi untuk saat ini
Biarkan aku mencintaimu
Dengan segala tingkah
Dan perilakuku.

—Park Jihoon
💎

"Jihoon. Ku rasa ini cara yang terbaik untuk kita berdua"

"Dengan mengakhiri? Tidak (y/n)! Itu hanya membuatnya semakin ruyam"

"Lalu apa cara terbaik ha?! Kau pergi dengannya dan kau berbohong kepadaku? Apa kau sedikit saja memikirkan ku atau perasaan ku Jihoon?"

Lagi-lagi pertengkaran terjadi di antara sepasang kekasih ini. Hubungan yang cukup lama ini tak busa dihindari dengan sebuah pertengkaran. Namja itu hanya dia melihat yeojanya. Yeoja yang mungkin akan segera melepaskannya. Yeoja itu menangis di kursi itu.

"Tapi kau tak harus membuat keputusan ketika kau emosi (y/n), kau bisa memakiku tapi jangan akhiri ini" Namja itu mendekati yeoja yang bernama (y/n).

"Lalu kau akan mengulangnya lagi? Aku lelah Jihoon" Tatapan mata sudah tak lagi jelas. Seakan tak akan ada lagi harapan. Jihoon. Namja yang dari tadi berusaha tetap tenang kini menghela nafas gusar.

"Baik. Jika itu keinginanmu. Aku tak mau memaksakan perasaanmu kepadaku. Tapi aku akan selalu ada untukmu dan mencintaimu " Jihoon kini duduk di sebelah (y/n) yang kini menatapnya nalar tapi ada sedikit tatapan tak percaya

"Baiklah! Kau tak usah mencariku. Aku sudah muak dengan mu! " Kini (y/n) berjalan pergi meninggalkan Jihoon sendirian disana.

Jihoon merasa hampa. Sedih, kosong dan bersalah adalah perasaannya kini. Dia tak ingin hubungan yang berjalan 2 tahun itu kandas begitu saja. Tapi dia juga tak mau menyiksa gadis yang dia cintai itu. Mungkin memang ini sudah jalannya. Pikir jihoon.

Satu bulan sudah berlalu. Jihoon tak melihat sosok (Y/n) di sekolah maupun dimana saja. Dia sedikit cemas dengan itu tapi, dia membuang pikiran itu dan kembali fokus kepada pelajarannya. Satu bulan ini, sudah banyak gadis yang mendekatinya. Tapi dia tolak dengan sopan dan baik. Tapi, penolakan tetaplah penolakan. Sebulan pula dia tak ada mendapatkan kabar tentang (y/n). Gadis yang masih dia cintai itu.

Ting!!

Hp jihoon berbunyi ketika dia berada di kantin sedang menikmati makan siangnya bersama temannya. Diapun dengan malas meraih hpnya dan membukanya.

Ong seongwoo
kau. Sialan. Cepat ke rumah sakit ****** sekarang. Adikku terus memanggilmu

Uhuk!

"Kau kenapa? " Daniel memberikan segelas air kepada jihoon tersedak. Jihoon pun langsung meneguk air itu.

"Niel, gue pergi dulu. Penting. Nih dompet gue. Bayarin makanannya. Izini gue di kelas. " Jihoon pergi meninggalkan Daniel temannya dengan dompetnya. Daniel menatap kepergian anak itu dengan sedikit aneh. Bagaimana tidak. Dia pergi seperti orang yang dikejar kejar rentenir.

Jihoon mengendarai motornya ke rumah sakit yang disebut oleh hyung nya di sms itu. Perasaan jihoon tak enak. Seungwoo adalah abang (y/n) dan adik yang seungwoo maksud sudah pasti (y/n). Setelah dia sampai di rumah sakit dan masuk ke area lobbi, dia menanyakan kepada suster yang ada di meja resepsionis mengenai (y/n)

Jihoon mempercepat langkah kakinya menuju ruangan (y/n). Begitu sudah dekat dengan ruangan mu, Jihoon melihat Mamamu yang menangis sendu. Jihoon semakin khawatir dan sedikit berlari mendekat kearah orang tuamu.

WannaOne IMAGINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang