49

1.3K 150 120
                                    

Pemenang.

Sabrina tidak bisa memercayai apa yang dilihat dan dirasakannya. Tadi, ia berjalan ke atas panggung ditemani suaminya—Cameron William Harris. Di atas sana, ia mengucapkan banyak hal, terutama rasa syukurnya kepada semua tim yang membantu menyukseskan proyek filmnya. Dan tak lupa, wanita itu juga mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Cameron. Netranya berkaca-kaca ketika dengan berani, Sabrina berjinjit untuk mencari letak bibir penuh pria itu. Sabrina menciumnya lalu lupa segalanya.

Sabrina Harris melirik sekali lagi sebuah piala emas yang digenggamnya. Ada namanya terukir di plakat piala tersebut, diikuti judul film yang menjadi pemenang kategori Film Terbaik tahun ini.

Aku pemenangnya. Hatinya berkata. Dan untuk yang kesekian kalinya, wanita itu mencari tubuh tinggi dan tegap Cameron dan memeluknya. "Thank you, Cameron. Sungguh, tanpamu aku tidak akan berada di sini sekarang."

Sejenak, pria itu hanya membawa tubuh Sabrina semakin rapat dan berbisik. "I don't take much part in this one. It's you, Rin. Kamu yang berhasil. Jangan berterima kasih padaku. Thank yourself, Little Orange. Kamu yang bekerja keras, dan aku sangat bangga pada istriku yang sangat hebat."

Senyum terukir di bibir Sabrina. Cantik.

Pria itu mendekatkan bibirnya ke arah daun telinga Sabrina dan berbisik, "Apa kita bisa kabur dan pulang ke apartemen sekarang? Because, i have a present for my beautiful wife."

"Hadiah?"

"Yang tidak akan pernah kamu lupakan."

"Apa?"

Pada saat Cameron akan menjawab, terdengar suara dehaman di balik punggung wanita itu. Sabrina menoleh dan membelalak terkejut. Betapa ia mengingat wajah yang kini berdiri dengan anggun di depannya. "Alexa!"

"Ana." Alexa—teman kerjanya dulu di Studio Leonard—berlari dan memeluknya erat. "Kamu yang menang!" Serunya. "Ya Tuhan, kamu harus tahu bagaimana aku nyaris tidak bisa mengatupkan mulutku saat namamu yang disebut. I always knew, kamu yang akan memenangkannya. Oh film kamu sangat indah, Ana. Film kamu sangat menakjubkan. Apakah kamu tahu The Lonely Bird akan diputar di New Zealand tahun ini? Di depan seluruh petinggi UNICEF untuk memotivasi anak-anak di seluruh dunia agar berjuang menggapai mimpi dan hak-hak mereka?"

"Benarkah?"

"Argh! Aku sangat bangga menjadi temanmu, Ana. Sangat, sangat, sangaaaat bangga!" Wanita dengan gaun rumbainya yang berwarna biru cerah melepas dekapannya dan tersenyum sangat tulus pada Sabrina.

Malam itu, Sabrina berbincang banyak hal dengan Alexa. Mengulang kembali momen kebersamaan mereka sebagai rekan kerja. Sabrina tidak tahu bahwa Alexa juga datang. Dan ia sangat senang bertemu kembali dengannya. Sekarang, mungkin Alexa termasuk salah satu sahabatnya.

"Oh, Alexa, ini Cameron. Cameron, Alexa."

Dengan sopan dan ramah, Cameron menjabat tangan Alexa dan tersenyum. "Cameron William Harris."

"I was right. Anda adalah alasan Sabrina Tanuwidjaja mengikat rambutnya ketika datang ke kantor waktu itu. Iya 'kan, Ana?" katanya menggoda. Sabrina terkekeh kecil dan mengangguk untuk menjawabnya.

"Actually, Sabrina Harris now," ucap Cameron membuat Alexa akhirnya tersedak.

"Suamimu sangat posesif, Ana!"

Mr. Harris | Byeon WooseokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang