14

1K 124 11
                                    

Jack Webster sedang duduk di sofa besar yang terletak di ruang tengah apartemen luas milik atasannya, Cameron William Harris. Jack memandang ke sekeliling, ruangan ini seharusnya bisa lebih terang, penuh cahaya, akan tetapi entah mengapa Cameron Harris memilih membiarkan apartemennya gelap-gulita.

Meski benaknya memiliki banyak pertanyaan, Jack tidak akan menanyakannya.

"Sir?" Jack bangkit dari tempatnya saat Cameron melangkah mendekatinya. Pria itu sudah mengenakan setelan jas hitam, tapi wajahnya tetap tegas dengan ekspresi dingin.

Cameron melirik sekretaris pribadinya, "Apa Ibuku sudah diberitahu?"

"Yes Sir, Benjamin Harris dan Susan Harris akan tiba di New York lusa."

"Hm."

Cameron melirik sekali lagi pada pantulan cermin dirinya. Dasinya masih dikalungkan, dan Cameron merasa malas mengenakannya. Tak lama setelah itu, terdengar bunyi bel apartemennya. Jack menoleh, "Pak Harris, apakah Bapak kedatangan tamu?"

Cameron menggeleng.

"Sir, maaf harus saya ingatkan, penerbangan Anda ke New York dua jam lagi."

Tanpa menjawab Jack, Cameron telah melangkah mendekati pintu dan membukanya dengan password, lalu wanita itu telah berdiri dengan senyum kecil di wajahnya. "Cameron? Kamu sudah mau pergi?"

Zara memasuki apartemen Cameron, "Aku terlambat. Maaf, macet. Aku tadi memasak, dan aku ingat bahwa hari ini penerbanganmu ke New York, 'kan? Dan aku berpikir, tidak ada salahnya membawakanmu makanan." Wanita itu menjelaskan dengan terbata-bata, napasnya pendek-pendek, sepertinya ia baru saja berlari. "Aku ikatkan dasimu." Zara sudah maju dan mengikatkan dasi Cameron.

Cameron melirik pada kotak makanan di genggaman wanita itu. "Thank you."

Wanita itu tersenyum lebar, "Tentu saja."

"Please," Cameron mempersilakan Zara Francis untuk duduk. Ini bukanlah hal yang canggung, karena wanita itu sudah beberapa kali datang untuk memasak atau menemuinya. Dan Cameron tidak merasa ada yang salah dengan hal tersebut. Zara hanyalah sahabat dari...Rin.

Zara menjabat tangan Jack dengan lembut. "Zara Francis."

"Jack Webster, Miss."

"Jack, kamu bisa pergi lebih dulu. I'll go by myself," ujar Cameron setelahnya.

"Tapi, Pak..." Jack hendak memprotes karena CEO Harris Global harus diawasi oleh penjaga khusus ketika akan bepergian ke luar negeri.

Zara Francis kemudian berucap, "Oh tidak apa-apa, aku bisa mengantar Cameron. Aku tahu di mana landasan pacu pesawat pribadi Cameron."

Jack mendengar ucapan Zara yang seakan-akan sudah sangat mengenal atasannya. Maka, sekretaris pribadi pria itu tidak dapat melarangnya. Ia mengangguk cepat dan mengambil berkas yang berada di atas meja. Kemudian, ia berpamitan pada atasannya dan menghilang di balik pintu apartemen mewah Cameron William Harris.

"Tidak perlu repot-repot," Cameron berkata, ekspresinya masih biasa saja, meskipun Cameron berusaha terlihat senang dengan kejutan kecil ini untuk menghargai Zara.

Zara terkekeh, senyumnya manis. "Tidak apa-apa. Sepertinya, ini sudah menjadi kebiasaanku, Cams, memasak untukmu," balasnya. "Oh, kau dengar kabar tentang Ana? Kemarin aku mengiriminya pesan, dan katanya orang tuanya sudah pulih. Tapi ia akan tinggal lebih lama lagi di Boston."

Mr. Harris | Byeon WooseokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang